Prinsip Dasar Akuntansi, Konsep, dan Siklus Akuntansi
Pijar Belajar
||0 Minute Read|Review
5.0
Isi Artikel
Agar dapat menyajikan laporan informasi keuangan perusahaan dengan tepat, seorang akuntan harus memahami prinsip dasar akuntansi. Jika kamu bercita-cita menjadi seorang akuntan profesional, maka materi pada artikel ini wajib kamu kuasai di luar kepala. Eitss, tapi bukan berarti gak masuk ke otak ya.
Setiap akuntan yang bekerja di Indonesia akan menjalankan setiap prinsip dasar akuntansi agar tugasnya bisa diselesaikan dengan benar. Dengan panduan yang sama, akan terjalin kesesuaian dalam mengolah informasi keuangan menjadi laporan keuangan yang terstruktur.
Coba sekarang Sobat Pijar bayangkan jika tidak ada prinsip dalam akuntansi yang disepakati bersama? Sudah bisa dipastikan akan terjadi miskomunikasi antara satu akuntan dengan akuntan lainnya. Selain itu, laporan keuangan yang dibuat seorang akuntan juga akan sulit untuk dipahami oleh akuntan lainnya.
Untuk itu, yuk simak penjelasan tentang prinsip dasar akuntansi berikut ini.
Baca juga: Cara Membuat Jurnal Penutup Lengkap dengan Pengertian dan Contohnya
Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah bidang ilmu yang mempelajari mengenai proses pencatatan transaksi keuangan, klasifikasi informasi keuangan, mengelola hingga menyajikan data transaksi keuangan terhadap orang lain yang terkait.
Di dalam bisnis, akuntansi dibutuhkan agar perusahaan bisa merencanakan pengeluaran dan membuat kebijakan yang efektif di masa mendatang. Dalam laporan keuangan yang disusun akuntan, akan tertera informasi mengenai arus kas, nilai aset bisnis, kewajiban perusahaan, hingga analisa untung atau rugi.
Nah, dalam akuntansi terdiri dari setidaknya 4 proses utama dimulai dari pencatatan atau pembukuan, meringkas, pelaporan terhadap pemilik atau pemegang kebijakan, terakhir yakni analisa untuk menarik kesimpulan informasi keuangan.
Saat melakukan pelaporan dan analisis, akuntan akan mengikuti pedoman yang ada di dalam prinsip dasar. Prinsip dasar akuntansi yang digunakan oleh para akuntan di tanah air mengacu kepada aturan yang sudah ditetapkan oleh IAI atau Ikatan Akuntansi Indonesia.
Prinsip Dasar Akuntansi
Terdapat 10 prinsip akuntansi yang berguna sebagai panduan kegiatan akuntansi. Adanya prinsip bersama yang dipegang setiap akuntan, maka penilaian yang diberikan terhadap produk akuntansi menjadi lebih objektif.
1. Prinsip Periode Akuntansi
Prinsip dasar akuntansi yang pertama adalah prinsip periode akuntansi atau disebut sebagai period principle. Prinsip ini memberi panduan dalam hal pelaporan dan penilaian keuangan perusahaan harus dibatasi oleh periode waktu tertentu.
Sebagai contoh, periode akuntansi membatasi pelaporan keuangan perusahaan dimulai dari tanggal 1 Januari hingga 30 Juni.
2. Prinsip Entitas Ekonomi
Prinsip dasar akuntansi berikutnya adalah Prinsip Entitas Ekonomi atau Economic Entity Principle. Prinsip ini mengharuskan akuntan agar menempatkan perusahaan sebagai entitas kesatuan ekonomi yang berdiri sendiri. Dengan begitu, pencatatan keuangan perusahaan terpisah dari entitas ekonomi lainnya termasuk pribadi pemilik.
Prinsip ini mengharuskan akuntan agar dalam melakukan pencatatan transaksi keuangan dan kekayaan perusahaan terpisah dari keuangan pribadi pemilik bisnis.
3. Prinsip Pengakuan Pendapatan
Prinsip dasar akuntansi berupa revenue recognition principle, yaitu prinsip perhitungan aliran masuk setiap harta atau aktiva yang diperoleh oleh perusahaan baik melalui aktivitas penjualan, penerimaan bagi hasil, ataupun penyerahan barang dan jasa selama periode tertentu.
Untuk mengukur besaran pendapatan perusahaan maka harus dilihat berdasarkan jumlah kas yang diperoleh dari transaksi penjualan pihak bebas. Pendapatan tersebut akan diakui apabila terdapat kepastian jumlah besar ataupun kecil yang bisa dihitung secara tepat dengan harta yang didapatkan.
4. Prinsip Biaya Historis
Historical Cost Principle atau prinsip biaya historis adalah prinsip dasar akuntansi yang mewajibkan pencatatan atas seluruh jasa maupun barang yang didapatkan termasuk biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh jasa dan barang tersebut.
