pijarbelajar

Sejarah

Penyebab, Contoh & Peran Indonesia dalam Konflik Asia Tenggara

Pijar Belajar

||0 Minute Read|

Review

0

5.0

Penyebab, Contoh & Peran Indonesia dalam Konflik Asia Tenggara image

Sejumlah negara yang berada di kawasan Asia Tenggara sering dilanda konflik antara satu sama lain. Konflik Asia Tenggara yang paling umum dijumpai adalah sengketa wilayah. Beberapa pulau atau wilayah telah diklaim sebagai milik suatu negara dan lain.


Meskipun saling merebutkan wilayah, tidak semua negara di wilayah Asia Tenggara melakukan penyerangan. Berbagai macam konflik termasuk perebutan wilayah ini ternyata masih bisa diselesaikan dengan damai. Yuk, baca artikel berikut biar lebih paham, Sobat Pijar!


Baca juga: Runtuhnya Vietnam Selatan | Sejarah Kelas XII


Penyebab Konflik Asia Tenggara

Konflik perbatasan di Asia Tenggara sebenarnya sudah bukan menjadi sebuah isu yang baru untuk dibahas. Ini sudah menjadi isu lama yang kerap terjadi diantara beberapa negara yang merupakan anggota ASEAN.


Ada banyak sekali faktor yang menjadi penyebab timbulnya berbagai konflik perbatasan di Asia Tenggara. Mulai dari posisi geografis, latar belakang yang berbeda, kepentingan nasional, ukuran negara, status ekonomi dan lainnya.


Masalah perbatasan ini sudah menjadi duri dalam daging yang sangat sulit untuk menemukan solusinya. Mekanisme untuk menyelesaikan masalah ini ditangani oleh Tribunal Internasional dalam bidang kelautan atau ITLOS.


Hal ini sudah disesuaikan dengan mandat United Nations Convention on The Law of The Sea (UNCLOS). Akan tetapi, Tribunal Internasional mengharuskan kedua negara terkait untuk melakukan negosiasi lebih dalam. 


Setelah proses bilateral, konflik Asia Tenggara akan melibatkan pihak lain seperti Mahkamah Internasional. Sampai pada akhirnya menemukan jalur damai, sehingga tidak memicu konfrontasi dan perang dengan senjata.


Konflik di Asia Tenggara

Konflik Asia Tenggara selalu menjadi sorotan dengan melibatkan beberapa negara seperti Indonesia, Cina, Thailand, Filipina dan lainnya. Adapun deretan konfliknya yang masih belum terselesaikan adalah sebagai berikut:


Sengketa Pulau Sipadan dan Ligitan

Ini merupakan sengketa antara Malaysia dan Indonesia atas perebutan dua pulau yang ada di Selat Makassar. Pulau tersebut adalah pulau Sipadan yang memiliki luas 50.000 m2 dan pulau Ligitan dengan luas 18.000 m2.


Latar belakang sengketa pulau Sipadan dan Ligitan ini bermula ketika masing-masing negara menambahkan pulau tersebut dalam batas wilayahnya. Malaysia dan Indonesia akhirnya sepakat agar Ligitan dan Sipadan dikategorikan dalam kondisi statusquo.


Statusquo menandakan bahwa kedua pulau tersebut tidak boleh dijamah ataupun dimanfaatkan sama sekali. Dampak sengketa Pulau Sipadan dan Ligitan membuat Indonesia mengalami kehilangan sebagian besar dari wilayahnya. 


Namun sayangnya, Malaysia ternyata melanggar kesepakatan yang sudah dibuat sebelumnya. Peluang ini justru dimanfaatkan untuk membangun mercusuar, fasilitas pariwisata dan tempat perlindungan satwa penyu.


Proses penyelesaian sengketa dari kedua negara ini dilakukan melalui International Court of Justice). Pada sidangnya tahun 2002, berbagai bukti yang telah diberikan Malaysia telah memperkuat posisinya untuk menguasai pulau Sipadan dan Ligitan.


Konflik Laut Cina Selatan

Latar belakang konflik laut Cina Selatan tak lepas dari klaim sepihak negara kawasan terkait kepemilikan batas perairan tersebut. Klaim ini terjadi saat China mulai memproduksi peta LCS yang memiliki 9 garis putus pada tahun 1947.


Peta LCS menyebutkan bahwa wilayah yang ada pada lingkaran garis tersebut dianggap teritorinya, termasuk Paracel dan Spratly. Untuk menjaga klaimnya, China telah mendirikan pulau buatan, fasilitas militer dan kapal perang di perairan tersebut.


Klaim ini menimbulkan ketegangan dari negara lain yang sama-sama mengklaim bahwa mereka berhak untuk wilayah tersebut. Seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Taiwan, Vietnam, dan Filipina sesuai dengan aturan ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif).


Akhir konflik laut China selatan sudah disebutkan dalam keputusan Mahkamah Arbitrase Internasional pada tahun 2016. Mahkamah Arbitrase PBB menyebutkan bahwa China tidak mempunyai dasar hukum untuk menguasai perairan di LCS (Laut China Selatan).


Konflik Thailand dan Kamboja

Daftar negara yang sering terkena konflik di Asia Tenggara selanjutnya adalah Thailand dan Kamboja. Konflik Asia Tenggara ini terjadi karena adanya sengketa dalam kepemilikan Kuil Preah Vihear. Kuil ini berada diantara distrik Kantharalak di Thailand dan distrik Choam Khsant di Kamboja.


