Rumus Indeks Harga dan Penjelasannya | Ekonomi Kelas XI
Pijar Belajar
||0 Minute Read|Review
5.0
Isi Artikel
Sobat Pijar, tau nggak kalau harga bakso di tahun 1980 hanya Rp350 doang, lho. Wow, sekarang uang segitu dapat apa, ya? Satu permen aja kayaknya masih gak dapat. Nah, perubahan nilai mata uang ini disebut dengan istilah inflasi. Sobat Pijar bisa, lho, mengukur laju inflasi dengan menggunakan rumus indeks harga. Apa itu rumus indeks harga?
Pengetahuan mengenai indeks harga sangat penting karena berkaitan dengan perhitungan laju inflasi. Pengukuran indeks harga harus dihitung setiap bulannya agar tingkat inflasi bisa dikontrol dalam batas aman. Ketika inflasi tidak terkontrol akan menyebabkan ketidakstabilan ekonomi.
Yuk, pelajari lebih banyak seputar rumus indeks harga di artikel berikut ini.
Baca juga: Masalah Ekonomi Klasik dan Modern │Ekonomi Kelas X
Pengertian Indeks Harga
Indeks harga adalah nilai angka yang bisa digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya perubahan harga-harga komoditas tertentu di pasaran, baik harga untuk berbagai jenis barang maupun satu jenis barang di tempat dan waktu yang berbeda ataupun sama.
Rumus indeks harga berguna untuk menghitung kenaikan harga berbagai komoditas masyarakat yang ada di pasaran. Badan Pusat Statistik (BPS) adalah lembaga yang bertugas untuk melakukan survey perhitungan harga komoditas di berbagai kota tanah air.
Badan Pusat Statistik melakukan perhitungan setiap bulan memakai angka indeks. Salah satu angka indeks yang dipakai adalah rumus indeks harga. Angka indeks ini berupa angka relatif yang penulisannya berbentuk persentase. Akan tetapi, agar perhitungannya lebih sederhana biasanya penulisan persentase itu dihapus.
Untuk menentukan apakah telah terjadi inflasi untuk komoditas di pasaran, terdapat tiga ketentuan hasil perhitungan rumus indeks harga:
- Apabila nilai indeks harga < 100 artinya harga komoditas di pasaran menurun (mengalami deflasi)
- Apabila nilai indeks harga = 100 artinya harga komoditas di pasaran tidak berubah atau tetap (tidak naik maupun turun)
- Apabila nilai indeks harga > 100 artinya harga komoditas di pasaran mengalami kenaikan (terjadi inflasi)
Tujuan Perhitungan Indeks Harga
Selain mengetahui bagaimana rumus indeks harga dan cara perhitungannya, kamu juga harus menentukan apa tujuan dari perhitungan indeks harga tersebut. Di dalam ekonomi, telah dirumuskan beberapa tujuan penyusunan indeks harga seperti di bawah ini:
- Salah satu tujuan perhitungan indeks harga adalah sebagai pedoman dalam menentukan kebijakan administrasi perusahaan.
- Indeks harga berfungsi sebagai panduan untuk membeli komoditas barang dan jasa secara grosir maupun eceran. Dengan adanya indeks harga, maka bisa diketahui tingkat perbandingan antara harga barang grosir atau ecer. Perusahaan bisa memutuskan mana keputusan terbaik membeli barang grosir atau ecer.
- Indeks harga berguna sebagai barometer kondisi perekonomian dan tingkat kesejahteraan yang ada di suatu negara. Indeks harga diterima petani misalnya berfungsi untuk menunjukkan tingkat kemakmuran bidang pertanian. Indeks harga grosir akan memperlihatkan kondisi perdagangan.
- Sebagai pedoman untuk menentukan berapa gaji pekerja dan pensiunan yang harus diberikan sesuai dengan indeks harga barang konsumsi.
- Indeks harga berfungsi sebagai deflator yakni pembagi nilai tertentu sehingga pengaruh dari perubahan harga bisa dihilangkan
Macam-Macam Indeks Harga
Cara menghitung indeks harga bergantung kepada jenis indeks harganya. Dalam kegiatan ekonomi terdapat beberapa jenis indeks harga yang digunakan tergantung kebutuhan seperti Indeks Harga Konsumen, Indeks Harga Produsen dan lainnya.
1. Indeks Harga Konsumen
Indeks harga konsumen atau IHK adalah indeks harga yang paling sering dipakai untuk mengukur dan melihat pergerakan harga komoditas di pasaran.
Indeks harga ini umum digunakan karena mampu menggambarkan secara real bagaimana perubahan harga eceran komoditas baik barang dan jasa yang dibayar oleh konsumen tingkat rumah tangga dari waktu ke waktu.
Dengan berubahnya nilai IHK maka bisa dilihat bagaimana pergerakan harga sejumlah komoditas barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen. Contoh indeks harga konsumen adalah harga aneka makanan, komoditas barang, jasa, hingga property di tingkat rumah tangga konsumen.
Tujuan menghitung indeks harga dengan rumus indeks harga konsumen adalah agar tingkat inflasi real di pasaran bisa diukur karena menjadi pertimbangan dalam menentukan Upah Minimum Regional (UMR), uang pensiun, penyesuaian upah, kontrak dan sebagainya.
2. Indeks Harga Produsen
Indeks harga berikutnya adalah jenis Indeks Harga Produsen atau disingkat IHP. Indeks harga ini berguna untuk mengukur pergerakan harga yang terjadi di tingkat produsen barang dan jasa. Dengan diketahuinya nilai IHP, maka bisa diperkirakan berapa harga grosir dan harga eceran di tingkat rumah tangga konsumen.
Contoh indeks harga produsen dikelompokkan berdasarkan sektornya meliputi sektor Industri Pengolahan, Pertambangan dan Penggalian, dan sektor Pertanian.
Tujuan perhitungan Indeks Harga Produsen (IHP) adalah untuk menghitung margin perdagangan, tingkat distribusi komoditas, dan penyusunan neraca ekonomi (PDB).
3. Indeks Harga Perdagangan Besar
Indeks harga berikutnya adalah Indeks Harga Perdagangan Besar atau disingkat IPHB. Nilai IPHB ini dihitung oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk melihat berapa besar perubahan harga komoditas yang diperdagangkan di tingkat grosir atau perdagangan besar di suatu wilayah atau negara.
Komoditas yang diperhitungkan di dalam Indeks Harga Perdagangan Besar merupakan komoditas produksi dalam negeri, komoditas impor dan juga komoditas yang diekspor ke luar negeri.
Rumus indeks harga perdagangan besar hampir serupa dengan perhitungan indeks harga konsumen yakni dengan membandingkan harga komoditas saat ini dengan bulan sebelumnya.
4. Indeks Harga Yang Diterima Petani
Indeks harga berikutnya adalah indeks harga yang diterima dan indeks harga yang dibayar petani. Indeks harga pertama adalah indeks harga diterima petani (lt) yang merupakan indeks harga dari harga pokok yang telah dikeluarkan petani untuk usaha pertanian terhadap hasil yang diperoleh petani.
Indeks harga yang diterima petani berguna untuk menampilkan bagaimana perubahan harga dari produsen terhadap hasil pertanian.
Indeks harga kedua adalah indeks harga yang dibayar oleh petani (lb) yakni indeks harga yang di dalamnya termasuk biaya pembelanjaan keseluruhan produksi pertanian dan juga biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk konsumsi rumah tangga sehari-hari.
Nilai Tukar Petani atau NTP bisa dihitung berdasarkan indeks harga yang dibayar petani dan indeks harga yang diterima petani. Nilai Tukar Petani adalah nilai persentase yang dihitung dengan membandingkan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar oleh petani.
NTP menjadi indikator tingkat kesejahteraan petani. Apabila nilai NTP tinggi artinya harga yang diterima petani lebih besar dibandingkan harga yang dibayar. Artinya jika nilai NTP tinggi petani semakin sejahtera.
5. Indeks Harga Saham
Rumus indeks harga saham dihitung untuk menggambarkan bagaimana perubahan harga saham yang ada di pasar modal meliputi Indeks Harga Saham Individu dan Indeks Harga Saham Gabungan. Berikut adalah jenis-jenis indeks harga saham:
- Indeks Harga Saham Individu (IHSI) merupakan indeks harga semua saham yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI).
- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indeks seluruh saham yang termasuk ke dalam komponen perhitungan indeks
Rumus Indeks Harga
Untuk menghitung indeks harga bisa menggunakan beberapa rumus indeks harga dan metode yang sesuai. Pemilihan rumus dan metodenya harus menyesuaikan dengan tujuan indeks yang sudah ditetapkan sebelumnya. Di bawah ini adalah 3 teknik perhitungan angka indeks yang harus diketahui:
1. Indeks Harga Agregatif Sederhana
Indeks harga agregatif sederhana juga disebut sebagai indeks harga agregatif tidak tertimbang. Pengertian indeks harga agregatif sederhana adalah persentase perbandingan antara harga yang ingin dihitung nilai indeksnya terhadap harga komoditas di tahun dasar.
Berikut adalah rumus indeks harga agregatif sederhana:
Keterangan:
= Indeks harga agregatif tidak tertimbang atau agregatif sederhana
= Total harga di tahun dasar
= Total harga yang ingin diukur angka indeksnya
2. Indeks Harga Tertimbang
Sementara rumus indeks harga agregatif tertimbang bisa menggunakan beberapa metode seperti metode Laspeyres, Paasche, Drobisch and Bowley, Irving Fisher dan metode Marshal Edgewarth.
a) Metode Laspeyres
Indeks Laspeyres (IL) memanfaatkan faktor penimbang berupa kuantitas barang di tahun dasar atau Wo untuk menghitung Indeks harga tertimbang. Rumus menghitung indeks Laspeyres sebagai berikut:
Keterangan:
= Harga yang berlaku di tahun yang ingin dihitung indeks harga
= Kuantitas di tahun dasar
= Harga yang berlaku di tahun dasar
= Angka indeks Laspeyres
b) Metode Paasche
Metode berikutnya adalah Indeks Paasche (IP) yang merupakan pengukuran indeks harga tertimbang menggunakan faktor penimbang berupa kuantitas komoditas barang di tahun diukur (Qn). Kelemahan Indeks Paasche hasil perhitungannya lebih rendah disebabkan naiknya harga akan menurunkan demand.
Keterangan:
= Indeks Paasche
= Kuantitas di tahun yang ingin dihitung
= Kuantitas di tahun yang ingin dihitung
= Kuantitas di tahun dasar
= Harga yang berlaku di tahun dasar
c) Metode Drobisch and Bowley
Keterangan:
= Indeks Drobisch and Bowley
= Indeks Paasche
= Angka indeks Laspeyres
d) Metode Irving Fisher
Indeks Irving Fisher merupakan perhitungan angka indeks harga yang ideal.
e) Metode Marshal Edgewarth
Indeks Marshal Edgewarth dihitung dengan cara menggabungkan kuantitas tahun n dengan tahun dasar selanjutnya dikali dengan harga.
3. Angka Indeks Rantai
Rumus indeks harga untuk menghitung angka indeks rantai dengan cara menempatkan tahun sebelumnya sebagai tahun dasar.
Indeks Rantai = (Harga tahun n : Harga tahun n-1) x 100
Contoh Soal Indeks Harga
Jika harga beras di tahun 2010 sebesar Rp10.000 per kilogram. Harga beras kemudian meningkat di tahun 2011 menjadi Rp12.000 per kilogram. Hitunglah berapa indeks harga komoditas beras di tahun 2011.
Jawab:
Untuk menghitung berapa indeks harga komoditas menggunakan rumus indeks harga sebagai berikut:
(harga komoditas tahun sekarang : harga komoditas tahun lalu) x 100
= (12.000 : 10.000) x 100
= 120
Sehingga tingkat kenaikan harga beras di tahun 2011 sebesar 20%
Ingin tahu lebih banyak contoh latihan soal rumus indeks harga? Tenang, Sobat Pijar tinggal klik banner di bawah ini untuk mulai mengakses ribuan latihan soal indeks harga dan materi ekonomi lainnya! Kamu juga bisa banget mengakses pembahasan dan rangkumannya, lho. Yuk, klik banner di bawah ini!
___________________________________________________________________
Baca juga: Pengertian Kelangkaan Ekonomi beserta Penyebab, Cara Mengatasi, dan Contohnya
Rumus indeks harga berfungsi untuk mengukur perubahan harga komoditas masyarakat secara real sehingga bisa dihitung berapa laju inflasi yang terjadi. Inflasi harus dihitung dengan tepat karena merupakan indikator penting dalam perekonomian.
Itu dia Sobat Pijar penjelasan mengenai rumus indeks dan contoh soalnya yang bisa kamu pelajari. Kamu juga bisa, lho, mencari tahu lebih dalam tentang materi ini di Aplikasi Pijar Belajar.
Melalui Aplikasi Pijar Belajar, kamu bisa mengakses ribuan latihan soal lengkap dengan pembahasannya yang bisa kamu gunakan untuk mengasah kemampuan. Bukan cuma itu, kamu juga bisa menyimak rangkuman dan video materi di Pijar Belajar untuk menambah wawasan, lho.
Yuk, download Aplikasi Pijar Belajar sekarang!