Struktur dan Pola Keruangan Kota Lengkap dengan Gambarnya
Superadmin
||0 Minute Read|Review
5.0
Isi Artikel
Apa yang terlintas di benak Sobat Pijar ketika mendengar kata “kota”? Apakah kamu membayangkan gedung tinggi dan jalan raya yang selalu ramai? Well, hal itu memang termasuk ciri-ciri kota, ya. Namun, di sisi lain, ada juga pola keruangan kota yang menjadi ciri khasnya.
Ada banyak cara untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan kota. Pada kesempatan ini, Sobat Pijar akan belajar apa saja ciri tersebut mulai dari ciri pola keruangan, masyarakatnya, sampai jenis dari pola di perkotaan. Yuk, kita simak bersama!
Baca juga: Indeks Pembangunan Manusia dan Cara Menghitungnya
Apa itu Kota?
Sebelum kita bahas lebih lanjut tentang pola keruangan kota, ada baiknya kita kenalan dulu, nih, sama definisinya. Kota adalah sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan adanya kepadatan penduduk yang tinggi, kehidupan yang bersifat materialistis, dan ada tingkatan sosial-ekonomi yang beragam.
Amos Rapoport, arsitek dari Polandia membuat definisi sendiri tentang kota. Menurutnya, kota adalah pemukiman yang relatif besar, punya penduduk yang padat, dan permanen yang di dalamnya terdapat beberapa kelompok yang berbeda-beda.
Apa Ciri Fisik Kota?
Jika mendengar istilah kota, Sobat Pijar mungkin akan membayangkan gedung-gedung pencakar langit dan juga sistem transportasi yang terpadu, ya. Hal ini nggak mengherankan karena gedung dan transportasi maju merupakan salah satu ciri-ciri kota. Nah, kota sendiri bisa kamu kenali melalui dua ciri, yaitu ciri fisik dan ciri sosial (masyarakat kota).
Ciri fisik kota biasanya berkaitan dengan fasilitas dan sarana yang menunjang kehidupan. Adapun, contohnya seperti berikut:
- Ada tempat parkir yang luas untuk kebutuhan alat transportasi pribadi.
- Tempat atau ruang dari berkumpulnya warga di kota. Tempat berkumpulnya pusat kegiatan sosial seperti mall, alun-alun, dsb. Itulah yang membuat ciri pola keruangan kota adalah bergantung pada faktor morfologi kota dan etos masyarakat kota.
- Ada sarana olahraga dan lapangan yang luas karena biasa digunakan mengadakan acara besar dan menampung banyak orang.
- Terdapat pasar induk untuk memenuhi kebutuhan pangan dan rumah tangga.
Bagaimana Ciri-Ciri Masyarakat Kota?
Berikutnya akan dibahas tentang ciri dari masyarakat kota (sosial). Apabila sebelumnya terkait dengan ciri fisik, maka pada penilaian kali ini berdasarkan dari sifat masyarakat di perkotaan. Penasaran, apa saja sih cirinya? Yuk, langsung saja lihat penjelasannya berikut:
- Jenis pekerjaan. Berdasarkan pekerjaan, masyarakat kota memiliki berbagai jenis bidang pekerjaan yang bisa ditemui. Mulai dari pegawai kantor, dosen, buruh pabrik, pedagang, sampai pekerja serabutan.
- Tingkat pendapatan. Semakin tinggi pendapatan yang diperoleh, maka semakin tinggi pula strata sosial yang dimiliki oleh orang tersebut. Umumnya tingkat pendapatan di perkotaannya ini menimbulkan kesenjangan sosial karena tidak merata.
- Memiliki barang unik dan mahal yang menjadi tolak ukur dari kalangan sosial tertentu.
- Sistem kekerabatan. Kota menganut individualitas sehingga sistem yang dijalankan berdasarkan pada kepentingan atau patembayan. Hal ini membuat ikatan sosial yang terjalin relatif lemah.
- Mobilitas tinggi. Masyarakat kota terkenal dengan mobilitas penduduk yang tinggi karena majunya transportasi dan sering bepergian karena pekerjaan.
- Cara berpikir. Di kota, sudah Sobat Pijar ketahui kalau pemikiran masyarakatnya tergolong lebih rasional. Hal ini menjadikan masyarakatnya cenderung mengejar gaya hidup mewah dan meningkatkan penghasilan yang diperolehnya.
Bagaimana Pola Keruangan Kota?
Sobat Pijar dapat mempelajari konsep keruangan kota berdasarkan berbagai teori. Pada dasarnya, kota memiliki berbagai ciri khasnya masing-masing. Perubahan pola keruangan perkotaan dipengaruhi oleh sumber daya atau sektor utama yang menggerakkan aktivitas kota.
Contohnya ada kota yang terkenal dengan ekonomi kreatif, ada juga yang kuat dalam industri, dsb. Jadi, ciri yang menunjukkan pola keruangan kota adalah dari faktor fisik, sosial, dan berdasarkan pada aspek keruangan.
Gambar pola keruangan kota akan dijelaskan dalam pembahasan di bawah ini.
1. Pola Sentralisasi
Pola keruangan kota yang pertama adalah pola sentralisasi dimana kegiatan kotanya cenderung bergerombol atau mengelompok di satu wilayah induk.
Hal ini terjadi karena ada wilayah induk dimana terdapat pusat kebutuhan sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2. Pola Desentralisasi
Berbeda dari pola sentralisasi, desentralisasi merupakan pola keruangan kota yang punya persebaran yang menjauh dari pusat kota.
3. Pola Nukleasi
Berikutnya adalah pola nukleasi dimana terdapat persebaran kegiatan kota yang hampir menyerupai pola sentralisasi. Namun skala ukurannya lebih kecil. Inti aktivitas perkotaan ada di wilayah utama.
4. Pola Segresi
Pola keruangan kota terakhir adalah pola segresi. Ciri dari pola ini adalah persebarannya terpisah berdasarkan keadaan sosial, budaya, dan ekonomi.
Bagaimana Struktur Ruang Kota?
Berdasarkan modul Geografi kelas XII (2020), struktur ruang kota terdiri dari beberapa bagian. Berikut adalah beberapa teori yang menjadi landasannya.
1. Teori Konsentris
Teori konsentris dikemukakan oleh Ernest Burgess yang merupakan sosiolog dari Kanada. Menurutnya, teori tersebut menjelaskan struktur kota yang memiliki perkembangan secara teratur.
Dalam teori konsentris, inti kota merupakan zona 1 yang merupakan kegiatan dari bisnis dan pemerintahan.
Selanjutnya, ada zona 2 yang berguna untuk pusat kota atau peralihan. Biasanya, ada banyak aktivitas perdagangan dan industri di zona tersebut.
Di pembagian zona 3 difungsikan untuk wilayah pemukiman bagi pekerja atau buruh. Zona 3 dipilih untuk pemukiman disebabkan agar biaya transportasi dari lokasi tempat tinggal ke tempat kerja tidak terlalu mahal dan jauh.
Di zona 4, Sobat Pijar akan menemukan tempat tinggal pekerja mirip seperti pekerja 1. Namun, bedanya zona ini digunakan untuk kelas menengah atau yang memiliki pendapatan tinggi dan jabatan yang baik. Mereka lebih memilih tinggal di daerah yang jauh untuk menghindari kepadatan penduduk.
Terakhir, ada zona 5 yang berisi warga yang ingin tempat tinggal tenang dan jauh dari keramaian. Umumnya di zona ini ditempati oleh orang dengan jabatan yang tinggi.
Gambar teori konsentris bisa dilihat seperti berikut.
2. Teori Ketinggian Bangunan
Teori berikutnya adalah teori ketinggian bangunan. Berdasarkan teori ini, dijelaskan bahwa ketinggian bangunan merupakan faktor yang penting dalam membangun kota yang baik. Hal ini karena ketinggian bangunan akan menentukan tingkat kenyamanan dari masyarakat perkotaan.
Menurut Bergel, ketinggian bangunan dalam struktur kota berguna untuk memenuhi hak manusia dalam hal mendapatkan sinar matahari, menikmati alam, dsb yang membuat seseorang yang tinggal di rumah vertikal ini menjadi lebih nyaman.
3. Teori Sektoral
Teori sektoral adalah teori yang dibuat oleh Hormet Hoyt di tahun 1930. Sobat Pijar bisa dengan mudah membedakan teori ini dibandingkan dengan teori konsentris. Hal ini karena teori ini berkebalikan dengan wilayah konsentris.
Jadi, bisa dikatakan bahwa struktur kota untuk teori sektoral tumbuh tidak teratur. Pertumbuhannya tidak dimulai dari pusat kota, tetapi bisa dari sektoral lain yang akhirnya menyebar ke segala arah dengan tidak teratur.
Gambar teori sektoral dapat terlihat dengan jelas di bawah ini.
4. Teori Inti Ganda
Teori inti ganda dikemukakan oleh Edward Ullman dan C.D Harris yang merupakan teori yang lebih kompleks dibandingkan teori lainnya. Pembagian kota tidak hanya dari pusat kota saja, tetapi bisa dari inti lain yang terpisah.
Inti ini kemudian berkembang menurut pemanfaatannya. Jadi, tak heran jika namanya adalah inti ganda karena terdapat dua inti yang membuat struktur kota berkembang. Contoh kota teori inti ganda di Indonesia seperti CBD (Central Business District) Sudirman di Jakarta Selatan.
Gambar teori inti ganda sebagai berikut:
________________________________________________________________________
Baca juga: Dinamika Kependudukan Indonesia – Materi Geografi Kelas XI
Struktur dan pola keruangan kota ini sudah Sobat Pijar pahami dengan baik. Adanya berbagai teori ini menjelaskan bahwa setiap wilayah kota memiliki bentuk pola dan struktur yang beragam berdasarkan faktor fisik dan sosial yang terjadi sehingga tidak bisa disamakan dengan mudah. Bagaimana, menarik bukan?
Pelajari lebih banyak seputar Pola Keruangan Kota dan materi Geografi lainnya di Pijar Belajar, yuk! Pijar Belajar merupakan aplikasi bimbel online yang menyediakan berbagai konten pembelajaran untuk siswa SD, SMP, dan SMA. Semua konten pembelajaran, mulai dari latihan soal hingga pembahasannya, bisa kamu akses kapan saja dan dimana saja, lho!
Yuk, download Pijar Belajar sekarang!