Pada tahun 2008, UNESCO telah memasukkan kuil kuno tersebut dalam daftar budaya dunia. Hal ini mendapatkan sambutan baik oleh masyarakat Kamboja, tetapi justru menjadi masalah bagi Thailand. 


Akhirnya terjadi kontak senjata yang dilakukan oleh tentara Thailand dan Kamboja di sekitar kuil pada 15 Oktober 2008. Thailand meminta secara langsung pada Dewan Keamanan PBB untuk menyiapkan pasukan pemelihara perdamaian.


Namun, PBB justru mengambil jalur diplomasi diantara kedua belah pihak dan Ketua ASEAN yaitu Natalegawa. Jalur ini membuat Thailand diwakili oleh Menlu Kasit Piromya dan Kamboja diwakili Hunsen. Penyelesaian konflik Thailand dan Kamboja berakhir secara damai tanpa peperangan.


Perang Indochina

Perang Indocina merupakan peperangan yang terjadi di kawasan Asia Tenggara sejak tahun 1946 sampai 1991. Konflik Asia Tenggara ini bermula ketika pasukan komunis indocina menyerang pasukan dari sejumlah negara. Mulai dari Amerika, Prancis, Vietnam Selatan, Tiongkok, Kamboja, dan Laos.


Peperangan tersebut dibagi dalam 3 periode, yakni Perang Indochina I, Perang Indochina II, hingga Perang Indochina III. Perang Indochina I dikenal dengan Perang Prancis - Vietnam dimulai pada tanggal 1946 sampai 1 Agustus 1954. 


Perang Indochina II dikenal dengan Perang Vietnam terjadi pada tanggal 1 November 1955 sampai 30 April 1975. Pasukan yang berperang yaitu Vietnam Utara dan Vietnam Selatan yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat.


Sedangkan perang Indochina III merupakan periode konflik berkepanjangan setelah kemenangan pasukan komunis dalam Perang Vietnam. Perang dalam periode ini meliputi Perang Kamboja-Vietnam, Perang Tiongkok-Vietnam dan pemberontakan anti komunis di Laos.


Peran Indonesia dalam Konflik Asia Tenggara

Indonesia termasuk anggota ASEAN yang memiliki peran penting untuk membantu mengatasi konflik Asia Tenggara. Keterlibatan Indonesia dalam menyelesaikan berbagai konflik tersebut cukup banyak, diantaranya:

  1. Peran Indonesia dalam konflik Thailand dan Kamboja adalah menjadi mediator untuk mewujudkan kedamaian diantara keduanya terkait wilayah perbatasan. Selama proses penyelesaian konflik, Indonesia didukung oleh Amerika Serikat untuk menciptakan situasi yang aman di Kamboja.
  2. Dalam perang Indochina, Indonesia berupaya menyelesaikan konflik dengan melakukan JIM (Jakarta Informal Meeting). JIM bertujuan untuk mengadakan perundingan terkait perdamaian antara Vietnam dan Kamboja yang dimediasi oleh Indonesia.
  3. Keberhasilan Indonesia dalam mengadakan JIM telah diapresiasi oleh DK (Dewan Keamanan) PBB. Peran Indonesia masih berlanjut dengan mengirimkan pasukan Kontingen Garuda untuk memastikan keamanan transisi pemerintahan di negara Kamboja.
  4. Indonesia melakukan pendekatan politik secara netral untuk mengatasi sengketa Laut China Selatan. Meskipun begitu, tidak terlibat langsung pada sengketa wilayah tersebut dan masih netral sebagai mediator.
  5. Peran Indonesia yang tak kalah penting adalah mendukung kerja sama keamanan maritim supaya semakin kuat. Misalnya dalam menanggulangi isu unregulated fishing, unreported, dan ilegal. Ini dilakukan mudah dengan menggagas Implementasi EAS (Statement on Enhancing Regional Maritime Cooperation) pada 2015. 


Baca juga: Politik Apartheid - Sejarah, Latar Belakang dan Dampaknya

_______________________________

Konflik Asia Tenggara yang terjadi di beberapa negara umumnya tak lepas dari sengketa wilayah. Meskipun satu negara saling berebut wilayah, namun tidak ada yang berakhir dengan perang. Indonesia juga turut menyelesaikan konflik tersebut dengan menjadi mediator untuk menciptakan kedamaian.


Jika Sobat Pijar ingin melatih kemampuan untuk persiapan ujian sekolah atau semester, yuk belajar di Pijar Belajar! Kamu bisa berlatih soal-soal dengan tingkat kesulitan yang bervariasi lengkap dengan pembahasannya, lho! Dijamin deh kamu bisa lebih siap lagi dalam menghadapi ujian di depan mata!


Tunggu apa lagi? Yuk, unduh Pijar Belajar sekarang juga!


Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton
logo pijarbelajar

Didukung oleh

logo telkom
logo indihome
Image Maps

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

Image Mail

support@pijarbelajar.id

Image Whatsapp

+62 812-8899-9576 (chat only)

Download Sekarang

playstoreappstore
instagramlinkedIn

© 2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved

Image MapsGedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

Image Mailsupport@pijarbelajar.id

Image Whatsapp+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved