Hal-Hal yang Perlu Kamu Tahu Tentang Pertempuran Ambarawa
Superadmin
||0 Minute Read|Review
5.0
Isi Artikel
Sobat Pijar sudah pernah pergi ke Semarang, belum? Di Semarang terdapat satu monumen bersejarah, lho, yang pastinya keren dan menarik banget untuk dikunjungi, yaitu Palagan Ambarawa. Monumen ini dibangun sebagai peringatan akan pertempuran Ambarawa. Tapi, apakah kamu tahu bagaimana kisah pertempuran atau perang Ambarawa itu?
Sesuai namanya, perang Ambarawa terjadi di Ambarawa. Sebuah daerah yang berada di Semarang, Jawa Tengah. Perang ini adalah salah satu pertempuran yang berlangsung cukup sengit dalam sejarah Indonesia. Ditambah lagi, perang ini juga menjadi salah satu perang yang dipimpin oleh Kolonel Soedirman, lho.
Wah, seperti apa, ya, kronologi Pertempuran Ambarawa ini dan apa sebab terjadinya? Yuk, simak penjelasan berikut ini.
Baca juga: Ini Dia Biografi Pangeran Diponegoro Terlengkap!
Kenapa Pertempuran Ambarawa Bisa Terjadi?
Pertempuran Ambarawa dimulai dengan kedatangan tentara Inggris ke Indonesia pada tanggal 20 Oktober 1945 atau lebih tepatnya saat mereka datang ke Semarang. Awalnya sih, kedatangan ini dianggap tidak bermaksud buruk, makanya Gubernur Jawa Tengah, yaitu Wongsonegoro, menerima kedatangan tersebut.
Tapi ternyata, terdapat maksud terselubung, guys. Tentara Inggris sengaja datang ke Semarang untuk menunggu kedatangan Netherlands Indies Civil Administration (NICA). Mereka berencana membebaskan pasukan NICA yang menjadi tawanan. Pada 26 Oktober 1945, rencana tersebut pun berhasil dan tentara sekutu berhasil mempersenjatai tentara Belanda tersebut.
Gara-gara hal tersebut, Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan masyarakat Ambarawa pun marah besar. Soekarno dan Brigadir Bethell pun memutuskan bertemu dan berunding dengan tentara Inggris pada 2 November 1945 untuk meredam situasi. Tujuan perundingan tersebut untuk menyepakati gencatan senjata.
Tapi, walaupun sudah dilakukan kesepakatan, tentara Inggris ternyata tetap menambah pasukan dan persenjataan. Kondisi ini dianggap dapat membahayakan Tanah Air. Akhirnya, pada 21 November 1945 pertempuran Ambarawa antara pasukan TKR dengan sekutu pun dimulai.
Isi Perundingan Gencatan Senjata
Seperti yang disebutkan sebelumnya, pertempuran Ambarawa terjadi karena pengkhianatan sekutu atas perundingan gencatan senjata. Lalu, apa, sih, isi dari perundingan tersebut?
- Pihak Sekutu Mengurus Tawanan Perang dan Intern Sekutu
Pihak sekutu menyatakan bahwa mereka akan mengurus tawanan peran dan intern. Untuk melakukan hal ini, mereka akan menempatkan beberapa pasukan di Magelang. Tujuannya untuk melindungi supaya proses evakuasi bisa berjalan lancar.
Kesepakatan ini disetujui dengan syarat, jumlah pasukan yang melakukan penjagaan dibatasi sesuai keperluan.
- Ambarawa Terbuka untuk Sekutu dan Indonesia
Jalur Ambarawa – Magelang boleh digunakan oleh pihak sekutu maupun pihak Indonesia sebagai jalur lalu lintas.
- Sekutu Tidak Mengakui Aktivitas NICA
Selain tidak mengakui aktivitas NICA, perundingan ini juga menyatakan bahwa sekutu tidak mengakui aktivitas badan-badan yang berada di bawah NICA.
Kronologis Pertempuran Ambarawa
Kejadian perang Ambarawa sendiri tidak terjadi dalam satu hari saja. Secara umum, pertempuran Ambarawa bisa dibagi menjadi beberapa babak, yaitu:
20 November 1945
20 November 1945 menjadi babak awal dari pertempuran Ambarawa. Pertempuran ini dipimpin oleh Mayor Sumarto untuk melawan sekutu. Kemudian, pada 21 November, pasukan sekutu ditarik ke Ambarawa dan berlindung dengan pesawat tempur.
Keesokan harinya, pada 22 November 1945, pasukan sekutu melakukan penyerangan ke perkampungan di sekitar Ambarawa. Sementara itu, pasukan TKR melakukan pertahanan dan pengepungan dari dua arah. TKR Ambarawa, Boyolali, Salatiga, dan Kartasura bertahan di kuburan Belanda. Sedangkan TKR Divisi V/Purwokerto dari arah Magelang.
