Unsur-Unsur Kalimat, Ciri-Ciri, dan Contoh Pola Kalimat
Pijar Belajar
||0 Minute Read|Review
5.0
Isi Artikel
Sobat Pijar pernah disuruh membuat teks karangan atau tulisan dengan tema tertentu? Ketika menulis sebuah teks, tentu di dalamnya kita menyusun beberapa kata hingga membentuk sebuah kalimat utuh dan menjadi paragraf. Dalam artikel kali ini, Pijar Belajar mau ajak kamu kenalan sama unsur-unsur kalimat.
Nah, agar kalimat yang dibuat benar, maka kalimat harus tersusun oleh beberapa unsur kalimat. Selain memahami apa saja unsur kalimat, Sobat Pijar juga harus memahami cara penempatan susunan masing-masing unsur tersebut dalam kalimat.
Unsur kalimat seperti subjek, objek, predikat, keterangan dan pelengkap tidak bisa diletakkan sembarangan di dalam kalimat. Oleh karena itu, dalam artikel ini kita juga akan mengenal pola kalimat.
Baca juga: Jenis Kalimat dan Contohnya, Sudah Tahu?
Apa Itu Kalimat
Secara sederhana, kalimat bisa didefinisikan sebagai gabungan beberapa kata yang disusun mengikuti pola aturan tertentu. Menurut para ahli seperti Soedjito dan Saryono, kalimat didefinisikan sebagai satuan bahasa yang terdiri dari susunan kata atau kelompok kata yang memiliki arti.
Kalimat juga memiliki pola intonasi akhir yang menunjukkan kapan suatu kalimat berakhir atau berhenti. Sebuah kalimat utuh akan memberikan pikiran yang lengkap kepada pembaca atau pendengar.
Kalimat sendiri terdiri dari beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan klausa penyusunnya. Kalimat tunggal hanya terdiri dari satu buah klausa sementara kalimat majemuk terdiri dari sejumlah klausa. Klausa penyusun kalimat majemuk ada yang berkedudukan setara dan tidak setara.
Memahami kalimat lengkap dengan unsur-unsur pembentuk kalimat sangat penting mengingat kalimat adalah salah satu satuan bahasa dasar agar bisa membentuk sebuah tulisan dan karangan utuh. Mereka yang ingin berkecimpung di bidang sastra dan tulis-menulis wajib memahami kalimat dan unsur di dalamnya.
Tulisan yang baik disusun oleh kalimat efektif dengan unsur-unsur kalimat yang tepat. Unsur kalimat pembentuk kalimat efektif digunakan dalam penulisan teks formal seperti teks deskripsi, teks berita, teks prosedur dan sebagainya.
Sementara itu, kalimat tidak efektif biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari ataupun teks non formal.
Ciri-Ciri Kalimat
Kalimat bisa berbentuk tulisan maupun lisan. Namun, bagaimana caranya membedakan suatu ucapan atau tulisan adalah kalimat atau bukan? Caranya tentu saja dengan memperhatikan ciri-ciri kalimat sebagai berikut:
- Kalimat yang disajikan melalui tulisan diawali dengan huruf kapital serta diakhiri dengan tanda titik, tanpa seru ataupun tanda tanya.
- Kalimat sudah mengandung pemikiran yang jelas dan lengkap.
- Kalimat yang disampaikan secara lisan umumnya akan memiliki intonasi rendah di awal kemudian rendah lagi di akhir.
- Kalimat efektif paling tidak sudah tersusun oleh subjek dan predikat.
- Apabila kalimat mempunyai lebih dari satu klausa maka dihubungkan menggunakan konjungsi atau kata hubung.
- Kalimat disusun oleh unsur-unsur kalimat yang teratur dan seirama dengan fungsi SPOK.
Unsur-Unsur Kalimat
Susunan kata dan klausa bisa menyusun satu kalimat efektif apabila sudah memenuhi unsur di dalamnya. Beberapa unsur-unsur kalimat meliputi subjek (S), objek (O), keterangan (K), predikat (P) dan pelengkap (Pel).
1. Subjek
Sobat Pijar tentu sering mendengar istilah subjek ketika membahas mengenai kalimat atau sebuah karya tulis. Lantas, apa itu subjek? Subjek bisa dibilang merupakan unsur kalimat penting karena menandai siapa pihak yang berperan sebagai pelaku dalam kalimat.
Subjek pada kalimat umumnya berupa kata benda atau nomina dan diletakkan sebelum unsur predikat serta kata kerja. Subjek juga bisa berupa klausa dan frasa. Subjek berupa kata benda seperti benda mati umumnya ada pada kalimat pasif. Sementara itu, subjek berupa orang umumnya berbentuk kalimat aktif.
Kebanyakan kalimat akan menempatkan subjek di awal kalimat, meski ada kalanya subjek ditempatkan di akhir dengan pola kalimat tertentu. Contoh subjek pada kalimat efektif di bawah ini:
- Ani belajar di ruang tamu.
- Buku di perpustakaan banyak dipinjam oleh Bu Guru.
2. Predikat
Predikat adalah bagian dari kalimat yang bertugas sebagai penanda mengenai hal yang dinyatakan oleh penulis mengenai subjek. Predikat sendiri bentuknya macam-macam, bisa berupa verba atau kata kerja, frasa verba, kata sifat atau adjektif, frasa adjektiva, frasa nominal, frasa numeralia, maupun propesional.
Frasa numeral, frasa nominal dan frasa preposisional umumnya digunakan pada kalimat dengan pola subjek predikat (S-P) Karena predikat berfungsi sebagai penjelas dari subjek, maka predikat umumnya diletakkan sesudah subjek.
Di bawah ini adalah contoh predikat yang ada pada kalimat:
- Pak Yudi sedang mencuci mobil.
- Yuni punya sepuluh buku.
3. Objek
Objek merupakan unsur-unsur kalimat berupa pelengkap kalimat yang akan melengkapi verba atau kata kerja. Objek akan berperan sebagai sesuatu yang dikenai perbuatan atau diuntungkan oleh perbuatan. Predikat dengan verba aktif transitif akan diikuti oleh objek di belakangnya.
Pada umumnya, objek berupa kata benda maupun frasa kata benda. Kalimat sederhana di bawah ini adalah contoh objek:
- Diana sedang menanak nasi di dapur.
- Budi sedang mengerjakan ulangan Matematika.
4. Pelengkap
Unsur-unsur kalimat berikutnya adalah pelengkap (Pl) atau disebut komplemen. Pelengkap merupakan bagian dari kalimat yang diletakkan di belakang predikat. Posisi pelengkap yang ada di belakang predikat membuat banyak orang kesulitan membedakannya dari objek.
Padahal, unsur pelengkap berbeda dari objek. Sobat Pijar bisa membedakan objek dan pelengkap dengan mengubah bentuk kalimat dari pasif menjadi aktif, maupun sebaliknya. Dalam kalimat pasif, objek bisa berubah menjadi subjek, sedangkan pelengkap tidak.
Selain itu, umumnya pelengkap juga berdampingan dengan predikat berimbuhan ber-an, ter-, ber-, ber-kan dan beberapa kata lainnya seperti berdasarkan, merupakan, menjadi.
Fungsi dari pelengkap adalah untuk melengkapi predikat, sehingga informasi dalam kalimat menjadi lebih jelas dan lengkap. Berikut contoh kalimat pelengkap:
- Andi bersepeda keliling kota.
- Budi merupakan anak sulung.
- Kartika adalah seorang perawat.
5. Keterangan
Keterangan adalah salah satu unsur-unsur kalimat yang tidak termasuk ke dalam inti kalimat. Fungsi dari keterangan adalah untuk meluaskan isi kalimat maupun sebagai pembatas antara makna predikat atau makna subjek.
Karena fungsi dari keterangan untuk meluaskan kalimat dan menerangkan bagian kalimat, maka keterangan bisa dimasukkan sesudah predikat, objek, pelengkap serta di bagian awal kalimat.
Keterangan dikelompokkan menjadi beberapa jenis, diantaranya seperti keterangan waktu, keterangan tempat, keterangan alat dan sebagainya. Agar Sobat Pijar bisa lebih memahami bentuk-bentuk keterangan pada kalimat, di bawah ini beberapa contoh kalimat keterangan:
- Kakak sedang pergi les ke pusat kota.
- Budi sedang memanen sayur di pagi hari.
Pola Kalimat
Pola kalimat merupakan struktur penyusunan unsur-unsur kalimat menjadi satu rangkaian kalimat yang padu. Pola kalimat bisa saja hanya terdiri dari minimal dua unsur, yakni subjek dan predikat. Akan tetapi, tak jarang pola kalimat juga tersusun dari unsur-unsur kalimat yang lengkap.
Berikut beberapa contoh pola kalimat berdasarkan unsur-unsur kalimat:
1. Kalimat Berpola S-P (Subjek Predikat)
Pola kalimat pertama yang paling sederhana adalah kalimat S-P (Subjek dan Predikat). Predikat pada kalimat dengan pola S-P bisa berbentuk kata kerja, kata sifat dan kata bilangan. Berikut contoh kalimat berpola S-P, "Mereka (S) sangat ramah (P)."
2. Kalimat Berpola S-P-O (Subjek, Predikat dan Objek)
Pola kalimat berikutnya terdiri dari subjek, predikat dan objek sehingga lebih lengkap. Contoh kalimat dengan pola S-P-O adalah "Andi (S) sedang mencuci (P kata kerja) mobil (O)".
3. Kalimat Berpola S-P-Pel (Subjek, Predikat dan Pelengkap)
Pola kalimat ini terdiri dari unsur pembentuk kalimat meliputi subjek, predikat serta unsur pelengkap. Contoh dari kalimat yang menggunakan pola S-P-Pel adalah "Ami (S) terjatuh (P) dari sepeda (Pel)".
4. Kalimat Berpola S-P-K (Subjek, Predikat dan Keterangan)
Pola kalimat selanjutnya ditambahkan unsur kalimat berupa keterangan, baik keterangan tempat, keterangan waktu dan keterangan lainnya. Contoh kalimat dengan pola S-P-K adalah "Andi (S) pergi (P) ke pasar (Keterangan tempat)".
5. Kalimat Berpola S-P-O-K (Subjek, Predikat, Objek dan Keterangan)
Pola kalimat juga bisa tersusun dari unsur-unsur berupa subjek, predikat, objek dan keterangan sehingga lebih lengkap. Pola kalimat ini terkenal sebagai kalimat SPOK. Contoh kalimat mengikuti pola kalimat SPOK adalah "Bibi (S) mencuci (P) baju (O) di halaman belakang rumah (Keterangan tempat)".
Nah, setelah kita menyimak seluruh penjelasan di atas, coba asah pehamanmu dengan mengerjakan latihan-latihan soal di Pijar Belajar, yuk! Klik banner di bawah ini untuk mulai mengakses ribuan latihan soal lengkap dengan pembahasan dan rangkuman materi Pijar Belajar.
__________________________________________________________
Baca juga: Penulisan Singkatan dan Akronim yang Tepat
Unsur-unsur kalimat terdiri dari subjek, objek, predikat, keterangan dan pelengkap. Untuk membentuk satu kalimat utuh dan efektif memang tidak harus mengandung seluruh unsur kalimat. Namun, setiap unsur tersebut memiliki posisi dan fungsi yang berbeda-beda terhadap pembentukan kalimat.
Bagaimana? Kamu sudah semakin paham belum dengan unsur-unsur kalimat dan pola kalimat? Sekarang, coba uji pemahaman dan kemampuanmu di aplikasi Pijar Belajar, yuk! Melalui aplikasi Pijar Belajar, kamu bisa mengakses ribuan konten soal kapan saja dan dimana aja, mulai dari latihan soal hingga video materi.
Jadi, kamu sudah nggak perlu repot lagi, deh, kalau mau belajar!
Download Pijar Belajar sekarang!