Sifat Stratifikasi Sosial dan Contohnya
Pijar Belajar
||0 Minute Read|Review
5.0
Isi Artikel
Sobat Pijar, pernah nggak, sih, kamu pergi ke suatu tempat dan melihat ada banyak perbedaan gaya hidup yang dijalani masyarakat. Mungkin ada yang berkendara menggunakan mobil supaya nyaman, atau naik motor supaya cepat, atau memilih transportasi umum supaya murah? Nah, tahukah kamu, ternyata hal tersebut merupakan contoh sifat stratifikasi sosial dalam masyarakat, lho.
Sampai sini kamu mungkin bertanya-tanya apa yang dimaksud dengan stratifikasi sosial. Umumnya, istilah stratifikasi sosial ini kerap ditemui dalam ilmu sosiologi, nih. Hal ini karena sosiologi adalah ilmu yang memang mempelajari manusia, khususnya hubungan manusia dengan manusia lainnya.
Kenapa, ya, kita harus mempelajari stratifikasi sosial? Jawabannya adalah supaya kita semakin paham dengan lingkup masyarakat di sekitar kita. Oleh karena itu, yuk, simak penjelasan berikut untuk memahami lebih lanjut tentang sifat stratifikasi sosial dalam masyarakat.
Baca juga: Disintegrasi Sosial – Pengertian, Faktor Penyebab, Dampak dan Contohnya
Apa Itu Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial adalah prinsip pengelompokkan masyarakat ke dalam suatu lapisan-lapisan yang disusun berdasarkan tingkatan tertentu. Tingkatan atau hierarki pengelompokan masyarakat dibagi ke dalam kelas bawah (lower class), kelas menengah (middle class) dan kelas atas (upper class).
Istilah stratifikasi berasal dari kata stratum yang bermakna lapisan dan sosial yang bermakna masyarakat. Oleh karena itu stratifikasi sosial bisa diartikan secara singkat sebagai lapisan masyarakat.
Penyebab utama timbulnya stratifikasi sosial pada masyarakat adalah ketidakseimbangan antara hak serta kewajiban yang dimiliki seseorang. Hak dan kewajiban yang tidak seimbang ini mengarah kepada menurunnya rasa tanggung jawab sosial. Hal ini berakibat kepada ketimpangan harga atau pemilikan nilai.
Kriteria yang digunakan dalam melakukan stratifikasi sosial umumnya didasarkan kepada gelar, jumlah harta kekayaan, kecerdasan, tingkatan kekuasaan seseorang, kehormatan berkat jasa yang diberikan, garis keturunan melalui kelahiran dan sebagainya
Pembedaan terhadap nilai yang ada di masyarakat inilah yang menyebabkan orang ditempatkan pada posisi berbeda secara vertikal yang merupakan sifat stratifikasi sosial.
Stratifikasi sosial bisa terbentuk dengan sendirinya atau secara otomatis dikarenakan faktor harta yang dimiliki, kecerdasan, senioritas dan sebagainya. Stratifikasi juga bisa terbentuk dengan cara disusun seperti kedudukan seseorang di organisasi formal, institusi yang dibagi ke dalam tingkatan tertentu.
Fungsi Stratifikasi Sosial
Ada berbagai indikator yang biasa digunakan untuk membagi masyarakat ke dalam beberapa lapisan sosial, seperti kekayaan, kehormatan, kekuasaan, garis keturunan dan kecerdasan. Pembagian yang dilakukan ini sebenarnya memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
- Pelapisan sosial berfungsi untuk melakukan distribusi terhadap hak-hak istimewa yang bersifat objektif seperti penentuan wewenang, tingkat kekayaan dan penghasilan. Seseorang yang menempati lapisan bawah akan mendapat hak istimewa lebih sedikit dibanding lapisan atas
- Stratifikasi sosial berfungsi untuk menunjukkan mudah tidaknya individu untuk bertukar kedudukan. Berdasarkan bentuk stratifikasi tertutup, campuran atau terbuka maka seseorang bisa memperkirakan cara yang harus dilakukan agar dapat meningkatkan kedudukan.
- Sebagai alat penentuan simbol kedudukan atau status. Simbol materi seperti jam tangan lapis emas, mobil mewah, hingga olahraga golf menjadi simbol khusus untuk kelas atas.
- Berfungsi sebagai alat untuk menguatkan solidaritas sosial antara kelompok maupun individu yang menempati lapisan sosial sama. Solidaritas terbentuk karena senasib sepenanggungan maupun atas dasar tujuan yang sama.
