Perilaku Menyimpang – Faktor, Ciri, Jenis dan Contohnya
Superadmin
||0 Minute Read|Review
5.0
Isi Artikel
Perilaku menyimpang merupakan salah satu bentuk gejala sosial yang kerap terjadi dalam masyarakat. Beberapa contoh perilaku menyimpang adalah melanggar norma-norma sosial yang ada, baik secara formal maupun informal.
Dalam masyarakat, perilaku menyimpang seringkali dipandang sebagai hal yang negatif dan merugikan, lho. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk mengatasi dan meminimalisir terjadinya perilaku tersebut. Yuk, kita belajar bareng mengenai perilaku menyimpang, apa saja faktor, ciri, jenis dan juga contohnya!
Pengertian Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang adalah tindakan pelanggaran yang dilakukan individu atau kelompok terhadap norma-norma sosial dan aturan yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku menyimpang akan menjadi kejahatan jika telah melanggar hukum atau peraturan yang berlaku dalam suatu masyarakat, contohnya seperti mencuri, membunuh, dan sebagainya.
Perilaku menyimpang dalam sudut pandang sosiologi dipandang sebagai perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dan aturan-aturan yang diterima oleh masyarakat. Hal ini sejalan dengan pengertiannya secara umum.
Nah, ini berarti bahwa perilaku tersebut dapat diklasifikasikan sebagai pelanggaran atau bertentangan dengan norma-norma sosial yang berlaku. Dalam sosiologi, perilaku menyimpang sering diteliti dan dianalisis untuk memahami faktor-faktor sosial dan lingkungan yang mempengaruhi tingkah laku individu.
Perlu dicatat nih, Sobat Pijar, bahwa klasifikasi perilaku menyimpang dapat berbeda-beda dari satu masyarakat ke masyarakat lain dan bahkan dalam waktu yang berbeda.
Materi perilaku menyimpang dalam sosiologi meliputi berbagai topik dan konsep, seperti definisi perilaku menyimpang, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang dan teori-teori yang menjelaskan perilaku menyimpang.
Teori Perilaku Menyimpang
Sobat Pijar, penjelasan dari tindakan orang-orang menunjukkan penyimpangan perilaku ternyata sudah diteliti oleh para pakar sosiologi dan disusun dalam teori-teori penyimpangan perilaku. Adapun teori-teori tersebut adalah sebagai berikut:
Teori Differential Association
Teori ini dikemukakan oleh Edwin H. Sutherland di tahun 1939. Dalam teori ini dijelaskan bahwa penyimpangan perilaku dipengaruhi oleh interaksi sosial yang terjadi antara individu dan lingkungan sosial mereka.
Sutherland mengemukakan bahwa individu yang sering berinteraksi dengan individu yang memiliki norma dan nilai yang berbeda dan memiliki pandangan positif terhadap perilaku menyimpang, cenderung lebih memiliki kecenderungan untuk melakukan perilaku menyimpang.
Teori Labelling
Teori Labelling adalah teori yang menekankan peran lingkungan dan interaksi sosial dalam mempengaruhi perilaku individu.
Teori ini dikembangkan oleh sosiolog seperti Howard Becker dan Edwin Lemert. Menurut teori ini, individu dapat berperilaku menyimpang karena mereka diterima sebagai menyimpang oleh lingkungan sosial mereka.
Teori ini berpendapat bahwa proses label diterapkan pada individu melalui tindakan sosial seperti penyidikan, penahanan, pengadilan, dan hukuman. Proses ini mengubah bagaimana individu dipandang oleh masyarakat dan memiliki dampak besar pada perilaku mereka.
Individu yang diterima sebagai "menyimpang" oleh lingkungan sosial mereka, cenderung memiliki pandangan negatif terhadap diri mereka sendiri dan mungkin terpengaruh oleh stereotipe negatif yang diterima oleh masyarakat.
Teori Struktur Sosial
Teori ini mengatakan bahwa perilaku yang menyimpang bukanlah hasil dari kegagalan individu untuk memenuhi norma dan nilai masyarakat, tetapi hasil dari ketidakseimbangan dan ketidaksetaraan sosial yang ada dalam masyarakat.
Menurut teori ini, penyimpangan perilaku adalah akibat dari ketidaksetaraan sosial dan ekonomi yang mempengaruhi individu, seperti kurangnya akses terhadap pendidikan, pekerjaan, dan lingkungan yang aman.
Individu yang tinggal dalam lingkungan yang tidak memenuhi kebutuhan mereka, cenderung memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dan memiliki keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka, sehingga lebih rentan untuk melakukan perilaku menyimpang.
Teori Struktur Sosial membantu memahami bagaimana faktor-faktor sosial dan struktural mempengaruhi individu dan menjelaskan mengapa perilaku menyimpang mungkin terjadi.
Menurut teori ini, untuk meminimalisir penyimpangan perilaku, diperlukan pemulihan dan keseimbangan sosial dan ekonomi untuk membantu individu memenuhi kebutuhan mereka dan mencapai potensi mereka.
Teori Fungsi
Teori ini dikembangkan oleh sosiolog seperti Emile Durkheim dan Robert Merton. Menurut teori ini, perilaku yang menyimpang merupakan hasil dari perbedaan antara tujuan sosial dan alat yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut teori Fungsi, perilaku tersebut dapat berfungsi sebagai mekanisme adaptasi bagi individu yang merasa tertekan oleh keterbatasan yang ada dalam masyarakat.
Hal ini nih, bisa ditunjukkan misalnya ketika individu yang kurang memiliki akses terhadap sumber daya ekonomi dan sosial, mungkin melakukan perilaku yang menyimpang sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Teori Konflik
Teori Konflik mengatakan bahwa perilaku yang tidak normal atau menyimpang adalah hasil dari konflik antara kelompok-kelompok sosial yang berbeda, seperti kelas, ras, dan gender, yang saling bertentangan dalam memperebutkan sumber daya dan kekuasaan.
Teori Konflik membantu memahami bagaimana konflik sosial dan ketidaksetaraan mempengaruhi perilaku individu dan menjelaskan bagaimana perilaku menyimpang dapat diartikan sebagai bentuk resistensi terhadap diskriminasi dan dominasi oleh kelompok sosial yang memegang kekuasaan.
Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang
Sobat Pijar, kamu juga perlu tahu apa saja faktor-faktor yang menyebabkan seorang individu atau kelompok melakukan penyimpangan perilaku, yakni berikut ini:
- Faktor biologis, seperti genetik, kondisi medis, atau gangguan perkembangan otak.
- Faktor sosial-ekonomi, termasuk kemiskinan, diskriminasi, dan kondisi lingkungan yang tidak memfasilitasi.
- Faktor psikologis, misalnya masalah emosi, masalah kepribadian, dan stres yang berlebihan.
- Faktor pendidikan, contohnya kurangnya pendidikan formal dan keterampilan sosial.
- Faktor media dan teknologi, contohnya eksposur yang berlebihan pada media dan konten negatif.
- Faktor budaya, termasuk norma dan nilai-nilai masyarakat yang tidak memfasilitasi perilaku yang positif.
- Faktor lingkungan keluarga seperti pengaruh orang tua, konflik dalam keluarga, dan absennya dukungan emosional.
Sobat Pijar juga perlu paham lho bahwa faktor-faktor ini seringkali bekerja secara bersamaan dan memengaruhi perilaku seseorang. Perilaku yang tidak baik tidak selalu merupakan hasil dari faktor internal, tetapi juga bisa dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor eksternal lainnya.
Ciri-ciri Perilaku Menyimpang
Berikut ini adalah ciri-ciri perilaku yang menyimpang dan umum ditemukan di masyarakat:
- Melanggar hukum
- Bertentangan dengan norma-norma sosial yang diterima
- Menyakiti orang lain secara fisik atau emosional
- Mengganggu lingkungan atau orang lain
- Ketergantungan terhadap obat-obatan, alkohol, atau aktivitas lain yang merugikan diri sendiri atau orang lain.
- Tindakan yang tidak memperhitungkan orang lain atau lingkungan
- Merusak properti atau lingkungan
Ciri-ciri di atas merupakan ciri yang umum sih, dan biasa ditemukan dalam kehidupan bermasyarakat namun tidak mencakup semua jenis penyimpangan perilaku yang terjadi.
Sifat Perilaku Menyimpang
Terdapat dua sifat penyimpangan perilaku, yaitu penyimpangan positif dan penyimpangan negatif. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Penyimpangan Positif
Penyimpangan positif adalah perilaku yang berbeda dari norma sosial tetapi memberikan manfaat bagi masyarakat. Misalnya, seorang murid berjualan di sekolah. Seorang murid sudah seharusnya belajar di sekolah, bukan berjualan. Tapi, hal tersebut terpaksa dilakukan untuk membantu menafkahi keluarga.
2. Penyimpangan Negatif
Penyimpangan negatif adalah perilaku yang melanggar norma sosial dan membahayakan masyarakat atau individu lain. Misalnya, seperti kebiasaan merokok di tempat umum, membawa dampak negatif bagi kesehatan orang lain yang berada di sekitarnya.
Kedua jenis penyimpangan ini memiliki pengaruh yang berbeda terhadap masyarakat dan individu yang melakukan perilaku tersebut.
Oleh karenanya, Sobat Pijar perlu mengetahui bagaimana norma sosial berlaku dalam masyarakat dan memahami bagaimana perilaku menyimpang dapat mempengaruhi diri sendiri dan orang lain.
Jenis-jenis Perilaku Menyimpang
Ada dua jenis perilaku yang dikatakan menyimpang, yakni perilaku menyimpang primer dan sekunder. Yuk, simak bersama penjelasannya di bawah ini!
1. Perilaku Menyimpang Primer
Perilaku menyimpang primer adalah perilaku menyimpang sosiologi yang melanggar norma-norma sosial yang berlaku dan dapat menyebabkan dampak negatif bagi individu maupun masyarakat. Contohnya seperti tindak kejahatan seperti pencurian, pemerkosaan, dan perampokan.
2. Perilaku Menyimpang Sekunder
Perilaku menyimpang sekunder adalah perilaku yang tidak langsung melanggar norma-norma sosial, namun merupakan respon atau akibat dari perilaku menyimpang primer.
Contohnya seperti perilaku menyimpang remaja yakni penyalahgunaan narkoba oleh individu yang mengalami stres akibat tindak kejahatan yang dialaminya.
Perbedaan antara kedua jenis perilaku yang menyimpang ini penting untuk diketahui dalam memahami dan mengatasi masalah perilaku menyimpang.
Penanganan keduanya bisa sangat berbeda lho, misalnya dalam hal perilaku menyimpang primer biasanya dilakukan upaya-upaya hukum sedangkan perilaku menyimpang sekunder dapat ditangani melalui intervensi psikologis dan pendidikan.
Contoh Perilaku Menyimpang
Apa saja contoh perilaku menyimpang? Ada bermacam-macam bentuk perilaku menyimpang. Perilaku tersebut dapat berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain dan dapat berubah seiring dengan perkembangan zaman dan norma-norma sosial.
Adapun perilaku menyimpang yang termasuk tindakan kriminal adalah segala bentuk tindakan yang merupakan kejahatan misalnya penyalahgunaan dan penjualan narkoba, pembunuhan, pemukulan, penganiayaan dan contoh lainnya seperti cybercrime.
Cara Mengatasi Perilaku Menyimpang
Beberapa cara ini nih yang dianggap cocok untuk mengatasi penyimpangan perilaku adalah sebagai berikut:
Terapi Perilaku
Terapi perilaku adalah cara yang efektif untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang. Terapi ini didasarkan pada prinsip bahwa perilaku dapat dipelajari dan diubah melalui pengalaman dan latihan. Terapi perilaku dapat dilakukan dengan bantuan seorang profesional atau secara mandiri.
Edukasi melalui Sosialisasi
Cara mengatasi perilaku menyimpang lainnya adalah dengan memberikan edukasi dan pemahaman tentang norma-norma sosial dan perilaku. Kamu bisa mengadakan sosialisasi terkait pengetahuan tentang nilai dan norma sosial, lho.
Apa itu sosialisasi? Singkatnya, sosialisasi merupakan usaha untuk memperkenalkan atau menginformasikan sesuatu kepada masyarakat. Nah, sosialisasi ini sudah pernah Pijar Belajar bahas dalam artikel sebelumnya, lho. Coba simak, ya!
Perlakuan Positif
Dapat dilakukan dengan memberikan perlakuan positif pada perilaku yang baik dapat memotivasi individu untuk berperilaku dengan baik dan mengurangi perilaku menyimpang.
Mediasi dan Konseling
Mediasi dan konseling dapat membantu individu mengatasi masalah yang mendasari perilaku yang menyimpang dan membantu mereka memperbaiki perilaku mereka.
Pengobatan
Dalam beberapa kasus, penyimpangan perilaku ini dapat disebabkan oleh masalah kesehatan mental, seperti kecemasan atau depresi. Dalam hal ini, pengobatan dapat membantu memperbaiki perilaku.
Perlu dipahami bahwa setiap individu unik dan memerlukan pendekatan yang berbeda untuk mengatasi perilaku yang menyimpang tersebut. Karenanya, pendekatan yang paling efektif mungkin akan berbeda dari satu individu ke individu lainnya.
Gimana? Apakah kamu sudah paham dengan penjelasan di atas? Yuk, coba asah pemahamanmu lebih jauh lagi bareng Pijar Belajar! Ada banyak latihan soal juga, lho, yang bisa kamu pakai untuk mengasah kemampuanmu.
________________________________________________
Baca juga: Gejala Sosial – Pengertian, Faktor Penyebab, Macam-macam, Contoh dan Dampaknya
Dalam kesimpulannya, perilaku menyimpang merupakan fenomena yang sangat penting untuk diketahui dan diamati dalam masyarakat. Seperti halnya ragam gejala sosial lainnya, perilaku tersebut juga memiliki dampak yang signifikan bagi kelangsungan hidup individu dan masyarakat.
Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk memahami dan mengatasi masalah ini. Pendekatan multidisiplin dan kerja sama yang erat antar berbagai pihak, termasuk masyarakat, pemerintah, dan lembaga-lembaga pendidikan, dibutuhkan untuk memerangi perilaku menyimpang.
Yuk, pelajari lebih banyak seputar perilaku menyimpang dan materi Sosiologi lainnya bersama Pijar Belajar. Aplikasi Pijar Belajar menyediakan berbagai sarana belajar untuk siswa SD, SMP, hingga SMA. Kamu bisa mengakses berbagai latihan soal dan video pembahasannya, lho!
Tunggu apa lagi? Download Pijar Belajar sekarang!