Latar Belakang Lahirnya Orde Baru serta Visi, Ciri, dan Dampak Pemerintahannya
Superadmin
||0 Minute Read|Review
5.0
Isi Artikel
Dalam perkembangan pemerintahan dan politik Indonesia, Sobat Pijat pasti pernah mengenal istilah masa Orde Baru. Orde Baru merupakan bentuk sistem pemerintahan yang berlangsung pada 11 Maret 1966 sampai 20 Mei 1998. Nah, orde lama ini berlangsung pada masa pemerintahan Soeharto, loh. Lalu apa ya latar belakang lahirnya Orde Baru?
Kira-kira apa kebijakan yang dilakukan oleh Soeharto sebagai presiden ya, Sobat Pijar? Simak penjelasanya, yuk!
Baca juga: Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan | Jatuhnya Jepang, Rengasdengklok, hingga Proklamasi
Latar Belakang Lahirnya Orde Baru
Latar belakang lahirnya Orde Baru tak bisa lepas dari masalah yang terjadi di pemerintahan sebelumnya, yaitu Orde Lama Soekarno. Peralihan pemerintahan antara Soekarno dan Soeharto tak berjalan dengan mulus, melainkan lewat serangkaian peristiwa politik dan sosial.
Di tahun 1960-an atau akhir pemerintahan Soekarno, kondisi ekonomi Indonesia sedang tidak stabil, loh, Sobat Pijar. Tercatat di tahun 1966 saja, inflasi Indonesia sudah berada di angka 600 persen. Wah, kebayang nggak sih separation ada kondisinya saat itu? Hal Ini mengakibatkan banyak harga makanan pokok dan kebutuhan primer naik tinggi.
Masyarakat yang tak puas dengan kebijakan ekonomi pemerintahan Orde Lama pun melakukan protes. Gelombang aksi besar-besaran terjadi di Jakarta, membuat Soekarno pindah sementara ke Istana Bogor sampai kondisi tenang.
Selain meningkatnya inflasi dan ketidakstabilan ekonomi, latar belakang lahirnya Orde Baru juga tak lepas dari persaingan 3 parpol besar saat itu, yakni Partai Komunis Indonesia atau PKI, Partai Masyumi dan Partai NU. Ketiga partai politik ini saling menjegal satu sama lain untuk mendapat kursi terbanyak di parlemen.
Tak hanya itu, Soekarno juga memutuskan untuk mengganti sistem parlemen dengan demokrasi terpimpin. Perubahan tersebut membuat ABRI dan PKI terlibat dalam konflik yang sengit, bahkan PKI berniat mempersenjatai diri untuk melawan ABRI.
Puncak perselisihan antara PKI dan ABRI terjadi ketika gerakan 30 September 1965 atau G30S PKI. Dalam gerakan tersebut, enam pejabat tinggi TNI, termasuk Letjen TNI Ahmad Yani dibunuh secara kejam. Karena peristiwa tersebut, masyarakat Indonesia pun marah pada Soekarno.
Soekarno dituntut untuk menghukum pelaku, namun Soekarno malah tidak melakukan tindakan apapun. Masyarakat yang mulai kecewa dengan pemerintahan Soekarno pun mulai tak mendukung pemerintahan yang Soekarno langsungkan.
Kemudian, hadirnya Tritura juga menjadi penyebab lemahnya pemerintahan Soekarno. Tritura atau Tri (Tiga) Tuntutan Rakyat merupakan sebuah ide perjuangan yang dibuat oleh angkatan ke-66 KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia).
Tritura berisi tuntutan untuk pembubaran PKI, perombakan pada kabinet Dwikora dan penurunan harga barang-barang pokok karena inflasi. Kebijakan Soekarno yang menyulitkan rakyat membuat gerakan Tritura ini mendapatkan banyak dukungan.
Adanya Tritura juga membuat kondisi keamanan, terutama daerah Jakarta, kian mengancam. Banyak tokoh politik meminta Soekarno untuk segera menstabilkan kondisi negara. Presiden Soekarno yang terdesak dengan situasi negara saat itu, akhirnya mengeluarkan Supersemar.
Supersemar atau Surat Perintah 11 Maret 199 juga termasuk dalam latar belakang lahirnya Orde Baru, sebab dalam surat tersebut Soeharto mendapatkan tugas penting. Di dalam Supersemar, Soeharto diberikan wewenang untuk mengambil tindakan apapun guna menjamin keamanan dan stabilitas negara.
Dengan adanya Supersemar, titik awal munculnya Orde Baru akhirnya berkembang dan berubah menjadi pemerintahan baru menggantikan Orde Lama.
Visi Utama Pemerintahan Orde Baru
Sejak keluarnya Supersemar di tahun 1966, Orde Baru menjadi pemerintah baru bagi Indonesia. Untuk mengelola negara, visi utama pemerintahan Orde Baru akhirnya dibentuk. Dalam menjalankan pemerintahannya, Orde Baru menjalankan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar negara secara murni, tanpa adanya penyimpangan.
Dengan kata lain, semua tatanan negara disesuaikan aturannya seperti yang ada di Pancasila dan UUD 1945. Melalui penerapan UUD 1945 dan Pancasila sebagai dasar dalam hidup bernegara, pemerintahan Orde Baru pun melahirkan kebijakan politik, ekonomi, dan sosial yang cukup kuat.
Untuk menjalankan tugas negara dengan lebih baik, Orde Baru membentuk kabinet Ampera yang punya program kerja memperbaiki kehidupan rakyat, melaksanakan Pemilu yang adil, serta melaksanakan kebijakan politik luar negeri bebas aktif.
Selama Orde Baru berkuasa, politik Indonesia berubah, sebab pejabat ABRI di dudukkan di posisi penting, terutama di bagian pemerintahan dan legislatif. Ini tentu berbeda dengan apa yang terjadi di masa pemerintahan Orde Lama.
Selanjutnya di sisi ekonomi, kekacauan yang terjadi di Orde Lama karena adanya inflasi berhasil diperbaiki. Soeharto membuat program swasembada pangan, sehingga masyarakat bisa mendapatkan bahan pangan dengan harga terjangkau.
Apa Ciri Ciri Pemerintahan Orde Baru?
Sistem pemerintahan Orde Baru tentu berbeda dengan Orde Lama. Berikut adalah ciri-ciri yang bisa Sobat Pijar temukan pada sistem pemerintahan Orde Baru.
Dwi fungsi ABRI
Apa yang dimaksud dengan dwi fungsi ABRI? Dwi fungsi ABRI adalah doktrin militer yang menyatakan kalau TNI memiliki dua tugas, yakni menjaga keamanan dan ketertiban negara serta mengatur kekuasaan negara.
Jadi, dwi fungsi ABRI mempunyai peran ganda dalam bidang sosial dan politik. Dengan adanya doktrin Dwi fungsi ABRI ini, maka militer bisa memegang posisi di dalam pemerintahan tanpa batas, Sobat Pijar.
Konsep Massa Mengambang
Floating moss atau konsep massa mengambang merupakan dasar pembangunan politik Orde Baru di daerah pedesaan. Konsep ini dikembangkan dalam bentuk beberapa kebijakan, yakni menyederhanakan jumlah partai politik serta memberlakukan Pancasila sebagai asas tunggal parpol dan ormas.
Korporatisasi Negara
Ciri lainnya dari Orde Baru adalah adanya korporatisasi negara atau lebih dikenal sebagai state corporatism. Dengan kebijakan ini, Soeharto menggunakan kelompok profesi, ormas, organisasi keagamaan, hingga pers sebagai kepanjangan tangan pemerintah.
Sistem Pemerintahan Sentralisasi
Orde Baru menciptakan sistem pemerintahan sentralisasi dengan pemerintahan pusat sebagai pihak yang menentukan berbagai kebijakan. Sistem pemerintahan sentralisasi ini akan membuat pemerintah daerah tak punya banyak kekuasaan.
Oleh karena itu, pemerintah daerah di masa Orde Baru hanya sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah pusat, Sobat Pijar. Dampak pelaksanaan sistem sentralisasi dalam pemerintahan Orde Baru adalah ketimpangan ekonomi, terutama di daerah pusat seperti Jakarta dengan daerah lain.
Program Bantuan Luar Negeri
Guna menunjang berbagai kebutuhan nasional, Orde Baru mendirikan lembaga IGGI atau International Governmental Group for Indonesia. Lewat lembaga tersebut, Indonesia bisa mengusahakan bantuan dari luar negeri. Lembaga ini juga membantu keringanan rescheduling utang Orde Lama.
Sistem Semi Perwakilan
Dengan adanya kebijakan sistem kepartaian, kestabilan politik yang diinginkan oleh Orde Baru akhirnya terwujud. Penerapan sistem semi perwakilan ini mengacu pada adanya UU No 3 Tahun 1985. Meski begitu sistem ini tak bisa menampung semua aspirasi masyarakat secara menyeluruh.
Dampak Positif dan Negatif Orde Baru
Sebagaimana pemerintahan pada umumnya, ada dampak positif dan negatif dari pemerintahan Orde Baru. Ketahui yuk apa saja dampak dari berbagai kebijakan Orde Baru, Sobat Pijar.
Dampak Positif
Orde Baru terkenal karena masa pemerintahan yang panjang, yakni dari tahun 1966 – 1988, kurang lebih selama 32 tahun. Selama pemerintahan tersebut, dampak positif yang Orde Baru berikan untuk Indonesia adalah:
- Program pemerintah berjalan secara kesinambungan, misalnya program Pelita atau Pembangunan Lima Tahun. Pelita berjalan secara terus menerus dari Pelita I sampai Pelita IV, hasilnya pun bisa dirasakan secara signifikan oleh masyarakat.
- Petani lebih sejahtera karena adanya swasembada beras. Dengan petani yang makin sejahtera, maka angka kemiskinan juga menurun.
- Penyebaran Puskesmas di seluruh wilayah Indonesia, sehingga masyarakat bisa menjangkau pelayanan kesehatan dengan lebih mudah.
- Dilangsungkannya Pemilu selama 6 kali selama masa pemerintahan Orde Baru.
- Kondisi politik yang lebih stabil dikarenakan adanya fusi partai politik. Adanya fusi partai politik di masa Orde Baru membuat partai politik yang jumlah dan ideologinya beragam menjadi lebih sederhana karena digabungkan.
- Pembentukan organisasi ASEAN dan kerja sama yang meningkat antar anggota ASEAN, baik di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, hingga pasar bebas.
Dampak Negatif
Pemerintahan Orde Baru bukan berarti tidak memiliki kekurangan, Sobat Pijar. Selama memerintah, Orde Baru juga menerapkan kebijakan yang merugikan masyarakat atau negara, diantaranya:
- Pemerintah memiliki sifat yang otoriter, ini terlihat dengan adanya aturan ketat dari pemerintah terkait kegiatan yang dilakukan masyarakat.
- Atmosfir politik yang tidak sehat, sebab hanya ada satu partai absolut. Partai lainnya hanya menjad tambahan saja agar Indonesia terlihat seperti negara demokrasi.
- Rakyat tidak bisa memilih presiden yang mereka sukai, sebab perwakilan rakyat yang dicanangkan pemerintah hanya lambang saja.
- Orang-orang tertentu di lingkungan penguasa bisa menikmati berbagai kemudahan, terutama dalam urusan bisnis dan ekonomi. Sedangkan masyarakat Indonesia secara umum tak mendapat kesempatan tersebut.
- Tingginya angka korupsi, kolusi dan juga nepotisme di berbagai lembaga pemerintah.
Setelah menguasai Indonesia selama 32 tahun, akhirnya pemerintahan Orde Baru berakhir dan digantikan oleh pemerintahan Reformasi.
_____________________________________________________________
Baca juga: Bentuk Perlawanan Rakyat pada Masa Pendudukan Jepang
Latar belakang lahirnya Orde Baru yang panjang membuat pemerintah Orde Baru membuat berbagai kebijakan yang bisa memperkuat posisinya. Kebijakan tersebut tentunya memberikan dampak yang besar bagi masyarakat Indonesia, baik dampak secara positif ataupun negatif.
Gimana? Jadi semakin tertarik, ya, untuk mempelajari sejarah. Tenang, semua materi sejarah lengkap dengan latihan soalnya bisa banget kamu akses di Pijar Belajar! Pijar Belajar merupakan aplikasi bimbel online yang memuat konten pembelajaran untuk siswa SD, SMP, hingga SMA.
Pastinya semua itu bisa kamu akses kapan pun dan dimana pun, dong!
Yuk, download Pijar Belajar dan rasakan kemudahan belajarnya sekarang juga!