Tektonisme – Gerak Patahan, Lipatan, dan Dampaknya
Superadmin
||0 Minute Read|Review
5.0
Halo Sobat Pijar! Sebelum dijelaskan pada konsep tektonisme, ada fun fact menarik nih soal gunung. Ada yang tahu nggak kenapa gunung bisa terbentuk? Yup, salah satu penyebab terbentuknya gunung adalah karena adanya aktivitas tektonisme.
Gunung yang terbentuk akibat tektonisme bisa berupa gunung api aktif maupun tidak. Penyebabnya adalah gerak konvergen. Jadi, jika lempeng yang menabrak adalah kerak benua dan samudera, maka terbentuk gunung api aktif.
Akan tetapi, jika lempeng yang bertabrakan adalah kerak benua dan kerak benua, maka akan menghasilkan bentang alam pegunungan yang tidak aktif. Gerakan tersebut dipengaruhi karena pergerakan lempeng.
Jadi penasaran, ya, dengan tektonisme ini. Kira-kira sebenarnya apa ya tektonisme itu? Lalu, bagaimana gerakan tektonisme dan dampak yang ditimbulkannya? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
Pengertian Tektonisme
Tektonisme adalah tenaga endogen yang bisa mengakibatkan terjadinya perubahan letak (dislokasi) atau perubahan bentuk (deformasi) dari lempeng bumi. Tenaga endogen itu apa, ya? Penjelasan tentang tenaga endogen sudah pernah Pijar Belajar bahas, nih, dalam artikel sebelumnya. Coba simak terlebih dahulu, yuk!
Sobat Pijar pasti tahu bahwa permukaan bumi dibentuk oleh lapisan batuan yang dikenal dengan litosfer atau kerak bumi. Litosfer ini mengalami pergerakan karena pada dasarnya kulit bumi punya ketebalan yang rendah.
Hal ini membuat lapisan litosfer mudah pecah atau mengalami potongan. Nah, gerakan dari dalam bumi yang menyebabkan hal tersebut adalah tektonisme. Lalu, perpotongan lempeng yang dihasilkan oleh gerakan tektonik disebut dengan lempeng tektonik.
Penjelasan lengkap tentang lapisan litosfer juga sudah pernah Pijar Belajar bahas, lho. Coba simak dalam artikel berikut ini, ya.
Gerak Tektonisme
Setelah kita mengenal pengertian tektonisme, sekarang Pijar Belajar mau kasih tahu kamu tentang bentuk gerakan tektonisme, nih. Gerak tektonisme terbagi menjadi dua, yaitu epirogenetik dan orogenetik.
1. Epirogenetik
Gerak epirogenetik termasuk dalam gerakan naik turunnya lempeng bumi yang terjadi pada daerah luas dengan waktu lambat. Gerak epirogenetik ini terbagi lagi menjadi dua. Apa saja, ya?
- Gerak epirogenetik positif: gerakan yang membuat daratan turun. Jadi, permukaan air lautnya yang seolah-olah naik.
- Gerak epirogenetik negatif: gerakan yang membuat daratan menjadi naik sehingga permukaan air laut terlihat seolah-olah mengalami penurunan.
2. Orogenetik
Jenis kedua dari pergerakan lempeng adalah orogenetik. Gerakan ini terjadi di daerah yang sempit sehingga waktu yang dibutuhkan juga terbilang cepat. Gerak orogenetik ini menghasilkan beberapa peristiwa alam seperti lipatan dan patahan. Yuk, kenalan dengan lipatan dan patahan!
Proses Lipatan
Proses lipatan merupakan salah satu bentuk gerak orogenetik. Dalam prosesnya, lipatan terjadi pada dua bagian, yaitu daerah bagian rendah (sinklinal) dan bagian daerah tinggi (antiklinal). Sinklinal dan Antiklinal ini dapat disebabkan karena tektonis konvergensi vulkanisme dan seisme yang pertemuan antar lempeng saling bertumbukan.
Ada beberapa jenis jenis lipatan yang perlu diketahui Sobat Pijar. diantaranya sebagai berikut:
- Proses lipatan tegak: terjadi perlipatan yang diantara kedua lempengnya punya kekuatan sama sehingga terbentuklah lapisan yang menonjol dengan terlihat seimbang.
- Proses lipatan miring: lipatan ini terbentuk dari lipatan tegak. Namun, lipatan tersebut terus mengalami tekanan dari salah satu sisi sehingga tidak tegak lagi tetapi miring ke salah satu sisinya.
- Proses lipatan menggantung: lipatan ini mirip dengan lipatan miring. Namun, hal ini dilakukan secara terus-menerus sehingga mendapatkan dorongan untuk menghasilkan puncak menggantung.
- Proses lipatan rebah: sesuai dengan namanya, gambar proses lipatan rebah ini sama seperti benda yang merebah dan landai. Hal ini terjadi akibat dari adanya dorongan melintang yang hanya dari satu arah saja.
- Proses lipatan pegunungan: terjadi ketika ada dua lempeng tektonik yang bergerak sehingga lapisan sedimen di dasar laut melipat dan mengerut. Batuan sedimen muncul di atas permukaan sehingga terbentuklah lipatan pegunungan.
