Kenalan sama Sinonim dan Antonim – Perbedaan dan Contohnya
Pijar Belajar
||0 Minute Read|Review
5.0
Isi Artikel
Kamu pasti sudah tidak asing dengan istilah sinonim dan antonim yang sering dibahas dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Karena materi pelajaran yang satu ini termasuk materi wajib yang diajarkan. Secara umum, kedua istilah ini merujuk pada persamaan kata dan lawan kata.
Misalnya saja “agunan” yang memiliki persamaan kata dengan” jaminan”, atau “abstrak” yang berlawanan kata dengan “konkret”. Bagaimana, apakah sampai di sini sudah ada gambaran mengenai apa itu sinonim dan apa itu antonim?
Jika sinonim diartikan sebagai kata-kata yang memiliki makna sama, maka antonim sebaliknya. Karena berupa kata-kata yang berlawanan maknanya. Untuk mengenal lebih jauh tentang materi pelajaran sinonim serta antonim ini kamu bisa simak pembahasan lengkapnya berikut ini.
Baca juga: Unsur-Unsur Kalimat, Ciri-Ciri, dan Contoh Pola Kalimat
Apa itu Sinonim
Sinonim berasal dari kata “onoma” yang dalam Bahasa Yunani Kuno artinya adalah “nama”, serta “syn” yang memiliki arti “dengan”. Sehingga secara sederhana arti sinonim adalah nama lain dari suatu benda atau merupakan hal yang sama.
Sinonim diartikan sebagai hubungan semantik yang menyatakan persamaan makna dari satu kata atau ujaran dengan kata atau ujaran yang lain. Hubungan makna tersebut memiliki sifat dua arah. Artinya jika X bersinonim dengan Y, maka Y akan bersinonim dengan X juga.
Contoh sederhananya adalah kembang yang bersinonim dengan bunga, sehingga bunga juga bersinonim dengan kembang. Meski begitu, ada beberapa jenis pasangan sinonim yang memiliki makna tidak sama persis. Jadi kamu perlu memahaminya sebelum menerapkannya dalam kalimat.
Faktor yang Mempengaruhi Sinonim
Sebelum membahas lebih jauh tentang apa itu sinonim dan antonim, mari kita uraikan alasannya mengapa dalam pasangan sinonim makna yang dimiliki tidak sama persis. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti berikut:
Faktor Waktu
Sebagai contoh pada kata “komandan” yang memiliki padanan makna dengan “hulubalang”. Pada kata “komandan” tidak mengandung pengertian klasik sehingga hanya cocok untuk konteks situasi modern.
Sedangkan “hulubalang” mengandung pengertian klasik yang cocoknya digunakan dalam konteks situasi kuno. Jadi kedua kata ini meskipun memiliki padanan yang dianggap sama, namun tidak bisa begitu saja dipertukarkan penggunaannya. Tetap harus disesuaikan konteks.
Faktor Tempat
Seperti pada kata “saya” yang memiliki padanan makna dengan “beta”. Keduanya merupakan pasangan sinonim karena maknanya sama. Namun jika dianalisis sesuai kecocokan tempat atau wilayahnya akan berbeda.
“Saya” bisa digunakan di semua tempat atau wilayah di Indonesia, sedangkan “beta” hanya cocok jika digunakan di beberapa wilayah di bagian timur Indonesia. Atau dalam konteks percakapan yang dilakukan oleh masyarakat di wilayah Indonesia timur.
Faktor Sosial
Contohnya pada kata “saya” dan “aku” yang memiliki padanan makna sama. Penggunaan “saya” akan lebih cocok untuk berbagai percakapan dengan siapa saja, sedangkan penggunaan “aku” hanya cocok diterapkan dalam percakapan dengan teman sebaya atau yang akrab.
Faktor Keformalan
Sebagai contoh adalah kata “uang” dan “duit” yang merupakan pasangan sinonim. Meskipun memiliki makna yang sama, namun penggunaan “uang” akan lebih cocok untuk percakapan yang sifatnya formal. Sementara penggunaan “duit” lebih ke konteks suasana yang lebih santai.
Faktor Nuansa Makna
Pasangan sinonim seperti “melihat”, “menonton”, “melirik” dan “mengintip” memiliki makna yang sama karena mengacu pada kegiatan mengamati dengan indera penglihatan. Namun masing-masing memiliki nuansa makna tersendiri yang berbeda dalam penggunaannya.
Faktor Bidang Kegiatan
Meskipun kata “matahari” bersinonim dengan “surya”, namun penggunaan dari kedua kata tersebut hanya cocok untuk bidang kegiatan tertentu. Kata “matahari” lebih cocok untuk percakapan yang sifatnya umum, sedangkan “surya” lebih pas untuk kebutuhan sastra.
Apa itu Antonim
Penjelasan tentang sinonim dan antonim sebelumnya lebih kepada pengertian sinonim. Nah, kali ini kita akan masuk ke pembahasan tentang antonim. Antonim berasal dari kata “onoma” atau “makna” dalam Bahasa Yunani Kuno, serta “anti” yang artinya adalah “melawan”.
Jadi secara sederhana, antonim adalah nama lain dari sebuah benda atau lawan katanya. Dapat dikatakan bahwa yang disebut antonim adalah hubungan semantik antara dua kata yang maknanya berlawanan atau berkebalikan.
Jika kamu menyimak pelajaran Bahasa Indonesia, seringkali antonim diartikan sebagai lawan kata. Padahal sebenarnya yang berlawanan bukanlah kata-kata tersebut melainkan pada makna katanya. Jadi antonim adalah makna yang berlawanan atau berkebalikan.
Ciri-ciri sinonim dan antonim adalah memiliki hubungan yang sifatnya dua arah. Seperti pada kata hidup yang lawan katanya adalah mati. Karena sesuatu yang hidup artinya tidak mati, dan sesuatu yang mati berarti tidak hidup.
Sifat-sifat Antonim
Sinonim dan antonim adalah dua jenis kata yang memiliki makna sama dan makna yang berlawanan. Untuk memahami lebih jauh tentang antonim, kamu perlu memahami apa saja sifat-sifat dari antonim tersebut. Berikut ini penjelasannya:
Mutlak
Dengan sifat mutlak yang ada pada antonim, maka kedua kata yang berantonim memiliki makna yang berlawanan secara mutlak sehingga tidak bisa dibantah lagi. Contohnya bisa ditemukan pada antonim hidup >< mati.
Relatif
Sifat berikutnya adalah relatif yang sering disebut dengan antonim gradasi. Karena pada kata yang berlawanan masih memiliki tingkatan makna di dalamnya dan tidak ada batas yang jelas. Seperti pada kata kaya >< miskin, jauh >< dekat, besar >< kecil.
Pada kaya >< miskin, meskipun keduanya memiliki makna yang berlawanan, namun standar yang menentukan kaya dan miskin tidak begitu jelas dan sifatnya relatif. Orang yang tidak miskin belum tentu merasa kaya dan orang yang tidak kaya belum tentu merasa miskin.
Di dalamnya terdapat semacam gradasi yang menunjukkan tingkatan, seperti agak kaya, sedikit kaya, cukup kaya, hingga sangat kaya. Namun jika dimasukkan dalam perbandingan tertentu, orang yang sangat kaya bisa saja menjadi paling miskin.
Relasional
Sifat selanjutnya adalah relasional yang menunjukkan adanya hubungan saling melengkapi, seperti pada menjual >< membeli. Meskipun memiliki makna yang berlawanan, namun keduanya terjadi pada saat yang bersamaan. Sehingga ada frasa jual-beli.
Contoh lainnya seperti pada kata suami >< istri, pulang >< pergi, ayah >< ibu, memberi >< menerima, maju >< mundur, dan lain sebagainya.
Hierarkial
Sifat hierarkial pada antonim menunjukkan adanya tingkatan pada suatu ujaran atau kata dengan yang lain. Itulah mengapa kata yang berantonim hirarkial menunjukkan satuan nama ukur, satuan hitungan, jenjang kepangkatan dan lain sebagainya.
Contohnya bisa ditemukan pada kata meter >< kilometer yang keduanya menyatakan satuan ukuran panjang. Ada pula Tamtama >< Bintara yang menyatakan jenjang kepangkatan.
Majemuk
Sifat lainnya adalah majemuk, karena ada beberapa kata yang memiliki lebih dari satu pasangan antonim. Hal ini bisa terjadi karena perbendaharaan kosa kata dalam Bahasa Indonesia memungkinkan satu kata memiliki beberapa perlawanan makna.
Seperti pada “diam” yang berantonim dengan “bergerak”, “berbicara”, “bekerja”. Atau pada kata “duduk” yang berantonim dengan “bersila”, “tiarap”, “berbaring”, dan “jongkok”.
Perbedaan Sinonim dan Antonim
Untuk mengetahui perbedaan antara sinonim dengan antonim, maka kita perlu memahami kembali pengertian dari kedua istilah tersebut. Menurut Atika Deasy, sinonim merupakan kata yang bentuknya berbeda namun memiliki arti yang sama atau mirip. Sehingga sering disebut persamaan kata.
Sedangkan antonim merupakan kata yang memiliki arti atau makna berlawanan sehingga sering dikenal dengan istilah lawan kata. Jika merujuk pada kedua pengertian tersebut, maka dapat dilihat dengan jelas perbedaan dari keduanya seperti berikut:
Sinonim | Antonim |
Bentuk kata yang berbeda namun memiliki arti sama atau serupa | Bentuk kata yang memiliki makna berlawanan atau berkebalikan |
Terdiri dari jenis sinonim mutlak, sinonim semirip dan sinonim selingkung | Terdiri dari jenis antonim berpasangan, antonim berjenjang dan antonim melengkapi |
Bisa saling menggantikan dalam sebuah kalimat namun tergantung konteksnya | Tidak bisa saling menggantikan karena maknanya berlawanan |
Contoh Sinonim dan Antonim
Agar semakin paham dengan pembahasan tentang sinonim serta antonim, kamu bisa menyimak beberapa contohnya secara lengkap di bawah ini. Setidaknya ada 50 kata sinonim dan antonim yang perlu diketahui.
Contoh Sinonim
Sebelumnya sudah dijelaskan mengenai sinonim yang artinya adalah persamaan kata atau suatu kata yang memiliki makna sama atau mirip. Dengan menggunakan kata sinonim, kamu bisa menuliskan kata-kata dengan makna yang sama namun dalam bentuk berbeda sehingga lebih enak dibaca.
Berikut adalah contohnya:
Kata | Persamaan Kata (Sinonim) |
Absolut | Mutlak |
Afeksi | Kasih sayang |
Absurd | Janggal |
Agresi | Serangan |
Ahli | Pakar |
Agunan | Jaminan |
Akselerasi | Percepatan |
Anemia | Kurang darah |
Almanak | Penanggalan |
Bahtera | Perahu |
Bahari | Laut |
Bergaul | Berteman |
Barbar | Tidak beradab |
Berdikari | Mandiri |
Citra | Gambaran |
Dampak | Akibat |
Daur | Siklus |
Darma | Pengabdian |
Dikotomi | Dibagi dua |
Dinamis | Bergerak maju |
Disorientasi | Salah tujuan |
Ekskavasi | Penggalian |
Ekspansi | Perluasan |
Ekspresi | Pendayagunaan |
Embargo | Larangan |
Fauna | Hewan |
Flora | Tumbuhan |
Frekuensi | Sinyal |
Fakta | Kenyataan |
Friksi | Bentrokan |
Glosarium | Kamus ringkas |
Harmonis | Serasi |
Identitas | Bukti diri |
Implikasi a | Akibat |
Imbas | Dampak |
Implisit | Tersirat |
Interpelasi | Hak bertanya |
Interaksi | Hubungan |
Intuisi | Bisikan hati |
Investigasi | Penyelidikan |
Jargon | Slogan |
Kendala | Hambatan |
Khayalan | Imajinasi |
Konklusi | Kesimpulan |
Konsensus | Mufakat |
Konspirasi | Persekongkolan |
Konservasi | Perlindungan |
Laba | Keuntungan |
Legal | Sah |
Niscaya | Pasti |
Contoh Antonim
Setelah sebelumnya kamu menyimak 50 kata sinonim, sekarang kamu bisa menyimak apa saja contoh antonim yang perlu diketahui. Dengan memahami kata dan lawan katanya, maka kamu bisa lebih mudah menggunakannya dalam menyusun kalimat sehingga tidak salah dengan kebalikannya.
Berikut ini contoh lengkapnya:
Kata | Lawan Kata (Antonim) |
Abdi | Majikan |
Abadi | Fana |
Absen | Hadir |
Absurd | Rasional |
Abstrak | Konkret |
Aktual | Basi |
Akrab | Tidak kenal |
Akut | Ringan |
Amatir | Ahli |
Antagonis | Protagonis |
Apatis | Aktif |
Berongga | Rapat |
Berubah | Konstan |
Boros | Hemat |
Berpihak | Netral |
Dialog | Monolog |
Dinamis | Statis |
Evolusi | Revolusi |
Fiktif | Fakta |
Fiksi | Non fiksi |
Ilegal | Resmi |
Impresi | Ekspresi |
Individual | Kolektif |
Kecil | Besar |
Kontan | Hutang |
Kontra | Setuju |
Krisis | Stabil |
Longgar | Sempit |
Marah | Senang |
Mandiri | Bergantung |
Moral | Amoral |
Nekat | Takut |
Netral | Berpihak |
Pakar | Awam |
Panjang lebar | Ringkas |
Positif | Negatif |
Profesional | Amatir |
Plus | Minus |
Remeh | Penting |
Rutin | Jarang |
Sampling | Random |
Ritel | Grosir |
Sipil | Militer |
Stabil | Labil |
Subur | Tandus |
Soliter | Individual |
Skeptis | Yakin |
Tinggi | Rendah |
Homogen | Heterogen |
Vertikal | Horizontal |
____________________________________________________________________
Baca juga: Jenis-Jenis Konjungsi dan Contohnya
Bagaimana, sekarang sudah lebih paham kan dengan pembahasan sinonim dan antonim? Jadi, kalau sinonim itu menunjukkan adanya persamaan makna pada dua kata yang berbeda. Sedangkan itu, antonim menunjukkan adanya perlawanan makna pada dua kata.
Pelajari lebih banyak seputar tata bahasa dan kaidah penulisannya bareng Pijar Belajar, yuk! Pijar Belajar selalu siap sedia menyediakan berbagai konten pembelajaran untuk kamu, lho, mulai dari rangkuman materi, video materi, sampai latihan soalnya.
Tunggu apa lagi? Yuk, download Pijar Belajar atau klik banner di bawah ini untuk mulai belajar sekarang!