Sebagai contoh, entitas bisnis baru saja membeli lahan untuk gudang sangat luas dengan harga deal sebesar Rp 200 juta. Maka pihak akuntan wajib mencatat biaya lahan sebesar Rp 200 juta di laporan.
5. Prinsip Kesinambungan Usaha
Prinsip Going Concern atau kesinambungan usaha merupakan prinsip dasar akuntansi yang membahas mengenai cara yang harus dilakukan agar sebuah entitas usaha bisa terus berjalan dan berkesinambungan.
Prinsip Going Concern menganggap suatu bisnis bisa berjalan berkesinambungan tanpa mengalami penghentian atau pembubaran kecuali terjadi sebuah peristiwa yang menyebabkan penghentian.
Oleh karena itu, perusahaan perlu memikirkan cara untuk menghadapi suatu kondisi penyebab berhentinya kegiatan bisnis.
6. Prinsip Pengungkapan Penuh
Full Disclosure Principle merupakan prinsip dasar akuntansi dimana laporan keuangan yang dibuat oleh akuntan harus bisa menyajikan informasi secara detail dan menyeluruh kepada pihak yang berkepentingan.
Termasuk di dalam laporan keuangan tersebut adalah informasi yang tidak bisa disajikan maka tetap harus diberi catatan tambahan baik berupa lampiran dan lainnya. Tujuan pengungkapan penuh adalah agar tidak ada informasi yang tertinggal atau miss.
7. Prinsip Mempertemukan
Prinsip dasar akuntansi mempertemukan atau matching principle adalah prinsip untuk mempertemukan antara pendapatan perusahaan terhadap pengeluaran perusahaan. Antara pendapatan dan pengeluaran kemudian dibandingkan agar bisa diketahui besaran untung atau rugi.
Perusahaan dikatakan memperoleh keuntungan apabila pendapatannya lebih besar dibandingkan pengeluaran. Sementara perusahaan akan disebut rugi jika pendapatan lebih sedikit dari pengeluarannya.
8. Prinsip Satuan Moneter
Prinsip satuan moneter termasuk ke dalam prinsip dasar akuntansi karena dalam setiap pencatatan transaksi keuangan harus ditetapkan bentuk mata uang tertentu yang digunakan, misal Rupiah, Dolar dan sebagainya. Tujuan penetapan satuan moneter agar format pencatatan sama untuk seluruh laporan.
9. Prinsip Konsistensi Akuntansi
Prinsip konsistensi atau consistency principle merupakan prinsip pelaporan keuangan akuntansi yang bersifat tetap serta digunakan terus-menerus secara konsisten. Sehingga metode maupun prosedur pelaporannya tidak berubah.
Hal ini bertujuan agar laporan yang disusun bisa dengan mudah dibandingkan dari laporan keuangan periode sebelumnya. Akuntan yang melakukan pelaporan dan analisa perbandingan juga tidak akan kesulitan melihat informasi laporan keuangan.
10. Prinsip Materialitas
Prinsip materialitas di dalam prinsip dasar akuntansi yakni setiap pencatatan keuangan wajib dilakukan dan dilaporkan di laporan keuangan apabila data tersebut mempunyai efek yang signifikan terhadap pengambilan keputusan maupun kinerja keuangan perusahaan.
Prinsip materialitas dibagi ke dalam beberapa bentuk yakni materialitas kualitatif, materialitas relatif, materialitas dalam konteks menyeluruh, materialitas dalam konteks waktu dan materialitas kuantitatif. Contoh prinsip materialitas akuntansi yakni pada perhitungan penurunan nilai aset tetap perusahaan.
Aset perusahaan seperti properti dan lain sebagainya bisa mengalami penurunan nilai seiring waktu berjalan. Penurunan nilai aset ini nantinya oleh auditor akan dievaluasi dan ditentukan apakah nilainya besar jika dibandingkan dengan total aset perusahaan.
Apabila persentase penurunannya besar dibandingkan total aset perusahaan maka penurunan bersifat material dan harus disebutkan khusus di dalam laporan keuangan.
______________________________________________________________________
Baca juga: Apa itu Perusahaan Dagang: Pengertian, Ciri-ciri, Jenis, dan Akun-akunnya
Sobat Pijar, itu dia 10 prinsip dasar akuntansi yang perlu kamu tahu. Yuk, pelajari lebih lengkap tentang akuntansi dan materi ekonomi lainnya bareng Pijar Belajar! Pastinya Pijar Belajar punya banyak sekali materi belajar yang bisa kamu explore.
Mulai dari materi pelajaran SD, SMP, hingga SMA ada semua, lho, di Pijar Belajar. Kamu bisa mengakses konten pembelajaran Pijar Belajar dengan mudah melalui website dan juga aplikasi Pijar Belajar.
Tunggu apa lagi? Yuk, download Pijar Belajar sekarang!