Unsur Stratifikasi Sosial
Unsur pembentuk stratifikasi sosial dibedakan ke dalam dua jenis, yakni kedudukan (status) dan berdasarkan perannya. Berikut penjelasan dari unsur pembentuk stratifikasi sosial terhadap sifat stratifikasi sosial:
1. Unsur Kedudukan atau Status
Kedudukan atau status bisa diartikan sebagai posisi atau tempat yang diduduki seseorang di suatu kelompok sosial. Ahli sosiologi mengelompokkan status ke dalam tiga jenis berdasarkan cara memperoleh status tersebut, yakni:
- Achieved status yakni status yang diraih seseorang berkat usaha yang dilakukan. Achieved status bisa diraih karena proses pendidikan, pekerjaan, ataupun perannya di masyarakat sehingga terbuka untuk siapa saja
- Ascribed status yakni status yang diberikan kepada seseorang secara turun-temurun tanpa melihat kemampuan orang tersebut. Status ini diperoleh melalui garis keturunan seperti status bangsawan kerajaan
- Assigned status yakni kedudukan yang didapat seseorang dari pihak lainnya melalui penghargaan yang diberikan berkat jasa-jasa yang sudah diberikan, seperti peraih nobel dan pahlawan negara.
Status sosial pokok atau key status yang dimiliki seseorang dalam hidupnya bisa dibagi ke dalam tiga jenis yaitu status dalam sistem kekerabatan, status di lingkungan pekerjaan dan status politik atau status religius.
2. Unsur Peran atau Role
Ketika seseorang sudah menyelesaikan kewajiban dan hak yang diberikan kepadanya, artinya orang tersebut sudah melaksanakan perannya. Kedudukan yang dimiliki seseorang di suatu kelompok sosial tentu disertai oleh peran orang tersebut. Sebaliknya, peran tidak mungkin ada tanpa disertai status.
Unsur peran ini berpengaruh terhadap sifat stratifikasi sosial. Pada era modern hari ini, masyarakat tersusun atas struktur-struktur tertentu dengan sistem pembagian kerja yang lebih rumit sehingga seseorang dituntut menjalankan berbagai peran.
Akibat dari berbagai peran yang dipegang oleh satu orang tersebut bisa menyebabkan:
- Konflik peran yaitu kondisi ketika seseorang harus menjalankan peran sesuai statusnya yang sebenarnya tidak dia inginkan
- Kegagalan peran terjadi ketika seseorang tidak dapat menjalankan peran yang dimilikinya karena tuntutan yang saling bertentangan.
- Ketegangan peran yaitu kondisi dimana seseorang sulit menjalankan perannya karena kewajiban tidak sesuai dengan tujuan dari peran tersebut
- Kesenjangan peran yaitu kondisi ketika seseorang menjalankan peran yang tidak selaras dengan prioritas atau minatnya
Sifat Stratifikasi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, sifat stratifikasi sosial bisa dibedakan ke dalam tiga bentuk. Pembagian bentuk tersebut didasarkan kepada kemungkinan seseorang untuk berpindah dari suatu lapisan sosial ke lapisan sosial lainnya.
1. Stratifikasi Sosial Terbuka
Sifat stratifikasi sosial terbuka adalah sistem pelapisan sosial yang memungkinkan setiap anggota masyarakat untuk memiliki kesempatan naik ke strata sosial lebih tinggi dengan mengandalkan usaha, kerja keras, ketekunan serta kemampuan mereka.
Pada sistem stratifikasi sosial terbuka juga memungkinkan setiap orang untuk jatuh ke lapisan sosial lebih rendah dikarenakan kurangnya kemampuan ataupun karena suatu masalah.
Contoh stratifikasi sosial terbuka ada pada kehidupan masyarakat modern hari ini dimana seseorang bisa turun ataupun naik kelas mengandalkan kerja keras, kecerdasan atau kemampuannya. Pegawai di perusahaan bisa naik menjadi manajer karena kerja keras dan kemampuannya.
2. Stratifikasi Sosial Tertutup
Sifat stratifikasi sosial berikutnya adalah stratifikasi sosial tertutup yang sesuai dengan namanya, stratifikasi ini menghalangi seseorang untuk bisa pindah dari satu lapisan sosial ke lapisan sosial lainnya. Terlepas apakah lapisan sosial tersebut adalah lapisan bawah atau lapisan atas.
Hal ini bisa terjadi karena sifat stratifikasi sosial tertutup adalah kedudukan bisa didapat melalui garis keturunan atau kelahiran. Sobat Pijar tentu pernah mendengar sistem kasta dalam agama Hindu bukan?
Sistem kasta dalam agama Hindu membagi masyarakat ke dalam 4 macam kasta, yakni kasta Brahmana, Ksatria, kasta Waisya serta kasta terendah yakni Sudra. Sistem kasta ini menjadi salah satu contoh stratifikasi sosial tertutup.
3. Stratifikasi Sosial Campuran
Stratifikasi sosial campuran merupakan prinsip pelapisan sosial yang merupakan perpaduan antara stratifikasi sosial terbuka dan stratifikasi sosial tertutup. Sifat stratifikasi sosial campuran menggabungkan kedua sifat pelapisan sosial yang terbuka dan tertutup secara bersama-sama.
Sistem stratifikasi sosial campuran memungkinkan seseorang untuk berpindah lapisan sosial jika orang tersebut pindah ke tempat yang menerapkan sistem stratifikasi sosial terbuka.
Contoh stratifikasi sosial campuran yakni seseorang yang berada di posisi kasta terbawah dalam agama Hindu yaitu sudra, bisa berpindah ke posisi yang lebih terhormat apabila orang tersebut berpindah ke daerah dengan masyarakat yang tidak menerapkan sistem kasta.
Sifat stratifikasi sosial juga bisa dibedakan berdasarkan karakteristik stratifikasi sosial tersebut. Karakteristik stratifikasi sosial dibedakan menjadi 3 yaitu:
- Perbedaan Kemampuan: Seseorang yang berada di lapisan sosial lebih tinggi umumnya mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan orang yang ada di lapisan sosial di bawahnya. Orang di posisi tinggi bisa mengakses lebih banyak hal ketimbang orang di posisi bawah
- Perbedaan Gaya Hidup: Seseorang yang berada di lapisan sosial lebih tinggi mempunyai gaya hidup yang tentunya berbeda dari mereka yang berada di lapisan sosial di bawahnya. Gaya hidup meliputi gaya berpakaian, rumah, kendaraan dan lainnya
- Perbedaan Akses Sumber Daya: Orang yang ada di lapisan atas mempunyai akses lebih besar untuk memanfaatkan sumber daya dibandingkan orang di bawahnya
Dampak Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial bisa terbentuk secara otomatis atau dengan sendirinya maupun sengaja untuk disusun oleh kelompok sosial. Baik stratifikasi sosial yang terbentuk dengan sendirinya maupun sengaja disusun, keduanya memiliki dampak positif dan dampak negatif berbeda.
1. Dampak Positif Stratifikasi Sosial
- Pelapisan sosial memiliki dampak positif berupa upaya pemerataan pembangunan di berbagai daerah yang tertinggal sehingga kesenjangan sosial berkurang
- Individu masyarakat semakin terpacu untuk meningkatkan potensi dirinya agar bisa berpindah ke tingkatan sosial yang lebih tinggi dari tingkatan sosialnya hari ini
2. Dampak Negatif Stratifikasi Sosial
- Stratifikasi sosial pada masyarakat yang menganut sistem kasta bersifat tertutup sehingga tak jarang menyebabkan keputusasaan dari kalangan masyarakat bawah karena tertutupnya akses bagi mereka untuk bisa berpindah lapisan sosial
- Timbulnya kecemburuan sosial karena adanya ukuran pelapisan sosial seperti tingkat pendidikan, kekayaan, kekuasaan hingga berujung pada konflik sosial
- Adanya dorongan untuk menguasai kelompok sosial yang lain (biasanya lebih rendah) dengan cara memaksa hingga menyebabkan ketidakstabilan kondisi sosial
_________________________________________________________________
Baca juga: Klasifikasi Kelompok Sosial Teratur dan Tidak Teratur
Nah, dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bawah sifat stratifikasi sosial dibedakan berdasarkan bentuknya, yakni stratifikasi sosial terbuka, tertutup maupun campuran. Stratifikasi sosial terbuka memungkinkan seseorang untuk berpindah lapisan karena sifatnya yang dinamis. Sementara stratifikasi sosial tertutup tidak memungkinkan seseorang berpindah.
Yuk, pelajari lebih banyak seputar stratifikasi sosial bareng Pijar Belajar! Belajar pakai Aplikasi Pijar Belajar pastinya bakalan mudah banget karena terdapat berbagai rangkuman materi yang bisa kamu akses kapan aja dan dimana aja. Selain itu, kamu juga bisa mengasah pemahaman lewat soal-soal Pijar Belajar, lho.
Download Pijar Belajar sekarang atau klik banner di bawah ini untuk mulai pengalaman seru belajar!