Kondisi ini berhasil membuat pasukan musuh terkepung. Tapi, pasukan sekutu berusaha menerobos kepungan dengan menggunakan tank dari arah belakang. Untuk mencegah jatuh korban yang lebih banyak, pasukan TKR mundur ke Bedono. Cara ini ternyata juga berhasil menahan pasukan musuh di Desa Jambu.
Rapat Koordinasi di Desa Jambu
Setelah musuh tertahan di Desa Jambu, para komandan mengadakan rapat koordinasi. Rapat ini menghasilkan pembagian Ambarawa menjadi empat sektor, yaitu sektor timur, sektor barat, sektor utara, dan sektor selatan. Di setiap sektor terdapat pasukan tempur yang berjaga secara bergantian.
Sayangnya, pada 26 November 1945, Letkol Isdiman terluka parah akibat serangan udara sekutu dan akhirnya gugur. Kolonel Sudirman pun ditunjuk untuk menggantikan posisi Letkol Isdiman dan memimpin Pertempuran Ambarawa.
5 Desember 1945
Setelah Kolonel Soedirman memimpin, pengepungan terhadap sekutu menjadi semakin ketat. Serangan mendadak juga sering diadakan secara serentak di semua sektor. Sejalan dengan hal tersebut, bantuan pasukan terus datang dari berbagai daerah. Seperti Yogyakarta, Solo, Salatiga, Purwokerto, Magelang, Semarang, dan lain-lain.
Kondisi tersebut membuat posisi pasukan TKR dalam Pertempuran Ambarawa menjadi semakin menguntungkan. Pada 5 Desember 1945, pasukan TKR pun berhasil memukul mundur pasukan sekutu di Banyubiru. Pasukan TKR juga berhasil merebut lapangan terbang Kalibenteng, Jalan Raya Ungaran – Ambarawa, serta Jalan Semarang – Yogyakarta.
12 Desember 1945
Puncak pertempuran Ambarawa terjadi pada tanggal 12–15 Desember 1945. Selama 4 hari, pasukan TKR berhasil memukul mundur musuh dengan strategi gelar supit urang. Atas keberhasilan tersebut, Kolonel Sudirman diangkat menjadi Panglima Besar TKR oleh Presiden Soekarno.
Strategi Gelar Supit Urang merupakan strategi mengatur gerakan pasukan menyerupai formasi bentuk urang atau udang, mulai dari tubuh udang, kaki udang, dan supit atau capit uang.
Jadi, dalam strategi ini, pergerakan pasukan Ambarawa dilakukan dari arah Selatan dan Barat ke arah Timur menuju Semarang. Kemudian diikuti gerakan seperti capit udang dari lambung kanan dan kiri. Sehingga, pasukan sekutu akan dikepung dari segala arah.
Strategi ini pun berhasil membawa kemenangan bagi pasukan TKR. Kemenangan dan keberhasilan Jenderal Soedirman dalam Pertempuran Ambarawa pun diabadikan dalam monumen Palagan Ambarawa. Selain itu, tanggal 15 Desember diperingati sebagai hari jadi TNI Angkatan Darat atau Hari Juang Kartika.
6 Tokoh Penting dalam Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa tentu saja tidak bisa lepas dari tokoh-tokoh di dalamnya. Nah, berikut ini adalah 6 tokoh penting perang Ambarawa yang kamu harus tahu:
1. Kolonel Soedirman
Kolonel Soedirman adalah panglima dan jenderal Indonesia pertama dan paling muda dalam pertempuran Ambarawa. Kemenangan Indonesia dalam peperangan ini juga didukung oleh taktik gelar supit urang yang digagas oleh beliau.
2. Letkol Gatot Soebroto
Selain Kolonel Soedirman, tokoh terkenal lain yang terlibat dalam pertempuran Ambarawa adalah Letkol Gatot Soebroto. Letkol Gatot Soebroto adalah ahli siasat yang cerdik. Di perang Ambarawa ini, Letkol Gatot Subroto diangkat menjadi Panglima Front Ambarawa.
3. Letkol Isdiman
Letkol Isdiman adalah seorang perwira TKR dan komandan resimen TKR Banyumas. Selain itu, beliau juga memiliki keahlian dalam strategi perang. Sehingga, Kolonel Soedirman menjadikan Letkol Isdiman sebagai orang kepercayaan.
