pijarbelajar

Sejarah

Latar Belakang Pemberontakan G30S PKI dan Kronologinya

Pijar Belajar

||0 Minute Read|

Review

0

5.0

Latar Belakang Pemberontakan G30S PKI dan Kronologinya image

Semenjak proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia telah menghadapi beberapa kali pemberontakan dengan beragam latar belakang. Beberapa konflik terjadi berkaitan dengan ideologi, salah satunya latar belakang pemberontakan G30S PKI pada tahun 1965.


Meskipun latar belakang pemberontakan G30S PKI adalah sebagai upaya PKI untuk mengganti ideologi negara Indonesia menjadi komunis, namun sebenarnya masih terdapat beberapa kontroversi terkait peristiwa berdarah tersebut. 


Beberapa pihak masih berdebat mengenai siapa dalang G30S PKI tahun 1965. Beberapa teori mengatakan bahwa dalang gerakan tersebut adalah Dinas Intelijen Amerika Serikat (CIA) bahkan Presiden Soekarno. Namun, teori paling banyak diterima adalah dalang peristiwa ini merupakan PKI.


Memangnya seperti apa, sih, peristiwa G30S PKI itu? Yuk, kita cari tahu sama-sama! 


Baca juga: Latar Belakang Lahirnya Orde Baru serta Visi, Ciri, dan Dampak Pemerintahannya


Apa Itu G30S PKI

G30S PKI adalah singkatan dari Gerakan 30 September, yakni sebuah peristiwa berdarah yang terjadi di Indonesia dan menewaskan beberapa jenderal Angkat Darat tanah air dalam upaya mengganti ideologi Indonesia menjadi komunis.


Sesuai dengan namanya, waktu kapan G30S PKI terjadi adalah pada tanggal 30 September tahun 1965. Peristiwa ini telah meninggalkan luka yang sangat mendalam di dalam hati bangsa Indonesia. 


Peristiwa G30S PKI dijalankan oleh salah satu partai politik yang saat itu cukup berkuasa, yakni Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan pemimpinnya, yaitu Dipa Nusantara Aidit atau lebih dikenal sebagai DN Aidit. 


PKI berawal dari Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) yang didirikan oleh tokoh sosialis Belanda, yaitu Marie Sneevliet atau Henk Sneevliet. ISDV ketika awal didirikan sebenarnya merupakan partai kecil dengan basis anggota terbatas. 


Namun partai ini menjalankan strategi menyusupkan anggotanya ke partai lokal baik partai kecil maupun besar. Salah satu partai besar lokal yang disusupi ISDV adalah Sarekat Islam (SI). 


Sarekat Islam (SI) adalah partai berbasis Islam yang memiliki basis massa cukup besar di berbagai daerah. Tokoh Semaoen dan Darsono adalah tokoh Sarekat Islam (SI) yang terpengaruh oleh pandangan ISDV dan menjadi pihak yang berperan penting terhadap pendirian PKI. 


Pada tahun 1920an, PKI pun lahir dengan tokoh pimpinannya adalah Semaoen dengan wakil ketua Darsono. Tan Malaka pernah mengusulkan nama untuk PKI yakni Partai Nasional Revolusioner Indonesia namun usulan ini ditolak Semaoen.


Dalam perjalanannya, Partai Komunis Indonesia (PKI) sebenarnya sudah pernah melakukan pemberontakan di tanggal 18 September 1948 di Madiun. Pemberontakan pertama oleh PKI ini dipimpin oleh Muso yang mendukung Uni Soviet beraliran komunis. 


Namun, pemberontakan di Madiun ini berhasil ditumpas pemerintah melalui Divisi Siliwangi dan Muso tewas tertembak. Sementara itu, Aidit dan Lukman berhasil melarikan diri pada peristiwa ini. Merekalah yang nantinya mempelopori pemberontakan G30S PKI tahun 1965.


Latar Belakang Pemberontakan G30S PKI

Latar belakang pemberontakan G30S PKI tidak bisa dilepaskan dari keberadaan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia pada masanya. 


Partai ini berhasil mengumpulkan kekuatan dari kalangan buruh, petani hingga kalangan pemikir. PKI bahkan berhasil menempati posisi keempat pada pemilu tahun 1955 dengan meraih 16,4 persen suara. PKI saat itu berada di posisi keempat di bawah PNI, Masyumi dan NU.


Sebelum terjadinya peristiwa kudeta oleh PKI tahun 1965, sebelumnya PKI sangat aktif melancarkan berbagai propaganda dan mobilisasi massa untuk menambah kekuatan. Sejak bulan Juli 1960 PKI sangat giat melancarkan kecaman yang ditujukan ke tentara dan kabinet. 