Proses Patahan
Proses terjadinya patahan berasal dari tenaga endogen pada lapisan batuan yang keras dan padat. Tekanan dari tenaga endogen tersebut membuat lapisan batuan tidak langsung melipat, tetapi mengalami keretakan dan akhirnya mengalami proses patahan tanah.
Saat mengalami patahan, lapisan batuan terbagi menjadi dua, yaitu bagian yang mengalami penurunan sehingga membentuk lembah dan bagian yang mengalami kenaikan sehingga terbentuknya patahan.
Bagian yang mengalami penurunan ini disebut dengan graben atau slenk, sedangkan bagian punggung atau puncaknya disebut dengan horst.
Ternyata, bentuk patahan juga macam-macam, lho. Berikut jenis patahan yang perlu kamu tahu.
- Sesar Geser, yaitu jenis patahan yang bergesekan secara berlawanan arah dengan arah mendatar. Ciri dari sesar geser diantaranya meliputi adanya gaya gesek dan perpindahan lapisan tanah secara berlawanan. Contoh sesar geser ini ada di San Andreas di California.
- Sesar Naik, yaitu jenis patahan yang dicirikan dengan salah satu batuan mengalami pergeseran ke atas, sedangkan batuan lainnya turun ke bawah. Hal ini terjadi ketika dua lempeng tektonik saling bertumbukan. Pada kondisi sesar ini, gaya maksimumnya bekerja di bagian horizontal. Batuan yang ditekan membuat bagian lainnya naik ke atas. Contoh daerah sesar naik dapat dilihat dari adanya sabuk pegunungan.
- Sesar Turun, disebut juga sesar normal, merupakan jenis patahan yang terbentuk karena gaya gravitasi. Sesar ini mengakibatkan gaya tekan menjadi maksimum ke arah vertikal. Akibatnya, hal ini membuat salah satu batuan bergerak ke bawah. Bagian lempeng yang mengalami penurunan ini disebut dengan graben. Kamudian, bagian yang naik disebut horst. Sesar turun ini umumnya banyak yang berpasangan. Contohnya adalah sesar turun Semangko yang ada di Sumatera.
Supaya kamu semakin mudah memahami proses patahan, berikut gambar proses patahan yang bisa kamu simak.
Dampak Positif dan Negatif Tektonisme
Setelah Sobat Pijar belajar berbagai jenis tektonisme dan ciri khasnya, selanjutnya kita akan mengenal tektonisme dan pengaruhnya untuk kehidupan. Tektonisme sendiri memiliki pengaruh positif dan negatif. Kita bahas pengaruh positifnya dulu, yuk.
Salah satu pengaruh atau dampak positif tektonisme adalah menghasilkan keanekaragaman bentuk bumi. Contohnya saja bentuk lipatan menghasilkan pegunungan dan perbukitan yang indah.
Selain itu, sesar juga membuat kenampakan bumi tidak rata karena ada yang tinggi dan ada juga yang rendah. Hal ini akan membantu dalam menciptakan habitat yang lebih beragam dan luas.
Selain dampak positif, ada juga dampak negatif dari pergerakan lempeng, yaitu munculnya berbagai bencana alam seperti gempa bumi.
Sobat Pijar tahu nggak, kenapa Indonesia sering mengalami gempa bumi? Hal ini karena secara geografis, Indonesia terletak di bagian Cincin Api Pasifik atau yang disebut dengan Ring of Fire.
Disebut demikian, karena terjadi pertemuan tiga lempeng tektonik diantaranya adalah Lempeng Indo Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Hal inilah yang menjadikannya sering dilanda bencana gempa bumi bahkan tsunami karena seringnya terjadi tumbukan lempeng.
Tak hanya gempa bumi, pergerakan lempeng juga mengakibatkan terjadinya bencana seperti tanah longsor. Hal ini karena terbentuknya dua bagian lapisan batuan seperti daerah yang tinggi dan rendah sehingga tanah ini mengalami longsor.
___________________________________________________________________
Baca juga: Rotasi dan Revolusi Bumi - Perbedaan dan Akibatnya
Proses tektonisme termasuk gejala alam yang terjadi di permukaan bumi. Peristiwa ini bisa menyebabkan lipatan, patahan, atau pergeseran yang membentuk struktur permukaan bumi. Berbagai dampak dari tektonisme pun dapat kita rasakan, seperti munculnya kenampakan alam pegunungan dan juga terjadinya gempa bumi.
Wah, menarik sekali ya penjelasan tentang tektonisme ini. Bagaimana? Apakah Sobat Pijar sudah paham dengan penjelasan di atas? Sekarang, kita coba uji pemahamanmu dengan mengerjakan soal-soal di Pijar Belajar, yuk!
Melalui Aplikasi Pijar Belajar, kamu bisa mengakses berbagai latihan soal lengkap dengan video pembahasannya. Nggak cuma untuk jenjang SMA saja, untuk jenjang SD dan SMP juga ada, lho. Lengkap banget, kan?
Yuk, download Pijar Belajar dan rasakan keseruan belajarnya!