3 Contoh Konflik Amerika Latin dan Latar Belakangnya

Negara-negara bagian dari kawasan Amerika Latin ternyata juga sering terlibat berbagai macam konflik. Hampir semua konflik Amerika Latin berlangsung dalam waktu yang cukup lama hingga beberapa dekade. 

Konflik yang terjadi berkepanjangan ini tentu memakan ratusan hingga ribuan korban warga sipil. Seperti konflik internal di Kolombia yang terjadi antara pemerintah Kolombia dan beberapa kelompok pemberontak. Kerusuhan ini bahkan dianggap sebagai konflik terbesar di regional Amerika Latin.

Baca juga: Latar Belakang Revolusi Amerika dan Sejarahnya

Latar Belakang Konflik Amerika Latin

Amerika Latin dikenal sebagai salah satu kawasan di Benua Amerika dengan sumber daya melimpah. Kekayaan inilah yang membuatnya memegang posisi penting dalam proses kerjasama internasional. 

Meskipun begitu, kawasan ini juga sering terlibat berbagai konflik internal ataupun antar negara. Salah satu faktor pemicu timbulnya konflik di Amerika Latin adalah ketidakstabilan politik. 

Negara di Amerika Latin dengan kondisi politik tidak stabil yaitu Argentina, El Salvador, Guatemala, Ekuador, Bolivia, dan lainnya. Biasanya disebabkan oleh sistem pemerintahan otoriter, konflik internal dan kudeta militer. 

Selain itu, eksploitasi ekonomi yang dilakukan secara besar-besaran juga memicu ketidakpuasan dan konflik. Seperti sumber daya alam yang tidak dikelola dengan baik dan adil untuk kepentingan masyarakat. Hal ini terjadi karena pihak-pihak tertentu lebih mengutamakan kepentingan asing atau elit lokal.  

Tak hanya itu, gejolak konflik-konflik Amerika Latin ternyata juga disebabkan oleh campur tangan dari pihak asing. Campur tangan yang dimaksud berupa dukungan untuk rezim otoriter ataupu intervensi militer secara langsung.

Konflik di Amerika Latin

Konflik berkepanjangan di Amerika Latin secara umum sangat mengganggu stabilitas internasional dikawasan tersebut. Jika penasaran, berikut ini adalah berbagai konflik Amerika Latin yang perlu diketahui:

Konflik Kolombia

Sejarah konflik Kolombia sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 1964 sampai dengan 2016. Konflik ini melibatkan pemerintah kolombia, sindikat kriminal (kartel-kartel narkoba), pasukan gerilyawan sayap kiri (ELN dan FARC-EP) dan paramiliter sayap kanan (AUC).

Mereka saling bertarung dengan tujuan untuk menguasai beberapa wilayah yang ada di Kolombia. Konflik Amerika Latin ini secara historis berakar pada tindakan agresi dan penyerangan yang disebut dengan La Violence.

Menurut informasi dari Pusat Memori Sejarah Nasional Kolombia, setidaknya ada 220.000 korban yang tewas dalam peristiwa ini. Korban tersebut mencakup warga sipil Kolombia dan anggota dari pasukan perang.

Berbagai upaya sudah dilakukan oleh beberapa pihak terkait untuk mengakhiri konflik yang terjadi. Namun, semua tindakan yang sudah dilakukan antar pihak terkait masih belum menemukan titik terang. Sampai akhirnya melibatkan pihak penengah seperti Norwegia dan Kuba untuk menciptakan kedamaian.

Konflik Peru 

Perang Peru merupakan konflik bersenjata yang terjadi antara pasukan gerilya Maois Shining Path dan pemerintah Peru. Konflik Amerika Latin ini berlangsung mulai tahun 1980 sampai akhir 2020. 

Saat pertempuran semakin intensif, pasukan pemberontak telah melakukan pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia). Hal ini karena banyak sekali rakyat sipil yang dihilangkan secara paksa dan dibantai tanpa sebab.

Kerusuhan tersebut telah memakan korban sekitar 50.000 sampai dengan 70.000 jiwa. Bahkan, ini menjadi perang yang paling berdarah sepanjang sejarah Peru. Tingginya angka kematian ini mencakup warga sipil, karena memang menjadi target utama bagi pemberontak.

Pada tahun 2000, peperangan mulai mereda sehingga jumlah kematian mulai mengalami penurunan secara signifikan. Konflik ini terjadi selama 40 tahun, sehingga menjadi konflik internal paling lama setelah Konflik Kolombia. 

Konflik Venezuela dan Kolombia

Penyebab konflik Venezuela dan Kolombia ada pada kepentingan politik dan ideologi yang jauh berbeda. Kolombia mengusung ideologi yang berkiblat pada Amerika Serikat, sedangkan Venezuela sangat anti terhadap Amerika Serikat.

Masalah terkait perbedaan ideologi semakin mencuat setelah Venezuela dipimpin oleh Hugo Chavez pada tahun 1998. Kemenangan Chavez telah membuat haluan politik Venezuela mengalami perubahan secara drastis.

Secara personal, presiden Hugo Chavez adalah seseorang yang memiliki haluan politik sosialis. Kepribadiannya ini ternyata mempengaruhi alur pemerintahannya selama memimpin Venezuela.

Sementara itu, Presiden Kolombia adalah Andreas Pastrana yang terkenal sangat anti sosialis. Andreas sangat pro terhadap mereka sehingga berbanding terbalik dengan Kolombia.

Baca juga: Apa Saja Peran Indonesia Dalam Perdamaian Dunia? Simak Informasi Selengkapnya

__________________________________________

Konflik Amerika Latin memiliki latar belakang yang bisa dibilang sangat kompleks. Mulai dari faktor sejarah, ekonomi, potik, sosial dan masih banyak lagi. Berbagai upaya seperti bernegosiasi dengan FARC-EP dilakukan untuk menyudahi konflik yang terjadi di kawasan tersebut.

Wah ternyata Amerika Latin merupakan daerah yang punya cukup banyak intrik dan konflik ya, Sobat Pijar? Semoga artikel ini membantumu memahami apa yang terjadi di sana. Eits, tertarik untuk mendalami penyebab dan akibat dari konflik-konflik dunia lainnya? Yuk, belajar dengan mudah di aplikasi Pijar Belajar! Kamu bisa mengakses ratusan hingga ribuan konten untuk bidang studi Sejarah, Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Bahasa Indonesia, hingga Bahasa Inggris, lho!

Yuk, unduh aplikasi Pijar Belajar sekarang juga!