Pendudukan Jepang di Indonesia Latar Belakang, Dampak, Kebijakan, dan Kronologi
Superadmin
||0 Minute Read|Review
5.0
Isi Artikel
Apakah kamu sudah mengenal sejarah mengenai pendudukan Jepang di Indonesia? Nama Jepang memang tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia. Berdasarkan sejarahnya, pendudukan Jepang di Indonesia terjadi selama 3,5 tahun, lho.
Kira-kira bagaimana, ya, latar belakang awal mula pendudukan Jepang di Indonesia itu? Sobat Pijar bisa mempelajarinya bersama-sama dengan mengetahuinya melalui pembahasan di bawah. Pijar Belajar sudah merangkum penjelasan lengkap seputar latar belakang dan dampak pendudukan Jepang di Indonesia. Yuk, simak!
Baca juga: Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia | Materi Sejarah
Latar Belakang Pendudukan Jepang di Indonesia
Latar belakang pendudukan Jepang di Indonesia tidak terlepas dari adanya mencari keuntungan mencari sumber daya. Hal ini masih berkaitan dengan adanya Perang Dunia II. Jadi, dalam Perang Dunia 2, Jepang turut andil untuk memperluas wilayahnya, salah satunya Indonesia.
Pada tahun 1942, Jepang sudah banyak menduduki wilayah Asia Tenggara seperti Filipina, Palembang, Balikpapan, Pontianak, Samarinda, dan Tarakan (Kalimantan Timur). Padahal di tahun tersebut, Indonesia masih menjadi daerah kekuasaan Belanda.
Bahkan, hanya dalam beberapa hari saja Jepang telah berhasil menduduki Banten di Pulau Jawa. Kejadian tersebut berlangsung pada tanggal 1 Maret 1942. Kemudian, pada 5 Maret 1942 Jepang berhasil merebut kota Batavia. Akhirnya, pada 8 Maret 1942 Belanda menyerah kepada Jepang secara resmi.
Kondisi di Indonesia pasca Kedatangan Jepang
Kekalahan tersebut membuat Belanda menyerahkan kekuasaannya kepada Jepang. Penyerahan kekuasaan itu berlangsung di Subang, Jawa Barat. Dalam upacara tersebut, pihak sekutu atau Belanda diwakili oleh Gubernur Jenderal Tjarda Starkenborgh dan Jenderal Ter Poorten, sedangkan dari pihak Jepang adalah Jenderal Imamura.
Saat upacara sudah berakhir maka secara otomatis Indonesia berada di bawah jajahan Jepang. Politik imperialisme Jepang membuat Indonesia mengalami kesengsaraan. Tak hanya berorientasi pada sumber daya alam, Jepang juga ikut menggencarkan eksploitasi sumber daya manusia, lho, di Indonesia. Salah satunya dengan membuat organisasi-organisasi pemuda dan mengeluarkan kebijakan-kebijakan.
Nah, berbagai organisasi bentukan Jepang dan bagaimana perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajahan Jepang bisa kamu simak dalam artikel ini. Sobat Pijar juga bisa mengunjungi link ini untuk mengetahui pembahasan-pebahasan lainnya ya.
Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia
Sobat Pijar pasti tahu jika pendudukan Jepang di Indonesia sangat kejam? Namun, kamu juga bisa mengetahui dampak positif dan negatifnya lho. Yuk, coba rasakan dampak ini melalui sejarah pendudukan Jepang di Indonesia, yaitu:
Dampak Positif
Dampak positif yang bisa dirasakan karena adanya jajahan Jepang, bisa kamu ketahui seperti di bawah ini:
- Bahasa Indonesia bisa digunakan dengan baik seperti nama jalan dan pelajaran di sekolah.
- Diskriminasi pendidikan dihapuskan.
- Diperkenalkan sistem pertanian yang lebih baik.
- Mendapatkan pelatihan dalam perang dan persenjataan pemuda.
Dampak Negatif
Sedangkan, penjajahan tersebut tidak terlepas dari dampak negatif yang dapat dirasakan oleh bangsa Indonesia, yaitu:
- Penderitaan dan kesengsaraan bangsa Indonesia sangat besar.
- Banyak warga Indonesia yang mengalami kemiskinan.
- Potensi kekayaan alam Indonesia diserahkan kepada Jepang semuanya.
Kebijakan Pendudukan Jepang di Indonesia
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pendudukan Jepang di Indonesia berlangsung selama 3,5 tahun. Walaupun lebih singkat daripada pendudukan Belanda di Indonesia, kebijakan yang diberikan kepada rakyat Indonesia cukup besar di berbagai bidang. Lihat yuk, apa saja kebijakannya!
Kebijakan Pendudukan Jepang di Bidang Politik
Kebijakan pendudukan Jepang pertama yang akan kita bahas meliputi bidang politik. Hm… Kira-kira apa saja, ya? Berikut kebijakan pendudukan Jepang di bidang politik.
- Penggunaan bahasa Belanda dilarang saat ini dan mewajibkan untuk menggunakan bahasa Jepang. Akan tetapi, agar rakyat Indonesia simpati maka pengibaran bendera Merah Putih serta penggunaan Bahasa Indonesia tetap diizinkan.
- Struktur pemerintahan yang ada Indonesia harus sesuai dengan susunan Jepang.
- Adanya seikerei (penghormatan ke arah Tokyo dengan badan dibungkukkan 90 derajat untuk Kaisar Jepang) pada saat upacara bendera.
- Pembentukan pemerintahan militer yaitu angkatan laut dan angkatan darat.
- Organisasi-organisasi politik dibubarkan dan melarang aktivitas seperti rapat atau kegiatan politik lainnya.
- Membentuk organisasi sebagai alat propaganda namun tokoh pejuang lebih memanfaatkannya untuk keperluan pergerakan nasional.
- Dukungan semangat anti Belanda dan semangat nasionalisme Indonesia didukung oleh Jepang.
- Mendekati pemimpin Indonesia yang berharap mampu mendapatkan dukungan rakyat Indonesia agar bisa memobilisasi rakyat untuk kekuasaan Jepang.
- Pada September 1943 PM Tojo berkunjung ke Indonesia dan menjanjikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia kemudian dibentuknya BPUPKI.
Kebijakan Pendudukan Jepang di Bidang Ekonomi
Tak hanya di bidang politik saja, Jepang juga banyak mengeluarkan kebijakan di bidang ekonomi, lho. Beberapa di antaranya sebagai berikut.
- Eksploitasi sumber daya alam oleh Jepang dan juga mengeksploitasi sumber daya manusia sebagai kepentingan perang Jepang.
- Makanan, pakaian, pembekalan lainnya dari rakyat Indonesia diambil secara paksa dan tanpa adanya kompensasi.
- Krisis ekonomi dan inflasi terjadi sehingga rakyat sangat sengsara.
- Aktivitas ekonomi yang dilakukan digunakan untuk kepentingan perang seperti adanya bahan mentah maupun semua potensi sumber daya alam.
- Jepang membangun sistem ekonomi yang ketat sehingga adanya penerapan sanksi berat.
- Adanya sistem autarki yaitu pemenuhan kebutuhan daerah masing-masing dan menunjang kegiatan perang serta adanya sistem ekonomi perang.
- Pemerintah Jepang sepenuhnya memegang dan mengawasi perkebunan di Indonesia sehingga banyak pergantian tanaman dan perkebunan rusak karena untuk memenuhi kebutuhan biaya perang Jepang.
- Seluruh masyarakat Indonesia diwajibkan untuk bisa melakukan pekerjaan kasar seperti memperbaiki saluran air, memperbaiki jalan, maupun menanam pohon jarak dan hal ini dilakukan secara bergantian.
Kebijakan ini dimaksudkan untuk untuk mengambil alih di bidang ekonomi yang disebut sebagai self help. Untuk seluruh hasil perekonomian yang ada di Indonesia ini ternyata dijadikan sebagai modal kepentingan dari Jepang itu sendiri.
Kebijakan Pendudukan Jepang di Bidang Pendidikan
Tidak tertinggal untuk bidang pendidikan juga mengalami kebijakan yang cukup mencengangkan, lho. Berikut beberapa kebijakan yang dikeluakan pemerintahan Jepang dalam ranah pendidikan.
- Keadaan pendidikan Indonesia semakin memburuk seperti pendidikan tingkat dasar hanya satu yaitu pendidikan 6 tahun sehingga memudahkan pengawasan politik Jepang.
- Bahasa Jepang wajib dipelajari oleh para pelajar, selain itu juga harus mempelajari lagu kebangsaan Jepang, adat istiadat, Kimigayo, dan juga gerak badan sebelum dimulainya pelajaran.
- Penggunaan bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran wajib dan sebagai bahasa pengantar di seluruh sekolah.
- Perkembangan perguruan tinggi mengalami kemunduran karena banyak ditutup oleh Jepang di tahun 1943. Perguruan tinggi tetap masih ada yang dibuka yaitu Perguruan Tinggi Kedokteran di Jakarta dan Perguruan Tinggi Teknik di Bandung, dan Perguruan Tinggi Hewan di Bogor.
- Para pelajar diajarkan Heiho atau pembantu prajurit sehingga dianjurkan untuk masuk militer. Pemuda Indonesia juga dianjurkan agar masuk ke dalam barisan keibodan dan seinenden yaitu pembantu polisi.
Kebijakan pendudukan jepang di bidang pendidikan sendiri sebenarnya adalah fokus pada kebutuhan perang Jepang. Dengan begitu pendidikan yang ada di Indonesia menurun dan sangat tidak teratur sehingga banyak sekolah-sekolah yang ditutup begitu saja dan pengajar mengalami penurunan.
Kebijakan Pendudukan Jepang di Bidang Sosial
Dalam bidang sosial, Jepang juga banyak mengeluarkan kebijakan yang diterapkan kepada rakyat Indonesia. Diantaranya sebagai berikut.
- Adanya pekerjaan romusha yaitu sistem kerja paksa zaman Jepang yang sangat memprihatinkan karena setiap kegiatan dicurahkan untuk memenuhi kebutuhan perang Jepang. Karena adanya romusha ini maka banyak korban berjatuhan karena penyakit dan kelaparan.
- Proses komunikasi antar pulau dan dunia luar sangat sulit karena adanya kendali dari Jepang.
- Seluruh nama kota yang semula memakai bahasa Belanda diganti menjadi bahasa Indonesia seperti Batavia menjadi Jakarta dan Buitenzorg menjadi Bogor.
- Adanya kebijakan Kinrohosi yaitu tradisi kerja bakti yang dilakukan secara bersama-sama.
- Tanggal 1 April 1943 didirikan pusat kebudayaan Keimin Bunka Shidoso sehingga para seniman selalu diawasi agar tidak menyimpang dari tujuan Jepang.
- Mulai kondisi yang sangat memprihatinkan dan sangat parah seperti kesulitan makanan, adanya penyakit, dan lainnya sehingga muncul tindak kriminal.
- Praktik perbudakan wanita atau yugun ianfu sehingga banyak wanita muda Indonesia untuk menghibur perang Jepang.
- Tidak ada pers independen dan pengawasan karena adanya pembatasan pers yang ada di bawah pengawasan dari Jepang.
Untuk kerja paksa romusha ini sendiri sangat keras sehingga tidak heran jika banyak penyakit dan kematian pada saat itu. Hal itu dilakukan dengan paksa dan mulai dari pagi hari sampai malam hari tanpa makan dan tidak melihat kemanusiaan.
Akhir Pendudukan Jepang di Indonesia
Pendudukan Jepang memang sangat meresahkan sehingga bisa memberikan dampak-dampak di berbagai macam bidang. Namun, rakyat Indonesia tidak lengah dan tidak pasrah begitu saja karena harus berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan.
Karena Perang Dunia II yang masih berjalan maka di tanggal 9 Agustus 1945 diluncurkan bom atom yang bernama Fat Man. Bom itu dibawa oleh B-29 yang menuju ke kota Nagasaki dan Hirosima sehingga membuat dua kota tersebut hangus terbakar dan tidak tersisa.
Peristiwa bom atom ini ternyata mampu melumpuhkan Jepang dan menjadi luka yang sangat mendalam. Terlebih di tanggal yang sama, Tentara Merah Uni Soviet menyerang negara boneka Jepang, yaitu Manchukuo, dan berhasil mendudukinya.
Serangan kepada Jepang tersebut digunakan untuk menarik simpati rakyat Indonesia. Jepang menjanjikan sebuah kemerdekaan untuk Indonesia Namun, dalam waktu yang berdekatan, tentara sekutu telah mendarat di Balikpapan dan membuat Jepang semakin terdesak. Akhirnya, pada 15 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada sekutu tanpa syarat sehingga menandai berakhirnya Perang Dunia II yang ada di Pasifik. Hal itu juga membuat penjajahan Jepang di Indonesia berakhir.
Pejuang Indonesia tetap bersikeras untuk menuju Indonesia merdeka meskipun masih dalam kepungan negara sekutu. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut, pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia menyatakan kemerdekaannya dan diakui oleh seluruh negara di dunia.
Saat itu, Presiden Soekarno dan wakilnya Mohammad Hatta membaca teks proklamasi yang pastinya disertai dengan lika-liku untuk mencapai Indonesia merdeka. Perjuangannya tidak pernah putus dan selalu menjadi kenangan terbaik di Indonesia.
Baca juga: Peradaban Awal Dunia: India Kuno, Tiongkok Kuno, Romawi Kuno, dan Amerika Kuno
_________________________________________________________________
Sejak pendudukan Jepang di Indonesia membuat sangat pedih dan mengakibatkan luka. Namun, para pejuang kemerdekaan tidak pernah lengah sehingga bisa mencapai kemerdekaan dengan baik. Berbagai dampak yang dirasakan saat itu jangan sampai terulang kembali di masa seperti ini.
Cari tahu lebih banyak tentang Sejarah Indonesia di Pijar Belajar, yuk! Aplikasi Pijar Belajar menyediakan banyak latihan soal untuk mata pelajaran Sejarah dan sebagainya lengkap dengan pembahasannya. Nah, kamu bisa banget menggunakan latihan soal itu untuk mengasah pemahamanmu.
Download Pijar Belajar sekarang!