Kerajaan Mataram Islam, Masa Kejayaan, Keruntuhan, Hingga Peninggalannya
Pijar Belajar
||0 Minute Read|Review
0
Isi Artikel
Sobat Pijar sudah tahu belum kalau Kerajaan Mataram Islam itu berbeda dengan Kerajaan Mataram Kuno? Kerajaan Mataram Kuno dikenal juga dengan Kerajaan Mataram Hindu yang berdiri pada abad ke-8, sementara Kerajaan Mataram Islam berdiri di abad ke-16. Jadi, bisa disimpulkan, sejarah Kerajaan Mataram Kuno tidak berhubungan dengan Kerajaan Mataram Islam.
Di bawah ini kita akan membahas tentang sejarah Kerajaan Mataram Islam dengan lengkap, mulai dari sejarah, kehidupan sosial, politik, hingga puncak kejayaannya. Jadi, simak penjelasan di bawah ini sampai tuntas, yuk!
Baca juga: Sejarah Kerajaan Mataram Kuno, Masa Kejayaan Hingga Keruntuhannya
Sejarah Kerajaan Mataram Islam
Apa yang dimaksud dengan Kerajaan Mataram Islam? Kerajaan ini didirikan oleh Panembahan Senopati di abad ke-16. Awalnya, ini adalah bagian dari Kesultanan Pajang yang dipimpin oleh Ki Ageng Pamanahan. Hingga akhirnya, Kerajaan Mataram Islam berdiri pada tahun 1586 dan takhta diserahkan ke Panembahan Senopati yang menjadi raja pertamanya.
Kerajaan Mataram Islam sangat kuat dan besar. Namun, menjelang tahun 1755, Mataram Islam mengalami konflik perpecahan dan pada 13 Februari 1755 disepakatilah Perjanjian Giyanti yang membagi wilayah Kerajaan Mataram Islam menjadi dua, yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta, yang masih ada hingga saat ini.
Raja-raja Mataram islam merupakan keturunan dari Ki Ageng Sela dari Demak. Namun, karena adanya pergantian kekuasaan yang rumit pada saat itu, banyak wilayah Kerajaan Mataram Islam yang ingin berdiri sendiri. Akan tetapi, Panembahan Senopati berhasil menguasai dan mengekspansi area kekuasaan Mataram Islam.
Berikut ini silsilah Kerajaan Mataram Islam:
1. Ki Ageng Pamanahan
Ia adalah pendiri desa Mataram dua tahun 1556. Desa ini yang kemudian menjadi cikal-bakal Kerajaan Mataram Islam. Desanya berupa hutan lebat, yang kemudian dibuka oleh orang-orang Ki Ageng Pamanahan. Nama hutannya adalah alas Mentaok.
2. Panembahan Senopati
Nama aslinya adalah Raden Danang Sutawijaya yang merupakan senopati Kerajaan Pajang. Ayahnya adalah raja dari desa di Mataram. Kerajaan Mataram Islam berdiri karena Sultan Pajang, Sultan Hadiwijaya, meninggal dunia dan digantikan oleh Pangeran Benawa. Panembahan Senopati dan Pangeran Benawa setuju untuk menggabungkan wilayah, hingga akhirnya terbentuk Kerajaan Mataram Islam.
3. Hanyokrowati
Raden Mas Jolang adalah putra Panembahan Senopati. Ia adalah raja yang tangguh dan cekatan. Meski mengalami berbagai kesulitan, tetapi Hanyokrowati berhasil mengatasinya dengan baik dan Mataram Islam tetap berkembang.
4. Hanyokrokusumo
Sultan ketiga yang lebih dikenal dengan sebutan Sultan Agung ini adalah yang memerintah di masa kejayaan Kerajaan Mataram Islam. Ia adalah salah satu raja paling populer di silsilah Mataram Islam. Pemberani, ia bahkan tak gentar dengan VOC.
Kondisi Politik Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan Mataram Islam menggunakan sistem pemerintahan feodalisme. Jadi, para bangsawanlah yang memegang kekuasaan di berbagai bidang. Raja pertama Mataram Islam, Panembahan Senopati, mengalami masa sulit di masa pemerintahannya karena area di sekitar Kerajaan Mataram Islam ingin memberontak. Oleh karena itu, ia terus menaklukkan dan berekspansi untuk menguasai tanah karena dalam feodalisme, seluruh tanah merupakan milik raja.
Para bupati yang berusaha melepaskan diri akhirnya takluk di bawah pemerintahan Panembahan Senopati, dan menjadi perpanjangan tangannya. Wilayah Kerajaan Mataram Islam pun meluas dari Jawa Tengah hingga ke Jawa Timur.
Kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan Agung dari tahun 1613-1645. Kerajaan ini sangat kuat, bahkan menjadi salah satu ancaman bagi VOC. Sultan Agung pernah menyerang VOC ke Batavia hingga beberapa kali.
Kondisi Sosial Kerajaan Mataram Islam
Sehubungan dengan kondisi politiknya yang feodal, kehidupan sosial Kerajaan Mataram Islam juga sangat membedakan antara keluarga bangsawan dan rakyat biasa. Raja memiliki seluruh tanah kekuasaannya, karena itu rakyat hanya menggarap tanah tersebut.
Oleh karena Panembahan Senopati memperluas wilayahnya, Kerajaan Mataram Islam menjadi kerajaan bercorak Islam paling besar di Pulau Jawa. Dilanjutkan dengan Sultan Agung, yang berambisi untuk menyatukan Pulau Jawa menjadi kerajaan Islam.
Karena pengaruh agama Islam yang kuat inilah kehidupan sehari-hari warganya juga sangat terpengaruh oleh syariah Islam. Meski begitu, tentu tradisi dan budaya Jawa tetap kuat. Sehingga di banyak area kehidupan sosialnya merupakan perpaduan antara ajaran Islam dan turun-temurun dari budaya Jawa.
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan Mataram Islam didirikan oleh Panembahan Senopati berlokasi di Kotagede yang merupakan daerah pedalaman. Karena itu, warganya menggantungkan ekonomi mereka dari hasil pertanian. Kerajaan ini sama sekali tidak memanfaatkan area pesisir.
Selain itu, pemerintah Kerajaan Mataram Islam juga mendapatkan penghasilan dari penarikan upeti, utamanya di wilayah kekuasaan mereka yang menghasilkan beras. Pada masa kejayaan Kerajaan Mataram Islam, warganya termasuk hidup cukup makmur.
Peninggalan Kerajaan Mataram Islam
Sebagai salah satu kerajaan yang termasuk maju di Pulau Jawa pada masanya, Kerajaan Mataram Islam memiliki berbagai peninggalan yang masih bisa kita lihat hingga kini. Karena letak Kerajaan Mataram Islam berpindah-pindah, karena itu peninggalannya ditemukan di beberapa area. Berikut ini beberapa di antara peninggalannya:
Kerajinan Perak
Pada masa Kerajaan Mataram Islam, beberapa warganya bekerja sebagai pengrajin perak. Hal ini dilakukan turun-temurun hingga sekarang. Di Kotagede saat ini masih ada pengrajin perak, bahkan perak masih menjadi komoditas utama.
Masjid Jami Pakuncen
Berada di Tegal Arum, Kabupaten Tegal, Masjid Jami Pakuncen didirikan oleh Sunan Amangkurat I. Masjid ini pada masanya merupakan salah satu tempat penting untuk menyebarkan agama Islam. Masih berdiri hingga kini, warga sekitar masih ke masjid ini untuk beribadah.
Kitab Serat Sastra Gendhing
Kitab ini ditulis oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo, salah satu raja Kerajaan Mataram Islam yang paling terkenal. Lebih sering disebut sebagai Sultan Agung, raja membuat kitab ini sebagai pedoman hidup trah Mataram.
Kitab Serat Sastra Genthing merupakan salah satu sumber sejarah Kerajaan Mataram Islam. Di dalamnya terdapat berbagai ajaran kebijakan. Di antaranya adalah tentang politik, sosial, tasawuf, filsafat, hingga mistis.
Kalang Obong
Sobat Pijar pernah melihat upacara Ngaben di Bali? Kalang Obong kurang lebih fungsinya sama dengan Ngaben, yaitu upacara kematian. Yang membedakan adalah pada Ngaben yang dibakar adalah jasad orang meninggal, sementara di Kalang Obong yang dibakar adalah pakaian serta barang milik orang yang meninggal dunia.
Makam Imogiri
Pemakaman di Imogiri adalah salah satu kompleks pemakaman yang populer di Jawa Tengah. Di sini merupakan kompleks pemakaman para raja Mataram Islam dan juga keluarganya. Tempat ini dinamakan Pasarean Imogiri atau Pajimatan Girirejo. Sultan Agung sengaja membangunnya untuk para raja dan keluarganya.
________________________________________________________
Baca juga: Sejarah Kerajaan Demak, Masa Kejayaan, Hingga Keruntuhannya
Sekarang Sobat Pijar sudah tahu rangkuman tentang sejarah Kerajaan Mataram Islam, kan? Mulai dari pendiri Kerajaan Mataram Islam, lokasi Kerajaan Mataram Islam, hingga masa kejayaan, dan peninggalannya semua dirangkum dengan jelas. Kalau kamu mau tahu tentang sejarah kerajaan lainnya di tanah air, pastikan mengunjungi website Pijar Belajar karena infonya lengkap!
Yuk, download Pijar Belajar atau klik banner di bawah ini untuk mulai belajar seru sekarang!