Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup: Pengertian, Prinsip Dasar, Tujuan, dan Macam-Macamnya
Pijar Belajar
||0 Minute Read|Review
5.0
Isi Artikel
Sobat Pijar, kamu pasti tau dong bahwa ada burung yang kelihatannya mirip, tapi ternyata beda jenis. Atau, ada serangga yang kelihatannya sama semua, tapi ternyata ada yang bisa gigit dan ada yang nggak.
Gimana ya cara para ilmuwan membedakan jenis hewan-hewan tersebut? Biar tahu lebih banyak, yuk kita baca artikel ini! Selamat membaca, Sobat Pijar!
Pengertian Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup
Sistem klasifikasi makhluk hidup adalah cara kita mengelompokkan dan mengorganisir berbagai jenis makhluk hidup di dunia ini berdasarkan kesamaan ciri-ciri mereka. Ilmu yang mempelajari klasifikasi makhluk hidup disebut Taksonomi.
Dengan menggunakan sistem klasifikasi, kita bisa memahami hubungan antara berbagai spesies dan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang keanekaragaman hayati.
Sistem klasifikasi biasanya didasarkan pada prinsip bahwa makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri yang mirip, lebih dekat hubungannya satu sama lain daripada dengan makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri yang berbeda.
Oleh karena itu, makhluk hidup dikelompokkan ke dalam tingkatan taksonomi yang berbeda-beda, mulai dari tingkatan yang lebih luas hingga yang lebih spesifik.
Prinsip Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup
Prinsip dasar klasifikasi makhluk hidup adalah kesamaan ciri-ciri.
Makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri yang mirip dikelompokkan bersama-sama, sedangkan yang memiliki ciri-ciri yang berbeda dikelompokkan secara terpisah.
Prinsip ini membantu dalam mengidentifikasi hubungan kekerabatan antara berbagai spesies dan membangun hirarki taksonomi yang mencerminkan tingkatan kekerabatan tersebut.
Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup
Tujuan klasifikasi makhluk hidup menurut Carolus Linnaeus adalah untuk menyusun suatu sistem yang dapat menggambarkan hubungan kekerabatan antara berbagai spesies dan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang keanekaragaman hayati.
Memberikan Nama Ilmiah yang Konsisten
Salah satu tujuan utama Linnaeus dalam klasifikasi makhluk hidup adalah memberikan nama ilmiah yang konsisten bagi setiap spesies yang ada. Sebelum sistemnya diperkenalkan, tidak ada keseragaman dalam penamaan spesies.
Hal itu menyebabkan kebingungan dan kesulitan dalam mengidentifikasi dan berkomunikasi tentang makhluk hidup. Dengan memberikan nama yang unik dan konsisten, Linnaeus ingin memastikan bahwa spesies-spesies dapat diidentifikasi dengan jelas dan saling dibedakan.
Menggambarkan Hubungan Kekerabatan
Linnaeus ingin menggambarkan hubungan kekerabatan antara berbagai spesies dalam sistem klasifikasi.
Melalui pengelompokan makhluk hidup ke dalam tingkatan taksonomi seperti kingdom, phylum, class, order, family, genus, dan spesies, Linnaeus mencoba mencerminkan tingkatan kekerabatan antara mereka. Dengan demikian, kita dapat memahami bagaimana makhluk hidup saling terkait dan berbagi karakteristik yang serupa dalam sejarah evolusi.
Memperoleh Pemahaman tentang Keanekaragaman Hayati
Salah satu tujuan penting klasifikasi makhluk hidup menurut Linnaeus adalah untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang keanekaragaman hayati. Dengan menyusun sistem klasifikasi yang terstruktur, ia berharap dapat mengorganisir pengetahuan tentang makhluk hidup secara sistematis.
Ini memungkinkan para ilmuwan dan peneliti untuk mempelajari dan memahami keanekaragaman hayati dengan lebih baik, termasuk distribusi, karakteristik, dan hubungan antar spesies.
Pengembangan Metode yang Sistematis dan Dapat Diaplikasikan Secara Luas
Linnaeus juga ingin mengembangkan metode klasifikasi yang sistematis dan dapat diaplikasikan secara luas. Ia menyusun kriteria klasifikasi berdasarkan kesamaan ciri-ciri morfologi (struktur fisik), anatomi, dan reproduksi.
Dengan menggunakan metode ini, Linnaeus ingin memastikan bahwa klasifikasi dapat diakses dan digunakan oleh para ilmuwan dan peneliti di berbagai disiplin ilmu. Metodenya yang sistematis memberikan kerangka kerja yang konsisten bagi penelitian dan pemahaman tentang makhluk hidup.
Macam-macam Klasifikasi Makhluk Hidup
Sistem klasifikasi makhluk hidup pertama kali dipelopori oleh seorang filsuf Yunani kuno bernama Aristoteles. Aristoteles hidup pada abad ke-4 SM dan dikenal sebagai salah satu tokoh terkemuka dalam sejarah filsafat dan ilmu pengetahuan.
Klasifikasi Sistem Alami
Klasifikasi sistem alami pengelompokan makhluk hidup berdasarkan ciri yang mereka miliki. Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri yang mirip cenderung memiliki hubungan kekerabatan yang lebih dekat.
Dalam klasifikasi sistem alami, penekanan diberikan pada karakteristik morfologi (struktur fisik), anatomi, fisiologi, dan reproduksi. Para ahli biologi dan taksonomis berusaha mengidentifikasi ciri-ciri yang konsisten dan dapat diamati pada berbagai organisme.
Contohnya, ciri-ciri seperti jumlah dan bentuk anggota tubuh, jenis sistem pernapasan, metode reproduksi, struktur seluler, dan lain sebagainya.
Dengan menggunakan ciri-ciri ini, makhluk hidup dapat dikelompokkan ke dalam kategori yang saling terkait, mulai dari tingkatan taksonomi yang lebih tinggi hingga tingkatan yang lebih spesifik.
Berikut contoh klasifikasi alami:
Kingdom: Animalia (Hewan)
Phylum: Chordata (Kordata)
Class: Mammalia (Mamalia)
Order: Primates (Primata)
Family: Hominidae (Keluarga Kera Besar)
Genus: Homo (Manusia)
Species: Homo sapiens (Manusia modern)
Klasifikasi Sistem Buatan
Klasifikasi sistem buatan adalah pengelompokan makhluk hidup berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh manusia, seperti kesamaan sifat atau kegunaan praktis.
Sistem ini sering kali digunakan untuk tujuan praktis, seperti kepentingan ekonomi, pertanian, atau ilmu kedokteran.
Berikut adalah beberapa contoh klasifikasi sistem artifisial atau buatan:
Klasifikasi Tanaman Menurut Kegunaan:
- Tanaman Obat: Misalnya, jahe, kunyit, dan lidah buaya.
- Tanaman Sayuran: Misalnya, tomat, kubis, dan wortel.
- Tanaman Buah-Buahan: Misalnya, apel, pisang, dan mangga.
- Tanaman Hias: Misalnya, mawar, anggrek, dan bunga matahari.
Klasifikasi Hewan Peliharaan:
- Hewan Peliharaan Berbulu: Misalnya, anjing, kucing, dan kelinci.
- Hewan Peliharaan Air: Misalnya, ikan mas, ikan guppy, dan ikan koi.
- Hewan Peliharaan Reptil: Misalnya, kura-kura, ular, dan iguana.
- Hewan Peliharaan Burung: Misalnya, burung lovebird, parkit, dan kakatua.
Klasifikasi Mikroorganisme Menurut Kegunaan:
- Mikroorganisme yang Membantu Pencernaan: Misalnya, bakteri probiotik seperti Lactobacillus.
- Mikroorganisme yang Digunakan dalam Produksi Pangan: Misalnya, ragi untuk fermentasi roti atau tempe.
- Mikroorganisme yang Digunakan dalam Pengolahan Limbah: Misalnya, bakteri pengurai dalam pengolahan limbah organik.
Klasifikasi Virus Menurut Jenis Penyakit yang Disebabkan:
- Virus Influenza: Misalnya, virus flu A, B, dan C.
- Virus Dengue: Misalnya, virus dengue tipe 1, 2, 3, dan 4.
- Virus HIV: Misalnya, virus HIV-1 dan HIV-2.
Klasifikasi Sistem Filogenetik
Klasifikasi sistem filogenetik adalah pengelompokan makhluk hidup berdasarkan hubungan kekerabatan evolusioner mereka.
Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa organisme yang memiliki leluhur yang sama atau memiliki titik percabangan yang lebih dekat dalam pohon evolusi memiliki hubungan kekerabatan yang lebih dekat.
Klasifikasi sistem filogenetik ini berusaha mencerminkan hubungan evolusioner antara organisme dan menciptakan pohon kehidupan yang merepresentasikan sejarah evolusi secara lebih akurat. Dengan menggunakan bukti dari kesamaan genetik, fosil, dan sifat fisik, klasifikasi ini membantu dalam memahami keragaman hayati dan evolusi makhluk hidup di planet ini.
Perkembangan Klasifikasi Makhluk Hidup
Sistem 2 Kingdom
Pada awal perkembangan klasifikasi makhluk hidup, sistem klasifikasi menggunakan pendekatan sederhana dengan hanya membagi makhluk hidup ke dalam dua kingdom, yaitu Kingdom Plantae (Tumbuhan) dan Kingdom Animalia (Hewan).
Sistem ini lebih berdasarkan perbedaan dasar antara organisme yang dapat melakukan fotosintesis (tumbuhan) dan organisme yang tidak dapat melakukan fotosintesis (hewan).
Sistem 3 Kingdom
Perkembangan selanjutnya adalah sistem klasifikasi 3 kingdom, yang memperkenalkan Kingdom baru yaitu Kingdom Protista.
Kingdom Protista mencakup organisme eukariotik yang tidak termasuk dalam Kingdom Plantae atau Animalia.
Kelompok ini termasuk protista seperti alga, protozoa, dan mikroorganisme lainnya yang memiliki karakteristik yang beragam.
Sistem 4 Kingdom
Sistem klasifikasi 4 kingdom menambahkan Kingdom baru yaitu Kingdom Fungi. Kingdom Fungi mencakup semua organisme yang biasanya dikenal sebagai jamur, termasuk jamur sejati, kapang, dan ragi.
Organisme dalam Kingdom Fungi memiliki ciri-ciri khusus, seperti memiliki dinding sel yang terbuat dari kitin dan memperoleh nutrisi dengan cara mendekomposisi bahan organik.
Sistem 5 Kingdom
Sistem klasifikasi 5 kingdom dikemukakan oleh Robert Whittaker pada tahun 1969. Sistem ini memperkenalkan Kingdom baru yaitu Kingdom Monera.
Kingdom Monera mencakup semua organisme prokariotik, seperti bakteri dan ganggang biru-hijau (cyanobacteria).
Kingdom Monera memiliki ciri-ciri khusus, seperti tidak memiliki inti sel (prokariotik) dan tidak memiliki organel-organel yang kompleks seperti mitokondria atau kloroplas.
Sistem 6 Kingdom
Perkembangan selanjutnya adalah sistem klasifikasi 6 kingdom, yang menambahkan Kingdom baru yaitu Kingdom Archaea.
Kingdom Archaea mencakup organisme prokariotik yang memiliki karakteristik unik dan berbeda dengan bakteri dalam Kingdom Monera.
Archaea biasanya ditemukan di lingkungan ekstrem, seperti sumber air panas, dan memiliki peran penting dalam ekosistem.
Baca juga: Pelestarian Keanekaragaman Hayati - Materi Kelas 10
____________________________
Nah Sobat Pijar! Kita udah liat perkembangan sistem klasifikasi makhluk hidup. Ini menunjukkan betapa seru dan kompleksnya kehidupan di planet kita ini. Dengan sistem klasifikasi yang terus berkembang, kita bisa makin paham dan menghargai keanekaragaman hayati di sekitar kita.
Tertarik untuk mempelajarinya lebih lanjut? Pijar Belajar siap membantumu, lho! Terdiri dari ratusan konten pelajaran dalam bentuk video, rangkuman, hingga latihan soal, aplikasi Pijar Belajar bisa kamu akses di mana aja dan kapan aja!
Tunggu apa lagi? Yuk, berlangganan Pijar Belajar sekarang juga!