Saat kecaman tersebut sudah semakin tidak terkendali, pihak tentara pun bereaksi. Akan tetapi, Presiden Soekarno segera menengahi agar persoalan selesai untuk sementara waktu. Namun, situasi ini justru membuat hubungan PKI dan Presiden Soekarno semakin dekat.


Ditambah lagi di bulan Agustus 1960 Presiden Soekarno membubarkan Partai Sosialis Indonesia (PSI) dan Masyumi yang menyebabkan PKI semakin bebas melakukan kegiatan mobilisasi massa. Sementara itu PNI dan NU juga secara praktis telah dilumpuhkan.


PKI juga terus memperkuat kedudukannya di kabinet pemerintahan. Ditambah lagi dengan Presiden Soekarno yang tampak lebih pro kepada PKI membuat partai ini merasa di atas awan. 


Ketika sekelompok cendekiawan yang memiliki pandangan anti PKI mengumumkan Manifesto Kebudayaan (Manikebu) atas dasar penolakan mereka terhadap ideologi politik luar mendominasi kebudayaan nasional. 


Manifesto ini dikecam oleh Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) yang pro PKI dengan keras. Soekarno pun melarang Manikebu. Berbagai tindakan liar yang menyasar kelompok kaya seperti birokrat, tentara, tuan tanah dan lainnya. Misalnya kepala desa yang sudah sepuh disidang di depan pengadilan rakyat. 


Kekerasan pun semakin menjadi-jadi. Ditambah lagi hubungan PKI dan Angkatan Darat memang semakin memanas. Pemimpin PKI terus melancarkan kritikan keras terhadap AD dan juga pejabat anti PKI yang dituduh sebagai kapitalis birokrat korup. 


Kondisi ini membuat posisi PKI di ibukota semakin kuat. PKI juga sempat mengusulkan pembentukan angkatan bersenjata kelima selain AD-AU-AL-AK yakni petani dan buruh bersenjata. Namun gagasan ini gagal direalisasikan. PKI juga menuduh bahwa Dewan Jenderal AD sedang mempersiapkan kudeta. 


Kondisi yang sudah sedemikian panas ini ditambah dengan kondisi Soekarno yang tiba-tiba jatuh sakit di bulan Juli 1965 membuat PKI memutuskan untuk segera bergerak. Saat itu, DN Aidit mendatangkan tim dokter Cina untuk memeriksa kondisi Soekarno. 


Hasil pemeriksaan menyatakan bahwa presiden RI kemungkinan akan lumpuh atau segera meninggal. PKI pun rapat ditanggal 28 September 1965 yang memutuskan bahwa mereka harus segera bergerak.


Faktor Penyebab Terjadinya Peristiwa G30S PKI 

Faktor yang menyebabkan peristiwa berdarah ini tentu tidak bisa dilepaskan dari latar belakang pemberontakan G30S PKI. 


Jika kita menggunakan teori yang paling banyak diterimam, yakni teori yang dikemukakan oleh Ismail Saleh dan Nugroho Notosusanto, maka peristiwa kudeta ini dilatar belakangi oleh faktor perbedaan ideologi dan upaya mengganti ideologi Indonesia.


Berdasarkan latar belakang pemberontakan G30S PKI kita bisa menarik kesimpulan bahwa ada setidaknya 5 faktor penyebab atau tujuan yang ingin diraih melalui gerakan kudeta oleh Partai Komunis Indonesia:

  1. Mengambil alih kekuasaan pemerintah Indonesia yang sah dengan menyingkirkan TNI AD
  2. Mengganti ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila menjadi berideologi komunis
  3. Menghancurkan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan merubahnya menjadi negara berbentuk komunis
  4. Mewujudkan cita-cita partai komunis untuk membentuk masyarakat komunis dengan cara mewujudkan sistem pemerintahan berdasarkan ideologi komunis
  5. Kudeta oleh PKI ini sebenarnya terkait erat dengan berbagai upaya perebutan kekuasaan gerakan komunisme internasional.


Kronologi Peristiwa G30S PKI

Rangkuman peristiwa G30S PKI dimulai sejak malam hari tanggal 30 September 1965 hingga dini hari tanggal 1 Oktober 1965. Pada waktu itu, Gerakan 30 September dijalankan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Gerakan kudeta ini menyasar pimpinan tertinggi Angkatan Darat Indonesia.