4. Kolonel G.P.H. Djatikusumo
GPH Djatikusumo adalah salah satu tokoh kunci dalam pertempuran Ambarawa Beliau menjabat sebagai komandan Divisi IV, yaitu divisi yang melakukan pelacakan dan pengepungan pasukan asing. Selain di perang Ambarawa, Kolonel GPH Djatikusumo juga kerap memegang banyak posisi penting.
5. Kapten Surono Reksodimedjo
Saat Pertempuran Ambarawa, Kapten Surono Reksodimedjo memiliki peran sebagai Kapten di bawah Letkol Gatot Subroto. Selain itu, beliau juga berperan dalam mengalahkan aksi G30S/PKI di Jawa Tengah dan beberapa kejadian penting lain dalam sejarah Indonesia.
6. Letkol Sarbini Martodihardjo
Letkol Sarbini Martodihardjo sudah berkali-kali berperan dalam peperangan. Dalam perang Ambarawa, beliau memimpin pasukan Resimen Pusat Kedu, TKR untuk melakukan penyerangan dan pengepungan sekutu dan NICA di desa Jambu, Ambarawa.
Makna Pertempuran Ambarawa
Meski pertempuran Ambarawa sudah berakhir, makna yang didapat dari pertempuran ini tetap lekang. Bahkan kamu juga bisa menerapkan makna-makna tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Setidaknya, ada 3 makna yang bisa kamu pelajari dari kejadian pertempuran di Ambarawa ini, yaitu:
1. Kemenangan Sering Kali Harus Dibayar dengan Harga Mahal
Pertempuran Ambarawa berlangsung sengit dan memakan banyak korban jiwa. Banyaknya korban jiwa ini merupakan sebuah harga mahal yang harus dibayar untuk mencapai kemenangan.
Di masa kini, kita tidak perlu berperang dan mengorbankan banyak nyawa. Namun, untuk mendapatkan impian atau hal yang kita inginkan, tentu saja ada pengorbanan. Semakin besar suatu impian, maka semakin besar juga pengorbanan yang harus dilakukan. Baik pengorbanan waktu, tenaga, uang, atau lainnya.
2. Diperlukan Taktik Jitu untuk Menghadapi Rintangan yang Datang
Pada pertempuran Ambarawa, jumlah tentara Indonesia kalah jumlah dengan tentara musuh. Begitu juga dengan peralatan dan senjata yang digunakan. Namun, dengan taktik yang jitu, tentara Indonesia berhasil memenangkan pertarungan.
Begitu pula dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan kita pasti tidak lepas dari rintangan dan tantangan. Jika suatu cara tidak berhasil, maka kita harus memikirkan cara lain untuk bisa mendapatkan impian kita. Misalnya dengan berusaha lebih keras, bekerja sama dengan orang lain, atau mengubah pendekatan yang kita lakukan.
3. Terus Berjuang Sekuat Tenaga dan Jangan Menyerah Sampai Menang
Perbedaan jumlah dan senjata membuat pikiran negatif muncul. Akan tetapi, tentara Indonesia terus berjuang sekuat tenaga untuk meraih mimpi yang dicita-citakan. Sehingga, mereka tidak menyerah hingga kemenangan pertempuran Ambarawa didapatkan.
Di suatu titik, setiap orang pasti punya pikiran negatif dan keinginan untuk menyerah. Namun, jika kita yakin dengan tujuan yang ingin dicapai, akan lebih baik jika kita berusaha dengan maksimal dan tidak menyerah.
Baca juga: 10 Famous Historical Places in Indonesia
______________________________________________________
Nah, itulah beberapa hal yang perlu kamu tahu dan bisa dipelajari dari kejadian pertempuran Ambarawa. Selain pertempuran di Ambarawa, tentara dan pahlawan Indonesia juga melalui banyak perjuangan dan peperangan lainnya. Mempelajari hal tersebut dapat membantu kita menghargai warisan para pahlawan dan mencintai Indonesia dengan lebih baik lagi.
Mau belajar lebih banyak materi Sejarah? Coba akses Pijar Belajar, yuk! Pijar Belajar merupakan aplikasi pembelajaran yang memuat banyak latihan soal dan video pembahasan materi SD, SMP, dan SMA. Kamu pun bisa mengaksesnya kapan saja dan dimana saja, lho.
Wah, menarik banget, ya. Yuk, download Pijar Belajar sekarang juga!
Referensi:
Palagan Ambarawa, Peperangan dan Serangan – Indah Tjahwulan - https://repositori.kemdikbud.go.id/23993/1/Peperangan%20dan%20serangan.pdf - 2017
Pertempuran Ambarawa Cikal Bakal Hari Juang Kartika/Infanteri - Merlina Agustina Orilanda, S.S - https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/pertempuran-ambarawa-cikal-bakal-hari-juang-kartika-infateri/ -