pijarbelajar

Kimia

Korosi: Apa itu Korosi, Reaksi, Proses Terajdinya, Faktor Penyebab dan Cara Menghambatnya

Pijar Belajar

||0 Minute Read|

Review

0

5.0

Korosi: Apa itu Korosi, Reaksi, Proses Terajdinya, Faktor Penyebab dan Cara Menghambatnya image

Isi Artikel

icon-arrow-up

Mungkin kamu sering menemukan benda ini. Benda ini sering ada di pagar besi sekolah kamu, atau di besi-besi lama di sekitarmu. Bentuknya kecoklatan, berbau besi, dan kamu bisa mengeruknya seperti kerak. Iyap benda ini biasa kita sebut sebagai karat. Tapi tahukah kamu, kalau karat ini sebetulnya berasal dari tubuh besi itu sendiri. Proses terbentuknya bisa kita sebut Korosi. Baca artikel ini hingga selesai untuk tau apa itu korosi ya, Sob! 


Apa itu Korosi? 


Logam pada dasarnya mudah berikatan dengan oksigen. Karenanya, saat kamu menambang logam, kamu ga akan menemukan logam murni, melainkan pasti sudah bersenyawa dengan unsur lain terutama oksigen dalam suatu batuan (ore). Saat logam dipisahkan dari oksigen melalui proses ekstraksi metalurgi, dia akan cenderung kembali bersenyawa dengan oksigen di udara dalam kondisi-kondisi tertentu. Proses kembali bersenyawanya logam dengan oksigen inilah yang dikenal sebagai Korosi. 


sumber : Pixnio


Korosi secara alamiah terjadi melalui reaksi elektrokimia antara logam dan oksigen selama unsur-unsur penyebab korosinya terpenuhi. Unsur-unsur tersebut sama dengan unsur dalam proses elektrokimia lain yaitu anoda (logam), katoda (lingkungan/oksigen), elektrolit (bisa air, atau air asin), dan arus elektron/arus listrik. Karena semua unsur ini selalu ada di alam, proses Korosi ini tak dapat dicegah. Namun, kita dapat mengendalikan prosesnya. 


Hasil proses korosi ini biasanya berupa senyawa logam baru yang teroksidasi. Misal, korosi pada besi (Fe) akan menyebabkan lapisan Fe2O3, yang biasa kita kenal sebagai karat. Karat ini biasanya dihindari karena sifat mekanisnya yang tidak menguntungkan dan justru melemahkan struktur besi itu sendiri karena dapat menjadi inisiasi terjadinya patahan pada struktur besi.  


liberty


Atau kasus yang terkenal lain, yaitu Aluminium (Al). Proses korosi pada aluminium akan membentuk lapisan Al2O3 yang berwarna kehijauan. Fenomena ini yang membuat Menara Liberty dan Gedung Istana Negara di IKN berubah dari kecoklatan menjadi kehijauan. Uniknya, lapisan “karat” ini justru dibutuhkan karena dia menempel kuat pada Aluminium di bawahnya sehingga dapat berperan seperti pelindung dari korosi lanjutan bagi Aluminium tersebut. 

 

Reaksi Korosi dan Proses Terjadinya Korosi 

 

Seperti yang sudah kamu baca, Korosi terjadi melalui proses elektrokimia yang kita kenal sebagai reaksi reduksi-oksidasi (redoks). Proses ini bisa kamu lihat dengan jelas di gambar berikut. 


 

Tenang, sini Minjar jelasin. 


Seperti yang kita tahu, elektron dapat berpindah dengan dari suatu unsur ke unsur lain dengan energi tertentu. Nah, elektron juga bisa berpindah secara spontan, tanpa effort, asal potensial elektrodanya bernilai positif.  


Baca juga: Kesetimbangan Kimia: Pengertian, Ciri, Hubungan Kc dan Kp, serta Contoh Soalnya 


Nah, di alam, Fe dan logam-logam lain cenderung lebih mudah melepas elektronnya dan mengalami reaksi oksidasi, makanya nilai potensial elektrodanya negatif. Ini membuat Fe lebih rentan untuk berikatan dengan oksigen yang cenderung menjadi oksidator saat ada elektrolit/perantaranya. 


Saat Fe bersentuhan dengan air, sel elektrokimia akan terbentuk secara alami dengan air sebagai elektrolitnya. Tapi jangan bayangkan sel elektrokimianya seperti yang kita pelajari ya. Yang ada kabelnya dan bejana isinya elektrolit. Sel ini terbentuk seperti gambar di atas. Pada sisi Fe, Fe melepas elektron dan teroksidasi yang artinya berperan sebagai anoda. Nah, elektron yang dilepas oleh Fe bergerak melalui air ke bagian yang berperan sebagai katoda. Elektron tadi kemudian mereduksi oksigen di udara menjadi OH- dan bagian yang terjadinya reaksi reduksi ini berperan sebagai katoda. Nah, seperti yang kita bahas di atas, Fe akan dengan mudah bereaksi dengan OH- menjadi Fe2O3 dengan H+ sebagai sampingannya. Fe2O3 ini yang kita kenal sebagai karat. 

