Hujan Es: Pengertian, Proses dan Dampaknya
Pijar Belajar
||0 Minute Read|Review
5.0
Sobat Pijar pernah melihat konten viral hujan es di Indonesia? Bentuknya menyerupai bola-bola es dengan ukuran beragam, yaitu dari beberapa milimeter sampai sentimeter. Hujan yang turun biasanya disertai dengan badai petir dan angin yang cukup kencang.
Fenomena cuaca ini bisa terjadi di beberapa wilayah, termasuk tropis dan subtropis. Lalu, apa faktor yang menyebabkan hujan es di daerah tropis? Bagaimana proses terjadinya? Supaya tak bingung, sebaiknya simak terus pembahasannya berikut ini.
Baca juga: Proses Terjadinya Hujan Seperti Apa, Ya?
Kenapa Hujan Es Terjadi?
BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) menyampaikan bahwa hujan es sudah menjadi kondisi yang wajar dan biasa terjadi. Kondisi ekstrem ini memang terjadi di berbagai wilayah tropis maupun subtropis.
Pengertian hujan es sendiri merupakan peristiwa yang ditandai dengan jatuhnya butiran es dari awan ke atmosfer bumi. Durasi hujan lokal ini berlangsung dalam waktu yang cukup singkat, paling lama hanya 10 menit. Biasanya hanya terjadi dalam waktu tertentu, seperti siang dan sore hari ketika cuaca cerah.
Dalam ilmu meteorologi, hujan yang menghasilkan butiran es ini disebut dengan hail. Hujan lokal ini sebenarnya berupa bongkahan es besar, tetapi saat turun ke bumi akan mencair bersama hujan lebat. Biasanya terjadi saat musim pancaroba, baik peralihan musim hujan ke kemarau atau sebaliknya.
Salah satu faktor penyebab hujan es adalah awan cumulonimbus yang memiliki bentuk padat dan lebat. Awan putih ini dikenal dengan awan petir yang mampu menghadirkan badai kencang, kilat, petir, dan hujan batu es. Keberadaan hujan ini hanya bisa ditemukan di daerah yang memiliki luasan 5 sampai 10 km.
Proses Terjadinya Hujan Es
Proses hujan es di suatu daerah sebenarnya tidak berbeda jauh dengan hujan air pada umumnya. Setidaknya ada 3 proses yang menjadi penyebab utamanya, yakni tahap evaporasi, kondensasi, dan presipitasi. Nah, berikut ini penjelasan selengkapnya dari setiap proses pada hujan batu es tersebut.
Tahap Evaporasi (Penguapan Air)
Sebelum akhirnya jatuh membasahi permukaan bumi, terjadinya hujan es akan melalui proses evaporasi terlebih dahulu. Evaporasi merupakan suatu proses penguapan untuk mengubah air menjadi air atau uap ke lapisan bumi.
Hampir sekitar 71% permukaan bumi ini didominasi oleh air, baik itu air laut, sungai maupun danau. Sinar matahari akan membuat suhu udara panas, sehingga sumber air tersebut menguap menjadi butiran uap air. Air yang menguap akan bergerak menuju atmosfer dan menggumpal sehingga disebut awan.
Namun untuk uap air yang menguap ini tidak menentu karena tergantung dari suhu panas udara. Jika suhunya semakin panas, maka uap air yang akan menguap ke udara juga semakin banyak. Secara tidak langsung juga akan membuat terjadinya hujan semakin deras.
Tahap Kondensasi (Pengembunan)
Setelah tahapan evaporasi sudah membentuk gumpalan awan, proses terbentuknya hujan selanjutnya adalah kondensasi. Kondisi dapat diartikan sebagai suatu proses pengembunan yang umumnya terjadi pada awan. Bagaimanakah penjelasannya?
Dalam tahapan perubahan zat, terdapat proses perubahan wujud dari gas dalam bentuk cair atau pengembunan. Pengembunan akan terjadi jika gas melewati suhu yang lebih rendah atau dingin. Nah, seperti inilah siklus yang terjadi dalam proses kondensasi.
Uap air yang sudah terbentuk sebelumnya akan bergerak naik ke atas akibat terkena cahaya matahari. Hal ini membuat suhu udara yang menyelimuti uap air menjadi semakin dingin. Uap air tersebut secara perlahan akan menjadi titik-titik air yang akhirnya membentuk awan.
Namun, perlu dipahami bahwa tidak semua air yang telah mengembun akan membentuk awan. Sebagian air akan naik menjadi kabut atau bergerak naik membentuk awan, sebagian lagi akan mengembun di sekitar tanah.
Tahap Presipitasi
Proses terakhir yang memicu terjadinya peristiwa hujan es di permukaan bumi adalah tahap presipitasi. Presipitasi ditandai dengan proses mencairnya butiran es di atas awan, kemudian terjatuh menjadi tetesan hujan ke atmosfer bumi.
Awan yang terbentuk akan tertiup dan terbawa oleh angin, sehingga turun hujan di daerah lain dari proses sebelumnya. Titik-titik hujan yang jatuh ke bumi dikarenakan awan yang berisi uap air sudah padat dan beban air tidak mampu ditahan lagi.
Posisi hujan terlalu tinggi dan awan berada di udara dingin akan membuat hujan yang jatuh menjadi es atau salju. Suhu tersebut menjadi semakin dingin ketika dekat dengan darat, hingga akhirnya mencairkan butiran es.
Dampak Hujan Es Secara Umum
Hujan es yang turun ke permukaan bumi biasa disertai dengan badai dan angin yang sangat kencang. Melihat kondisi yang ekstrem seperti ini, masyarakat diharuskan untuk selalu waspada terhadap sebaran polutan yang meluas. Selain itu, hujan es di Indonesia menimbulkan bahaya umum seperti berikut:
Resiko Buruk untuk Kesehatan
Kandungan air yang dihasilkan dari hujan es ini sebenarnya sama dengan hujan biasa. Mungkin hanya memiliki sedikit perbedaan pada bentuknya, dimana butiran es yang dihasilkan lebih besar. Selain itu, hujan lokal ini juga membawa dan menyebarkan polutan yang berasal dari atmosfer.
Untuk kandungan didalamnya berupa gas-gas emisi seperti sulfur dioksida, nitrogen dioksida, karbon monoksida dan lainnya. Ini berarti jika dikonsumsi secara langsung maka bahaya hujan es sangat beresiko untuk kesehatan.
Cedera Pribadi
Cedera pribadi biasanya dialami seseorang ketika hujan yang berlangsung memiliki intensitas besar. Seperti hujan es terbesar yang pernah terjadi di Amerika Serikat dengan diameter butiran es mencapai 20,3 cm atau 8 inci. Ukuran diameter tersebut tentu sangat besar karena mendekati diameter bola voli.
Batu es dengan ukuran sebesar ini tentu bisa membuat seseorang mengalami cedera yang signifikan. Selain itu, jika seseorang mengemudi selama hujan es berlangsung maka bisa memicu kecelakaan bermotor. Bahkan, hujan ini bisa merusak kendaraan seperti badan mobil penyok dan kaca jendela pecah.
Kerusakan Pada Properti atau Bangunan
Hujan dalam kondisi yang cukup deras bisa menimbulkan terjadinya kerusakan pada bangunan gedung atau perumahan. Butiran es yang cukup besar ini mampu merusak bagian dinding, atap, hingga selokan. Selain itu, keberadaannya juga bisa membuat kaca pintu atau jendela menjadi pecah seketika.
Kerusakan pada Tanaman dan Ternak
Makhluk hidup lainnya ternyata juga turut merasakan dampak hujan es, yakni hewan ternak dan tanaman. Butiran es ini mampu melukai hingga membuat tanaman yang ada di sekitar mengalami infeksi. Bila turun dalam skala tinggi, tentu bisa merusak tanaman sepenuhnya hingga menyebabkan kerugian fantastis.
Tak hanya itu, hujan es di Indonesia yang disertai dengan badai petir atau angin kencang juga akan melukai hewan ternak. Kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan struktural dan ekonomi secara signifikan dalam bidang pertanian.
Baca juga: Macam-macam Fenomena Geosfer dan Penjelasannya
__________________________________________
Fenomena hujan es sebenarnya merupakan presipitasi butiran es dalam berbagai ukuran dan bentuk. Keberadaanya berpotensi menimbulkan terjadinya kerusakan pada suatu bangunan, seperti rumah. Meskipun begitu, fenomena ini sudah menjadi hal biasa dan sering terjadi di beberapa daerah.
Nah, tertarik untuk belajar Geografi khususnya fenomena Hujan, Sobat Pijar? Tenang, sekarang kamu bisa mengakses ribuan konten pelajaran di satu aplikasi Pijar Belajar saja! Eits, bukan hanya Geografi lho, ada juga Ekonomi, Sosiologi, Sejarah, hingga Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Lengkap banget, ‘kan?
Tunggu apa lagi? Yuk, unduh Pijar Belajar sekarang juga!