Replikasi Virus: Daur Litik dan Lisogenik
Pijar Belajar
||0 Minute Read|Review
5.0
Sobat Pijar tahu tidak, gimana sih sebenarnya cara virus berkembang biak dengan cepat di dalam tubuh kita? Ternyata, mereka memiliki trik khusus yang mampu mengecoh sistem pertahanan tubuh dan berhasil meniru diri mereka sendiri dalam jumlah yang sangat besar, lho.
Keren, ya? Jika Sobat Pijar ingin mengetahui lebih dalam tentang Proses Replikasi Virus dan bagaimana tubuh kita berusaha melawannya, baca artikel ini sampai habis, yuk!
Baca juga: Urutan Tingkatan Takson Klasifikasi Makhluk Hidup
Daur Litik Virus
Tahap Daur Litik Virus
Daur litik adalah siklus replikasi virus di dalam sel inang yang mengakibatkan sel inang hancur dan melepaskan virus-virus baru.
Proses ini melibatkan beberapa tahapan yang menarik untuk dijelaskan. Berikut adalah penjelasan per tahapnya:
Penempelan (Adsorpsi)
Tahap pertama dari daur litik adalah penempelan virus ke permukaan sel inang. Virus ini memiliki protein khusus yang berikatan dengan reseptor di permukaan sel inang. Saat virus dan sel inang berikatan, virus menempel erat pada sel inang untuk melanjutkan proses selanjutnya.
Penetrasi
Setelah menempel pada sel inang, virus akan melepaskan materi genetiknya, yang bisa berupa DNA atau RNA, ke dalam sel inang. Proses ini memungkinkan materi genetik virus masuk ke dalam sel inang dan menyusup ke inti sel.
Replikasi
Tahap ketiga adalah replikasi atau perkembangbiakan virus di dalam sel inang. Materi genetik virus yang telah masuk ke inti sel akan menggunakan mesin sel inang untuk menghasilkan lebih banyak salinan dari dirinya sendiri. Ini termasuk sintesis protein virus, pembentukan bagian-bagian virus, dan perakitan virus yang baru.
Perakitan (Pengemasan)
Setelah terbentuk, bagian-bagian virus yang baru diproduksi tersebut akan dirakit menjadi partikel virus yang lengkap. Selama proses perakitan ini, virus baru dikemas dalam kapsid, lapisan pelindung yang terbuat dari protein, dan dikelilingi oleh selubung yang dapat berasal dari sel inang.
Pelepasan (Lisis)
Tahap terakhir dari daur litik adalah pelepasan virus baru dari sel inang. Proses ini terjadi dengan sel inang pecah atau meledak (lisis), yang menyebabkan rilis virus-virus baru ke dalam lingkungan sekitarnya. Virus-virus baru ini kemudian siap untuk menyerang sel-sel inang lainnya dan mengulangi siklus daur litik.
Siklus daur litik ini berlangsung terus-menerus dan dapat menyebabkan kerusakan pada sel inang, karena sel inang yang terinfeksi akan rusak dan hancur akibat pelepasan virus-virus baru. Inilah mengapa daur litik dianggap sebagai siklus infeksi yang merugikan bagi sel inang.
Namun, proses daur litik juga menjadi hal yang menarik dan penting untuk dipelajari dalam bidang virologi, karena membantu kita memahami cara virus bereplikasi dan menyebabkan penyakit pada organisme inangnya.
Daur Lisogenik Virus
Tahap Daur Lisogenik Virus
Proses daur lisogenik pada virus merupakan salah satu dari dua daur hidup virus. Daur lisogenik berbeda dengan daur litik, yang lebih umum dan lebih dikenal oleh banyak orang.
Dalam daur lisogenik, virus mengintegrasikan dirinya ke dalam sel inangnya dan tetap berada dalam keadaan laten atau tidak aktif selama beberapa waktu. Berikut adalah penjelasan panjang mengenai proses daur lisogenik pada virus:
Penempelan (Adsorpsi)
Proses dimulai ketika virus menempel pada permukaan sel inangnya. Virus memiliki protein yang disebut protein kapsid yang berfungsi untuk berikatan dengan reseptor khusus di permukaan sel inang. Setiap jenis virus memiliki spesifisitas tertentu terhadap jenis sel yang dapat diinfeksi.
Penetrasi
Setelah menempel, virus menginfeksi materi genetiknya ke dalam sel inang. Jenis materi genetik yang dimiliki oleh virus dapat berupa DNA atau RNA, dan ini bergantung pada jenis virusnya. Setelah materi genetik masuk ke dalam sel inang, daur lisogenik berbeda dari daur litik karena virus tidak langsung mengambil alih sel inang.
Integrasi (Proses Lisogenik)
Setelah masuk ke dalam sel inang, materi genetik virus yang disebut DNA atau RNA viral diintegrasikan ke dalam kromosom sel inang oleh enzim khusus yang disebut integrasi. Proses ini menyebabkan virus menjadi bagian dari sel inang, dan DNA atau RNA viral disebut provirus. Dalam bentuk ini, virus berada dalam keadaan laten dan tidak aktif.
Replikasi Bersamaan
Ketika sel inang melakukan replikasi normalnya, provirus yang terintegrasi juga direplikasi bersama dengan kromosom sel inang. Hal ini menyebabkan perbanyakan materi genetik virus secara pasif dalam populasi sel inang tanpa menunjukkan gejala penyakit.
Aktivasi (Induksi)
Pada suatu waktu, kondisi lingkungan tertentu atau faktor internal dapat mengaktifkan provirus. Faktor-faktor ini dapat berupa paparan radiasi, stress, perubahan hormonal, atau infeksi oleh virus lain. Aktivasi provirus menyebabkan virus keluar dari keadaan laten dan masuk ke dalam daur litik.
Reproduksi Virus Aktif (Biosintesis dan Pembuatan Partikel Virus)
Setelah aktivasi, virus mulai mengendalikan sel inang untuk mensintesis komponen-komponen virus baru. Virus memerintahkan sel inang untuk memproduksi komponen-komponen virus seperti protein kapsid, enzim, dan asam nukleat. Komponen-komponen ini kemudian dirakit menjadi partikel virus yang utuh.
Pelepasan (Lisis)
Ketika reproduksi virus aktif telah selesai, virus meninggalkan sel inang dengan cara menghancurkan sel inangnya dalam proses yang disebut lisis. Dalam proses lisis ini, sel inang pecah dan melepaskan partikel-partikel virus baru yang siap untuk menginfeksi sel-sel lain.
Perbedaan Daur Litik dan Lisogenik Virus
Daur litik dan lisogenik adalah dua jalur reproduksi utama yang dimiliki oleh virus saat menginfeksi sel inangnya. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada proses replikasi dan perkembangan virus di dalam sel inang.
Dalam daur litik, virus menginfeksi sel inang dan segera mulai mereplikasi diri dengan cepat. Virus mengambil alih mekanisme sel inang untuk membuat banyak salinan virus baru.
Setelah jumlah virus mencapai puncaknya, sel inang pecah atau lisis, melepaskan virus-virus baru ke lingkungan sekitar, dan menginfeksi sel inang lainnya. Proses ini biasanya menyebabkan kematian sel inang. Daur litik sering terjadi pada virus-virus seperti flu atau virus hepatitis.
Sementara itu, daur lisogenik melibatkan integrasi genetik virus ke dalam genom sel inang. Setelah masuk ke dalam sel, virus tidak langsung mereplikasi diri, tetapi menggabungkan materi genetiknya dengan DNA sel inang.
Sel inang tetap hidup dan berkembang normal sambil membawa DNA virus yang tertanam ini.
Namun, dalam situasi tertentu seperti stres atau stimulus lainnya, DNA virus aktifasi dan beralih ke daur litik, di mana virus mulai bereplikasi dan menghancurkan sel inang. Daur lisogenik seringkali diikuti oleh virus bakteri (bakteriofag) dan memberikan keuntungan evolusioner tertentu bagi sel inang.
Jadi, perbedaan mendasar antara daur litik dan lisogenik adalah pada bagaimana virus mereplikasi dna bereplikasi di dalam sel inang.
Daur litik menyebabkan pemecahan sel inang dan pelepasan banyak virus, sementara daur lisogenik melibatkan integrasi virus ke dalam genom sel inang dan dapat tetap laten dalam kondisi stabil sebelum beralih ke daur litik.
Persamaan Siklus Litik dan Lisogenik
Siklus litik dan lisogenik adalah dua jenis siklus reproduksi yang dimiliki oleh virus, meskipun memiliki perbedaan yang mencolok, keduanya juga memiliki beberapa persamaan dalam prosesnya.
Pertama, baik dalam siklus litik maupun lisogenik, virus awalnya harus menginfeksi sel inang untuk memulai proses reproduksi. Keduanya menggunakan mekanisme untuk mengikat dan menginvasi sel inang, mengirimkan materi genetik virus ke dalam sel, dan mengambil alih mesin sel inang untuk memproduksi lebih banyak virus.
Kedua, baik siklus litik maupun lisogenik melibatkan penyatuan materi genetik virus ke dalam sel inang. Pada siklus litik, virus mereplikasi diri dengan cepat dan secara aktif, sedangkan pada siklus lisogenik, virus menggabungkan materi genetiknya dengan genom sel inang secara pasif. Namun, pada kedua siklus tersebut, materi genetik virus tetap ada dalam sel inang.
Ketiga, baik siklus litik maupun lisogenik memiliki potensi untuk keluar dari kondisi laten atau dorman dan berpindah ke siklus litik aktif. Pada siklus litik, setelah jumlah virus mencapai puncaknya, sel inang pecah dan melepaskan virus-virus baru. Sedangkan pada siklus lisogenik, kondisi tertentu seperti stres atau rangsangan lainnya dapat menyebabkan virus aktifasi dan beralih ke siklus litik.
Baca juga: Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup: Pengertian, Prinsip Dasar, Tujuan, dan Macam-Macamnya
Nah, itu tadi pembahasan tentang replikasi virus, Sobat Pijar! Semoga bermanfaat dan membantumu memahami materinya, ya!
Belajar lebih banyak mengenai materi Replikasi Virus di Pijar Belajar, yuk! Ada ratusan hingga ribuan konten pelajaran dalam bentuk rangkuman, video materi, hingga latihan soal yang bisa kamu akses untuk belajar di mana pun dan kapan pun, lho.
Tunggu apa lagi? Unduh Pijar Belajar sekarang juga!