 

 

Faktor Penyebab dan Cara Menghambat 

 

Korosi akan terjadi apabila sel elektrokimia terbentuk. Artinya, jika ada elektrolit yang cukup, terpapar langsung dengan oksigen, dan adanya gerak elektron maka logam akan secara alami terkorosi. Maka, faktor penyebabnya takkan jauh-jauh dari hal-hal tersebut. Berikut beberapa faktor penyebab korosi dan cara pencegahannya. 

 

Baca juga : Halogen: Pengertian, Sifat, Jenis, Pembuatan, dan Kegunaannya 


  1. Air dan kelembaban udara 


Air dapat berperan sebagai elektrolit, tempat elektron dengan mudah berpindah. Semakin banyak logam terpapar air, semakin cepat korosi dapat terjadi. Begitu juga dengan logam yang terpapar langsung dengan udara. Semakin lembab udara, semakin banyak air yang terkandung di dalamnya. 

Cara paling efektif memperlambat laju korosi pada faktor ini adalah dengan melindungi logam dari lingkungan. Salah satunya adalah dengan pelapisan atau coating. Coating dilakukan dengan melapisi logam dengan polimer atau sejenisnya yang bersifat isolator. 


  1. Tingkat keasaman dan salinitas 


Selain air, salinitas (tingkat keasinan) air dan tingkat keasaman air juga sangat berpengaruh pada laju korosi. Semakin tinggi salinitasnya, sifat elektrolitnya akan semakin tinggi dan mempercepat laju korosi. Selain itu, Chlorine (Cl) yang terkandung dalam air asin juga dapat ikut mempercepat laju korosi.  Begitu juga tingkat keasaman air yang menningkatkan sifat elektrolitnya serta juga dapat memecah permukaan logam menjadi ion logam sehingga mempercepat korosi. 

Pencegahan terjadinya korosi melalui faktor ini juga sama dengan faktor sebelumnya, yaitu dengan melindungi permukaan logam dari interaksi langsung dengan lingkungannya. 


  1. Permukaan logam yang tidak rata 


Permukaan yang tidak rata akan cenderung membantuk kutub-kutub muatan antara ujung yang satu dengan ujung yang lain, juga lebih memungkinkan air untuk menetap pada permukaan yang tidak rata tersebut. Hal ini akan meningkatkan kemungkinan terbentuknya sel elektrokimia dan mempercepat korosi. Kita bisa mencegahnya dengan memastikan permukaan logam rata. 


  1. Kadar Oksigen 

Tentunya semakin banyak oksigen yang terkandung dalam lingkungan, laju korosinya akan semakin tinggi. Hal ini karena semakin banyak oksigen yang bisa tereduksi dan membentuk lapisan oksida logam hasil proses korosi. Cara pencegahan korosi melalui faktor ini biasanya dilakukan dengan melapisi logam dengan gas mulia atau nitrogen. Gas ini akan mendorong oksigen agar tidak bersinggungan langsung dengan logam. Namun, metode ini beresiko tinggi dan memiliki penanganan yang sulit. 


  1. Bersinggungan dengan logam lain yang punya potensial elektroda lebih rendah 

Jika logam yang kita punya bersinggungan dengan logam yang punya potensial yang lebih tinggi dalam sebuah larutan elektrolit (air/air asin), maka logam kita akan lebih mudah melepas elektronnya dan lebih cepat terkorosi. Maka, jangan biarkan ada logam lain yang lebih “tahan korosi” berdekatan dengan logam yang kita punya dalam waktu yang lama ya. Namun, faktor ini malah bisa dimanfaatkan menjadi metode pencegahan, yaitu dengan metode anoda korban. 


Baca juga: Senyawa Karbon: Pengertian, Sifat, Jenis, Kegunaan, Tata Nama, dan Contoh Soalnya

----------------------------------------


Nah, itulah materi mengenai korosi yang wajib kamu ketahui, Sobat Pijar! Cukup mudah, bukan? Nah biar makin paham, yuk belajar materi selengkapnya di aplikasi Pijar Belajar! Ada banyak materi Kimia yang bisa kamu akses dalam bentuk video materi, rangkuman, latihan soal, serta pembahasan, lho! Lengkap, ‘kan? 

 

Tunggu apa lagi? Yuk belajar dan download aplikasi Pijar Belajar sekarang juga! 




Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton
logo pijarbelajar

Didukung oleh

logo telkom
logo indihome
Image Maps

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

Image Mail

support@pijarbelajar.id

Image Whatsapp

+62 812-8899-9576 (chat only)

Download Sekarang

playstoreappstore
instagramlinkedIn

© 2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved

Image MapsGedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

Image Mailsupport@pijarbelajar.id

Image Whatsapp+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved