Mengenal Sistem Koloid, Jenis, Sifat, & Pembuatannya
Superadmin
||0 Minute Read|Review
5.0
Siapa nih yang suka minum susu atau makan es krim? Tahukah kamu, dibalik kelezatan dan manfaat keduanya, ternyata es krim dan susu tergolong sebagai koloid, lho! Memangnya cairan koloid itu apa sih? Yuk cari tahu salah satu ilmu penting di mata pelajaran kimia ini lewat konten edukasi materi koloid yang sedang kamu baca ini!
Baca juga: Present Perfect Tense : Pembahasan Rumus, Contoh Kalimat, Soal & Kunci Jawaban
Apa itu Sistem Koloid?
Apa yang dimaksud dengan koloid? Penjelasan mudahnya, sistem koloid adalah campuran antara dua zat yang memiliki perbedaan fase dengan partikel terdispersinya (terlarut) tersebar merata di dalam fase pendispersi (pelarut).
Berdasarkan data pada tabel diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa koloid merupakan campuran antara larutan dan suspensi yang bersifat homogen secara makroskopis, namun heterogen jika diamati dengan mikroskop, mengalami 2 fase, stabil & ukuran diameternya berkisar antara 10-7 – 10-5 cm.
Apa Saja Jenis-jenis Koloid?
Ternyata koloid punya banyak jenis lho, seperti yang kita ketahui koloid mengalami fase terdispersi dan medium pendispersi, hasilnya bisa berwujud padat, cair, dan gas. Maka dari itu, kami ingin mengenalkanmu dengan 8 jenis koloid berikut ini, simak ya!
1. Sol Padat
Pertama, ada jenis koloid sol padat. Koloid ini mempunyai fase terdispersi (terlarut) padat dalam medium pendispersi (pelarut) yang padat juga. Jenis koloid sol padat bisa terbentuk karena adanya pengaruh tekanan dan suhu yang membuatnya menjadi sebuah padatan yang kokoh atau keras. Untuk contoh koloid sol padatnya, kamu bisa cek melalui tabel berikut ini:
2. Sol
Sol adalah jenis yang mengalami fase terdispersi (terlarut) padat dalam medium pendispersi (pelarut) cair dan memiliki sifat tidak mudah berubah. See? Perbedaan antara sol padat & sol jenis kedua ini terletak pada medium pelarut atau pendispersinya. Sol padat medium pelarutnya padat, sol medium pelarutnya cair. Sudah jelas ya. Untuk bentuk contoh benda keseharian dari koloid sol bisa kamu cari tahu lewat tabel dibawah ini:
3. Aerosol Padat
Jenis koloid ketiga adalah Aerosol padat. Koloid Aerosol Padat ini terbentuk pada fase terdispersi padat dalam medium pendispersi gas. Sebagai ilustrasinya, bentuk aerosol padat bisa berupa asap kendaraan.
Asap kendaraan memiliki kandungan padatan seperti karbon, timbal, karbon monoksida, dan kandungan lainnya. Kandungan padatan tersebut merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna dari mesin sehingga knalpot kendaraan mengeluarkan asap.
Asap ini seringkali mengganggu pengendara lain, mulai dari bau yang tidak sedap dan mata bisa kelilipan karena adanya kandungan padatan (fase terdispersi) di dalam asap (medium pendispersi). Untuk contoh koloid aerosol lebih lengkap, bisa kamu lihat lewat tabel berikut ini:
4. Aerosol
Jenis koloid keempat adalah Aerosol. Koloid Aerosol memiliki fase terdispersi cairan dan medium pendispersinya berupa gas. Letak perbedaan dari aerosol dengan aerosol padat ada pada fase terdispersinya. Dan koloid jenis Aerosol ini tidak bisa bertahan lama karena zat penyusunnya mudah rusak karena perubahan suhu & tekanan udara yang tidak stabil di sekitarnya.
Salah satu contoh dari jenis koloid ini adalah parfum. Saat parfum disemprotkan di udara, maka cairan parfum akan mengalami fase terdispersi atau tersebar di udara dalam bentuk gas (medium pendispersinya). Untuk contoh lebih lengkapnya, kamu bisa cek tabel dibawah ini:
5. Emulsi Padat
Koloid kelima adalah emulsi padat. Jenis koloid ini memiliki fase terdispersi cair dalam medium pendispersi padat. Supaya kamu mudah memahaminya, perhatikan ilustrasi berikut:
Agar-agar adalah salah satu contoh dari jenis koloid emulsi padat. Agar-agar dibuat dengan air (fase terdispersi) yang kemudian dicampur bubuk agar-agar (medium pendispersi). Ketika bubuk agar-agar dipanaskan dalam air, serat yang terkandung di dalam agar-agar akan bergerak secara bebas.
Kemudian, saat proses pendinginan, serat dari agar-agar tersebut akan saling merapat dan memadat. Jadi, kesimpulannya partikel-partikel air terdispersi atau tersebar dalam partikel agar-agar. Untuk contoh lebih lengkapnya, kamu bisa perhatikan tabel dibawah ini:
6. Emulsi
Koloid jenis keenam dikenal dengan nama emulsi. Koloid ini memiliki fase terdispersi dan medium pendispersi yang sama, yaitu cair. Emulsi tersusun dari cairan polar senyawa yang berbeda sehingga membuatnya tidak saling bercampur, misalnya saja susu.
Susu dikategorikan sebagai emulsi karena campuran susu dan air tidak bisa bercampur sempurna. Untuk contoh koloid emulsi lainnya, kamu bisa cek tabel dibawah ini:
7. Buih Padat
Koloid ketujuh ada buih padat. Jenis koloid ini memiliki fase terdispersi gas dalam medium pendispersi padatan. Contohnya, spons. Dari tampilan luarnya, spon terlihat padat, tapi ketika kita menekannya dengan jari tangan, spon akan mengempis karena isinya ternyata udara. Bisa disimpulkan bahwa partikel-partikel udara atau gas tersebar dalam medium padat pada spons.
8. Buih
Koloid jenis terakhir, yaitu buih. Berbeda dengan keloid sebelumnya, buih memiliki fase terdispersi berupa gas dalam medium pendispersi cair, contohnya buih sabun.
Udara (fase terdispersi) yang terjebak di dalam larutan koloid sabun (medium pendispersi) menghasilkan buih pada sabun berbentuk jaring atau lapisan gelembung-gelembung bening. Untuk contoh lainnya dari koloid buih bisa kamu cek lewat tabel berikut ini:
Apa Saja Sifat-Sifat Koloid?
Setelah mengenal pengertian sistem koloid dan jenis koloid, selanjutnya kami ingin mengenalkanmu tentang sifat yang dimiliki oleh koloid biar kamu makin paham gimana sih cara mengetahui koloid, pergerakan partikelnya, dan masih banyak lagi. Yuk langsung saja simak ulasan ringkasnya dibawah ini!
1. Efek Tyndall
Sifat koloid yang pertama adalah Efek Tyndall. Efek Tyndall pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan asal Inggris, yaitu John Tyndall. Definisi mudahnya, Efek Tyndall bisa kita artikan sebagai efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.
Jadi, begitu ada berkas cahaya yang diarahkan ke larutan, cahaya tersebut akan diteruskan yang menyebabkan kita nggak bisa melihatnya. Oleh karena itu, dengan menggunakan Efek Tyndall, kita bisa menggunakannya untuk membedakan antara koloid dan larutan.
2. Gerak Brown
Sifat koloid yang kedua adalah gerak brown. Gerak brown sendiri ditemukan pada tahun 1827 oleh seorang botanis asal Skotlandia, yakni Robert Brown. Ia berhasil mengamati bagaimana partikel koloid bergerak.
Berdasarkan pengamatannya, ia membuktikan bahwa partikel koloid selalu bergerak dan tidak pernah berada dalam kondisi statis (diam) dengan lintasan lurus yang arahnya tidak beraturan. Ukuran partikel pun mempengaruhi kecepatan geraknya, lho. Jadi, ketika ukuran partikelnya semakin kecil, maka semakin cepat gerak Brown yang dihasilkan.
Contohnya, saat partikel debu bergerak melewati celah jendela yang terkena sinar Matahari, maka kamu bisa melihat partikel debu tersebut bergerak terus dan jalur lintasannya berbentuk lurus.
3. Adsorpsi
Sifat ketiga koloid adalah Adsorpsi. Penjelasan mudahnya, adsorpsi bisa diartikan sebagai peristiwa dimana terserapnya partikel-partikel ion atau senyawa lain oleh permukaan koloid. Contohnya, menjernihkan air menggunakan tawas. Kenapa tawas bisa menjernihkan air? Karena tawas memiliki kemampuan untuk menyerap polutan yang ada pada air
4. Koagulasi koloid
Sifat terakhir dari koloid adalah Koagulasi. Penjelasan mudahnya, koagulasi bisa diartikan sebagai proses atau peristiwa penggumpalan partikel koloid yang membentuk endapan.
Kenapa koloid bisa menggumpal? Bukankah partikel koloid memiliki muatan yang saling bertolak belakang? Hal ini dikarenakan muatan koloid dinetralkan sehingga tidak terjadi reaksi tolak menolak. Ketika muatan partikelnya dinetralkan maka partikel koloid akan saling menyatu dan berkelompok membentuk gumpalan.
Contoh koagulasi adalah saat kamu menambahkan sedikit senyawa asam ke dalam susu hasilnya adalah susu akan mengalami penggumpalan yang membentuk endapan.
Bagaimana Cara Pembuatan Koloid?
Pada pembahasan terakhir, kami ingin mengenalkanmu dengan cara pembuatan koloid melalui metode kondensasi dan dispersi. Penasaran bagaimana cara pembuatannya? Yuk simak caranya lewat penjelasan dibawah ini!
1. Kondensasi
Cara kondensasi adalah cara pembuatan partikel koloid dari partikel larutan sejati. Kondensasi bisa diartikan sebagai pembuatan koloid dari larutan melalui proses fisika, dan kimia. Secara fisika, prosesnya dilakukan dengan cara mengubah pelarut, sedangkan pada proses kimia, melibatkan 3 reaksi berikut ini:
- Reaksi redoks, reaksi oksidasi dan reduksi.
- Reaksi hidrolisis, direaksikan dengan air.
- Reaksi dekomposisi rangkap, atau reaksi substitusi, yang biasanya.
2. Dispersi
Kedua, kamu bisa membuat koloid dengan metode dispersi, yaitu proses membuat koloid dari suspensi partikel yang besar diubah menjadi partikel kecil.Untuk lebih jelasnya, dispersi dibagi lagi prosesnya menjadi 3, yaitu mekanik, peptisasi, dan busur berdia / bredig. Berikut penjelasannya:
- Secara mekanik, prosesnya yaitu menggerus atau menumbuk partikel agar ukurannya mengecil yang selanjutnya ditambahkan pada medium berupa zat cair yang panas.
- Secara peptisasi, menambahkan ion yang sejenis dalam suatu endapan.
- Secara busur berdia atau bredig, mengalirkan arus daya bertegangan tinggi pada kedua buah elektroda logam yang sudah dicelupkan pada medium air.
Baca juga: Proses Terjadinya Hujan Seperti Apa, Ya?
______________________________________________________
Nah itu dia pengenalan materi koloid. Setelah membaca konten edukasi ini, kamu pastinya sudah paham mengenai pengertian koloid, jenisnya, sifatnya, dan cara pembuatannya. Semoga bermanfaat!
Yuk, asah pemahamanmu melalui latihan soal dan video pembahasan di Pijar Belajar! Mulai dari 10 ribu saja, kamu sudah bisa mengakses seluruh materi pelajaran Pijar Belajar, lho. Tunggu apa lagi? Download Pijar Belajar sekarang, yuk!