Virus: Sejarah Penemuan, Ciri-Ciri, Struktur Tubuh, serta Bentuknya
Pijar Belajar
||0 Minute Read|Review
5.0
Menurut Sobat Pijar, kenapa ya virus begitu ditakuti dan bisa menyebabkan kekacauan di dalam tubuh kita? Meskipun ukurannya kecil, tapi kok dampaknya begitu besar, ya? Lalu, apakah virus itu dianggap sebagai makhluk hidup atau hanya benda mati, ya?
Jika kamu penasaran, baca artikel ini dan temukan jawabannya, yuk!
Apa Itu Virus
Virus adalah suatu jenis mikroorganisme yang sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop.
Mereka bukan makhluk hidup seperti bakteri atau sel, karena mereka tidak memiliki sel atau struktur selular yang mandiri.
Sebenarnya, virus lebih mirip dengan parasit karena mereka harus menginfeksi sel-sel makhluk hidup lain untuk dapat berkembang biak dan bertahan hidup.
Saat virus berhasil masuk ke dalam tubuh inangnya, mereka akan mencari sel-sel yang cocok untuk diinfeksi. Setelah itu, mereka menyusup ke dalam sel tersebut dan mengambil alih mekanisme sel untuk memproduksi salinan-salinan virus baru.
Proses ini berlangsung terus menerus sampai sel inang terlalu lemah dan akhirnya pecah, melepaskan virus-virus baru untuk menyerang sel-sel lainnya.
Inilah sebabnya mengapa virus dapat menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih serius seperti HIV, SARS, dan COVID-19.
Virus dapat menyebar dengan cepat melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, atau melalui tetesan cairan tubuh yang keluar saat bersin atau batuk.
Sejarah Penemuan Virus
Sejarah Penemuan Virus menurut Adolf Mayer
Pada tahun 1878, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menjadi orang pertama yang mengamati gejala penyakit pada tumbuhan tembakau yang disebabkan oleh apa yang kemudian dikenal sebagai virus.
Ia mengamati bahwa getah dari tanaman yang terinfeksi dapat menyebabkan penyakit yang sama pada tanaman sehat saat diinokulasi. Penelitiannya tentang penyakit ini menjadi langkah awal dalam memahami klasifikasi dan karakteristik virus.
Sejarah Penemuan Virus menurut Dimitri Ivanowsky
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky, Seorang ilmuwan Rusia, melakukan penelitian lebih lanjut tentang penyakit tembakau yang ia temukan.
Ia menyimpulkan bahwa penyebab penyakit ini bukanlah bakteri karena berhasil melewati filter yang dapat menahan bakteri. Sehingga, agen penyebabnya pasti lebih kecil dari bakteri.
Ia menyimpulkan bahwa ada agen infeksius yang belum diketahui yang menjadi penyebab penyakit tersebut, dan inilah awal dari penemuan virus.
Sejarah Penemuan Virus menurut Martinus Beijerinck
Martinus Beijerinck, seorang ilmuwan Belanda, melanjutkan penelitian Ivanowsky dan berhasil melakukan isolasi virus pada tahun 1898.
Ia menamai agen infeksius ini dengan istilah "virus" yang berasal dari bahasa Latin yang berarti "racun".
Beijerinck juga menyadari bahwa virus bukanlah organisme hidup seperti bakteri karena tidak memiliki sel dan hanya dapat bereproduksi di dalam sel inang.
Sejarah Penemuan Virus menurut Meredith Stanley
Meredith Stanley, seorang ilmuwan Amerika Serikat, berperan penting dalam mengenali sifat kimia dari virus. Pada tahun 1935, ia berhasil mengisolasi kristal dari virus tobacco mosaic dan membuktikan bahwa virus ini terdiri dari asam nukleat dan protein.
Penelitiannya membantu memahami struktur dasar virus dan kontribusinya dalam bidang virologi sangatlah berarti.
Ciri-ciri Virus
Ciri-Ciri Virus Sebagai Makhluk Hidup
Berikut adalah penjelasan mengenai ciri-ciri virus sebagai makhluk hidup:
Reproduksi
Virus memiliki kemampuan untuk mereproduksi diri, tetapi tidak seperti makhluk hidup lainnya. Mereka hanya dapat mereplikasi diri dalam sel-sel inangnya dengan menggunakan mesin replikasi sel inang.
Virus menyuntikkan materi genetiknya ke dalam sel inang, memanfaatkan sel inang untuk menghasilkan salinan virus.
Struktur Genetik
Virus memiliki materi genetik berupa DNA atau RNA, tetapi tidak keduanya sekaligus. Mereka juga memiliki sedikit gen yang berkaitan dengan proses vital dan tidak memiliki struktur sel yang jelas seperti makhluk hidup lainnya.
Metabolisme
Virus tidak memiliki metabolisme sendiri. Artinya, mereka tidak dapat menghasilkan atau menggunakan energi secara mandiri. Mereka harus menggunakan sel inang untuk menghasilkan energi dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk mereplikasi diri.
Respon Terhadap Lingkungan
Virus tidak dapat merespons lingkungan dengan cara yang sama seperti makhluk hidup. Mereka bereaksi terhadap perubahan lingkungan, seperti suhu atau pH, hanya untuk tujuan memasuki sel inang atau bertahan hidup di dalamnya.
Pertumbuhan
Virus tidak tumbuh dengan cara seperti makhluk hidup lainnya. Mereka hanya dapat berkembang biak dengan menginfeksi sel inang dan mereplikasi diri di dalam sel tersebut.
Respon Terhadap Stimulus
Virus memiliki kemampuan untuk merespons stimulus kimia atau fisik dari sel inangnya, yang memungkinkan mereka untuk melepaskan materi genetik mereka ke dalam sel inang dan memulai proses replikasi.
Ciri-Ciri Virus Sebagai Benda Mati
Sebagai benda mati, virus memiliki ciri-ciri yang membedakannya dari makhluk hidup. Berikut adalah beberapa ciri-ciri virus sebagai benda mati:
Tidak Memiliki Sel
Virus tidak memiliki sel seperti makhluk hidup lainnya. Mereka terdiri dari materi genetik (DNA atau RNA) yang dibungkus oleh selubung protein, tetapi tidak memiliki organisme seluler seperti inti sel, sitoplasma, atau organel sel.
Tidak Memiliki Metabolisme Sendiri
Virus tidak memiliki sistem metabolisme yang berfungsi untuk menghasilkan energi atau mengubah nutrisi menjadi bahan yang diperlukan. Mereka tidak mampu menghasilkan energi atau melakukan proses biokimia seperti respirasi atau fotosintesis.
Tidak Dapat Tumbuh atau Berkembang
Virus tidak dapat tumbuh atau berkembang biak secara mandiri seperti makhluk hidup lainnya. Mereka hanya dapat mereplikasi diri dalam sel inangnya, menggunakan mekanisme sel inang untuk mereproduksi diri.
Tidak Dapat Merespons Lingkungan
Virus tidak dapat merespons lingkungan dengan cara yang kompleks seperti makhluk hidup. Mereka hanya dapat bereaksi terhadap kondisi lingkungan yang spesifik, seperti suhu atau pH, agar dapat bertahan hidup dan menginfeksi sel inang.
Tidak Dapat Bergerak Sendiri
Virus tidak memiliki kemampuan untuk bergerak sendiri. Mereka bergantung pada faktor eksternal, seperti angin, air, atau inang hidup, untuk membantu menyebar dari satu tempat ke tempat lain.
Tidak Dapat Reproduksi Diri Secara Mandiri
Virus tidak dapat mereproduksi diri secara mandiri. Untuk mereplikasi diri, mereka harus menginfeksi sel inang dan menggunakan mekanisme sel inang untuk menghasilkan salinan virus.
Struktur Tubuh Virus
Sumber: Repositori Kemdikbud
Struktur virus merupakan komponen-komponen penting yang membentuk tubuh atau badan virus.
Meskipun virus memiliki ukuran yang sangat kecil dan sederhana, struktur ini sangat krusial untuk fungsi dan kemampuan virus dalam menginfeksi sel inang dan menyebabkan penyakit.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai struktur virus:
Kepala
Kepala merupakan bagian terluar dari struktur virus dan juga sering disebut kapsid. Kepala ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan materi genetik virus.
Kapsid umumnya memiliki bentuk dan simetri yang khas, seperti ikosahedral (berbentuk bola dengan permukaan datar) atau heliks (berbentuk tabung berulir).
Di dalam kepala, terdapat materi genetik virus, yang dapat berupa DNA atau RNA. Materi genetik ini berperan dalam mengendalikan seluruh aktivitas virus, termasuk sintesis protein dan reproduksi diri.
Leher
Leher merupakan bagian yang menghubungkan kepala dengan ekor. Struktur leher ini sangat penting karena berperan dalam menyambungkan dan melindungi materi genetik virus di dalam kepala. Leher ini dapat memiliki variasi bentuk tergantung pada jenis virusnya.
Ekor
Ekor merupakan bagian terakhir dari struktur virus. Bentuk ekor ini dapat berbeda-beda antara satu jenis virus dengan jenis lainnya. Ekor berperan penting dalam proses pelekatan (adsorpsi) dan penempelan virus pada sel inangnya.
Selain itu, ekor juga berfungsi sebagai jalur untuk menyampaikan materi genetik virus ke dalam sel inang. Setelah virus menempel pada permukaan sel inang dan melepaskan materi genetiknya melalui ekor, sel inang kemudian akan terinfeksi dan virus akan mulai bereplikasi dan berkembang di dalamnya.
Penting untuk diingat bahwa struktur virus dapat berbeda-beda tergantung pada jenis virusnya. Ada berbagai macam virus yang memiliki struktur unik dan beragam.
Beberapa virus memiliki selubung luar (envelope) yang melindungi struktur inti, sementara yang lainnya tidak memiliki selubung dan hanya memiliki kapsid yang melindungi materi genetiknya.
Meskipun virus merupakan parasit yang tidak memiliki kehidupan mandiri, struktur yang dimilikinya memungkinkan mereka untuk menjadi agen infeksi yang efisien dan berhasil menyebabkan penyakit pada organisme inangnya.
Bentuk-bentuk Virus
Virus memiliki beragam bentuk yang unik dan bervariasi. Berikut beberapa bentuk-bentuk virus beserta gambarnya :
Bentuk-bentuk virus adalah sebagai berikut:
- Bentuk batang, seperti TMV (Tobacco Mosaic Virus).
- Bentuk batang dengan ujung oval seperti peluru, contohnya Rhabdovirus.
- Bentuk bulat, seperti HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan Orthomyxovirus.
- Bentuk filamen (benang), seperti virus Ebola.
- Bentuk polihedral, seperti Adenovirus.
- Bentuk seperti huruf T, seperti bakteriofag, yaitu virus yang menyerang bakteri Escherichia coli.
Sumber: Repositori Kemdikbud
Baca juga: Animalia: Pengertian, Ciri-Ciri, Klasifikasi, dan Peranannya
__________________________
Nah, demikianlah pembahasan kita tentang virus, Sobat Pijar! Semoga membantumu memahami pelajaran di sekolah, ya!
Jika tertarik belajar materi ini lebih lanjut, Pijar Belajar bisa membantumu, nih. Ada ratusan konten pelajaran dalam bentuk rangkuman, mini quiz, hingga latihan soal yang menanti untuk kamu akses, lho!
Tunggu apa lagi? Unduh Pijar Belajar sekarang juga!