Gerakan 30 September 1965 atau G30S dipimpin oleh Letkol Untung dengan menculik serta membunuh pimpinan TNI Angkatan Darat. Berikut daftar nama 7 jenderal korban G30S PKI:

  1. Letnan Jenderal Ahmad Yani (Panglima AD
  2. Mayor Jenderal Soeprapto
  3. Mayor Jenderal S. Parman
  4. Brigadir Jenderal DI Panjaitan
  5. Mayor Jenderal MT. Haryono
  6. Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo


Kemudian, PKI juga menculik pengawal Jenderal Abdul Haris Nasution yakni Letnan Satu Pierre Andreas Tendean karena berpura-pura sebagai Jenderal AH. Nasution. Jenderal dan perwira TNI ini diculik dan dibunuh kemudian dimasukkan ke dalam sumur tua yang ada di wilayah Lubang Buaya Jakarta.


Sementara itu, jenderal yang selamat dari tragedi G30S PKI adalah Jenderal A.H. Nasution karena berhasil lolos dari usaha penculikan. Hanya saja anak perempuan Jenderal A.H. Nasution tertembak dan menjadi korban. 


Kalau begitu, peristiwa G30S PKI terjadi dimana saja, ya? Selain melakukan pemberontakan di wilayah Jakarta, PKI juga melakukan penculikan dan pembunuhan beberapa perwira Angkatan Darat anti PKI di Yogyakarta. Tokoh yang dibunuh di Yogyakarta adalah Letnan Kolonel Sugiono dan Kolonel Katamso. 


Di pagi hari setelah berhasil menculik dan membunuh jenderal Angkatan Darat, Letkol Untung mengumumkan pembentukan "Dewan Revolusi" melalui saluran berita RRI. Pengumuman pembentukan Dewan Revolusi ini membingungkan masyarakat.


Tokoh Pemberontak G30S PKI

Tokoh pemberontakan G30S PKI selanjutnya adalah Letnan Kolonel Untung, seorang perwira yang memang sangat dekat dengan PKI. Letkol Untung memimpin pemberontakan G30S dengan cara menculik beberapa jenderal dan perwira di waktu malam hari hingga pagi buta tanggal 1 Oktober 1965.


Upaya Penyelesaian G30S PKI

Dampak G30S PKI menyebabkan situasi keamanan dan kestabilan politik negara menjadi kacau dan tidak menentu. 


Pada kondisi serba tidak menentu itu, Mayor Jenderal Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) berinisiatif untuk mengambil alih pimpinan Angkatan Darat mengingat Jenderal Ahmad Yani selaku Panglima AD tidak diketahui keberadaannya.


Mayjen Soeharto pun mengumpulkan pasukan dari kalangan Angkatan Darat yang masih setia terhadap Pancasila. Setelahnya di bawah pimpinan Mayjen Soeharto, operasi penumpasan G30S PKI pun dilakukan. Penumpasan dilakukan hingga ke berbagai daerah. 


Setelah diketahui bahwa G30S didalangi oleh PKI, maka pimpinan dan simpatisan PKI pun ikut diburu. Operasi pembersihan PKI ini tidak hanya dilakukan oleh pasukan TNI yang setia pada Pancasila namun juga oleh elemen masyarakat. 


Ada banyak masyarakat yang tidak menyukai gerakan PKI terutama dari kalangan para santri dan umat islam yang dimusuhi oleh PKI sejak pemberontakan pertama. Sejak saat itu, ideologi komunis menjadi ideologi terlarang di tanah air dan Partai Komunis Indonesia (PKI) dibubarkan oleh pemerintah.


_________________________________________________________


Baca juga: Latar Belakang Peristiwa Rengasdengklok Lengkap dengan Kronologi dan Dampaknya


Nah, dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa latar belakang pemberontakan G30S PKI pimpinan DN Aidit adalah adanya keinginan Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk menggulingkan pemerintahan Soekarno serta mengganti ideologi negara Indonesia menjadi komunis. Sejak pemberontakan, PKI telah ditetapkan sebagai organisasi terlarang di Indonesia.


Yuk, pelajari lebih banyak seputar pemberontakan G30S PKI bareng Pijar Belajar! Aplikasi Pijar Belajar memiliki rangkuman materi yang lebih mendetail tentang sejarah-sejarah di Indonesia. Jadi, wawasanmu bisa semakin bertambah, deh.


Selain itu, ada juga latihan soal Pijar Belajar yang bisa kamu gunakan untuk menguji dan mengasah kemampuanmu.


Tunggu apa lagi? Download Pijar Belajar atau klik banner di bawah ini untuk mulai belajar mudah kapan aja dan dimana aja!


Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton
logo pijarbelajar

Didukung oleh

logo telkom
logo indihome
Image Maps

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

Image Mail

support@pijarbelajar.id

Image Whatsapp

+62 812-8899-9576 (chat only)

Download Sekarang

playstoreappstore
instagramlinkedIn

© 2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved

Image MapsGedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

Image Mailsupport@pijarbelajar.id

Image Whatsapp+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved