pijarbelajar

Sosiologi

Faktor Penyebab Konflik Sosial dan Dampak yang Ditimbulkannya

Superadmin

||0 Minute Read|

Review

0

5.0

Faktor Penyebab Konflik Sosial dan Dampak yang Ditimbulkannya image

Konflik sosial merupakan suatu permasalahan yang sering terjadi dalam masyarakat. Tahukah Sobat Pijar kalau faktor penyebab konflik sosial dapat terjadi karena berbagai hal, mulai dari perbedaan pandangan, ideologi, hingga persaingan ekonomi.


Sebagai bagian dari masyarakat, penting bagi kita untuk memahami faktor penyebab konflik sosial yang terjadi dan dampak yang ditimbulkannya. Harapannya, tentu saja masyarakat dapat diambil tindakan yang tepat untuk mengatasi konflik sosial tersebut.


Baca juga: Disintegrasi Sosial – Pengertian, Faktor Penyebab, Dampak dan Contohnya


Pengertian Konflik Sosial

Konflik sosial adalah sebuah situasi di mana terdapat perbedaan, perselisihan, atau ketegangan antara individu atau kelompok dalam masyarakat yang melibatkan tujuan, nilai, kepentingan, atau sumber daya yang berbeda.


Di dalam kehidupan bermasyarakat, masalah ini dapat terjadi dalam berbagai tingkatan masyarakat, mulai dari konflik antara dua individu, hingga konflik yang melibatkan kelompok besar atau bahkan negara.


Konflik sosial dapat bersifat fisik maupun non-fisik, dan dapat mengakibatkan dampak yang berbeda-beda pada masyarakat. Misalnya saja kerusuhan, ketidakamanan, diskriminasi, atau bahkan perang.


Meski demikian, jika Sobat Pijar menelaah lebih lanjut, konflik sosial tidak selalu negatif, karena dalam beberapa kasus konflik sosial dapat memicu perubahan positif dan kemajuan dalam masyarakat. Pembahasannya akan dikupas secara tuntas dalam artikel ini, so, baca sampai akhir ya!


Faktor Penyebab Konflik Sosial

Setelah mengetahui apa itu konflik sosial, sekarang kita masuk ke pembahasan utama mengenai faktor penyebab konflik sosial. Tentunya konflik sosial itu nggak terjadi begitu saja, ya, Sobat Pijar. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan konflik sosial itu muncul. Misalnya seperti perbedaan dan sebagainya. 

Berikut beberapa faktor penyebab konflik sosial yang perlu kamu pahami: 


Perbedaan Antar Individu

Perbedaan antar individu dapat menjadi penyebab terjadinya konflik sosial, karena adanya perbedaan dalam kepentingan, nilai, keyakinan, dan tujuan antar individu atau kelompok.


Adanya perbedaan ini dapat memicu konflik ketika individu atau kelompok tertentu merasa bahwa kepentingan, nilai, atau tujuannya terancam atau terabaikan oleh pihak lain yang berbeda pendapat.


Perbedaan Antar Kebudayaan

Perbedaan antar kebudayaan juga dapat menjadi penyebab terjadinya konflik sosial karena masing-masing kebudayaan memiliki nilai, norma, dan keyakinan yang berbeda.


Ketika individu atau kelompok dari kebudayaan yang berbeda saling berinteraksi, tentu ada kemungkinan terjadinya ketidaksepahamanan, prasangka, stereotip, dan diskriminasi.


Perbedaan Kepentingan

Perbedaan kepentingan juga masuk ke dalam salah satu faktor penyebab konflik sosial. Ketika dua atau lebih kelompok memiliki tujuan atau kepentingan yang berbeda dan saling bertentangan, maka mungkin terjadi konflik antara kelompok-kelompok tersebut.


Faktor ini juga dapat menyebabkan konflik di antara individu dalam satu kelompok atau masyarakat yang sama. Misalnya, ketika sumber daya yang tersedia terbatas, individu atau kelompok-kelompok yang bersaing mungkin akan berkonflik untuk memperebutkan sumber daya tersebut.


Contoh konflik sosial yang bersumber dari perbedaan kepentingan ada banyak sekali dan salah satu contohnya akan dibahas di pembahasan di bawah.


Perbedaan Etnis

Ketika sebuah masyarakat memiliki banyak kelompok etnis yang berbeda, ada kemungkinan terjadinya diskriminasi atau perlakuan yang tidak adil terhadap salah satu atau beberapa kelompok tersebut.


Jika perbedaan tersebut tidak dikelola dengan baik, bisa terjadi ketidakmengertian dan kesalahpahaman antar kelompok, yang kemudian dapat berkembang menjadi konflik sosial. Bahkan, bisa juga terjadi stereotip atau prasangka negatif antar kelompok etnis.


Perbedaan Ras

Faktor penyebab konflik sosial lainnya yang sangat mungkin terjadi adalah adanya perbedaan ras. Konflik ras dapat terjadi ketika sekelompok orang merasa bahwa mereka lebih superior atau lebih baik daripada orang lain berdasarkan rasnya.


Konflik semacam ini sering kali disebabkan oleh ketidakpahaman dan ketidakberpihakan, serta dipengaruhi oleh kepentingan politik, ekonomi, atau sosial tertentu.


Perbedaan Agama

Perbedaan agama seringkali menjadi salah satu faktor utama yang memicu konflik sosial di seluruh dunia. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perbedaan keyakinan, praktik, dan tradisi keagamaan yang dapat menyebabkan ketidaksepahaman, bahkan intoleransi di antara kelompok yang berbeda.


Konflik ini dapat terjadi di tingkat lokal, nasional, bahkan internasional, dan dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama serta meninggalkan dampak yang merugikan bagi seluruh masyarakat.


Teori Konflik Sosial

Sobat Pijar, kamu juga perlu mengetahui beberapa teori konflik sosial yang diungkapkan oleh beberapa pakar sosiologi seperti berikut ini:


Teori Konflik Sosial Menurut Lewis a Coser 

Lewis A. Coser adalah seorang sosiolog Amerika Serikat yang menyoroti bahwa konflik sosial dapat terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antara kelompok-kelompok sosial.


Menurut Coser, penyebab konflik perbedaan kepentingan terjadi ketika sumber daya yang terbatas harus dibagi-bagikan di antara berbagai kelompok, yang pada akhirnya akan menimbulkan perbedaan kepentingan dan persaingan di antara mereka.


Teori Konflik Sosial Karl Marx

Karl Marx merupakan seorang filsuf dan sosiolog Jerman yang terkenal dengan teorinya tentang konflik kelas. Teori konflik sosial menurut Marx adalah adanya konflik sosial terjadi karena ketidakadilan dalam distribusi sumber daya ekonomi.


Kelas pekerja yang memiliki sedikit kontrol atas produksi dan kekayaan menderita di bawah kelas pemilik modal, yang mengambil keuntungan dari kerja mereka dan mempertahankan status quo yang merugikan kelas pekerja.


Teori Konflik Menurut Ralf Dahrendorf

Teori konflik sosial berikutnya datang dari Ralf Dahrendorf, seorang sosiolog Jerman-Inggris. Beliau menyoroti bahwa konflik sosial terjadi karena adanya perbedaan dalam kekuasaan.


Menurut Dahrendorf, kelompok-kelompok sosial bersaing untuk mengambil kendali atas sumber daya, kebijakan, dan lembaga-lembaga sosial, dan perbedaan dalam kekuasaan dapat menghasilkan konflik sosial.

Dahrendorf juga menekankan bahwa konflik sosial dapat menjadi motor utama perubahan sosial, karena menghasilkan dorongan bagi kelompok-kelompok yang lebih lemah untuk mengambil tindakan untuk meraih kepentingan mereka.


Coba uji pemahamanmu tentang teori dan faktor konflik sosial bareng Pijar Belajar dengan klik banner di bawah ini, yuk!



Contoh Konflik Sosial dalam Masyarakat

Ada banyak sekali konflik sosial yang terjadi dalam masyarakat dan bisa dijadikan contoh kasus untuk pembahasan ini. Untuk memudahkan pemahaman Sobat Pijar, di bawah ini merupakan contoh konflik sosial yang diambil berdasarkan faktor-faktor penyebabnya.


Contoh Konflik Sosial karena Perbedaan Antar Individu

Terdapat dua individu yang memiliki pandangan politik yang berbeda. Individu pertama memiliki pandangan politik liberal yang mendukung kebebasan dan hak-hak asasi manusia. Sedangkan, individu kedua memiliki pandangan politik konservatif yang lebih menekankan pada nilai-nilai tradisi dan keamanan.


Ketika terjadi diskusi atau debat mengenai isu politik tertentu, individu pertama dan kedua mungkin memiliki pendapat yang bertentangan satu sama lain.


Ketidaksetujuan pandangan politik ini dapat menjadi penyebab konflik antara kedua individu, terutama jika keduanya tidak mampu mencari titik temu atau jalan tengah untuk menyelesaikan perbedaan pendapat tersebut.


Contoh Konflik Sosial karena Perbedaan Antar Kebudayaan

Salah satu contoh kasus perbedaan antar kebudayaan yang menyebabkan konflik sosial adalah konflik antar etnis di Papua pada tahun 2019. Konflik ini terjadi antara masyarakat asli Papua dan masyarakat pendatang, terutama dari suku Jawa dan Sulawesi.


Masyarakat asli Papua merasa bahwa hak-hak mereka sebagai pemilik tanah dan sumber daya alam tidak dihargai oleh pemerintah dan masyarakat pendatang. Mereka juga merasa bahwa budaya mereka terancam oleh adanya budaya baru dari masyarakat pendatang.


Sebaliknya, masyarakat pendatang merasa bahwa mereka juga memiliki hak atas sumber daya alam di Papua dan merasa diskriminasi oleh masyarakat asli Papua.


Konflik ini berujung pada kerusuhan, kekerasan, dan pembakaran gedung-gedung dan kendaraan di beberapa kota di Papua. Pemerintah Indonesia kemudian mengirimkan pasukan militer dan polisi untuk meredakan konflik ini.


Contoh Konflik Sosial karena Perbedaan Kepentingan

Contohnya adalah konflik antara petani dan pengembang di sebuah desa. Di desa tersebut, terdapat sebidang lahan yang sebelumnya digunakan oleh petani untuk bercocok tanam.


Namun, kemudian seorang pengembang datang dan ingin membeli lahan tersebut untuk membangun sebuah perumahan.


Petani merasa keberatan karena mereka telah bergantung pada lahan tersebut selama bertahun-tahun untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Akan tetapi, pengembang menganggap bahwa lahan tersebut memiliki potensi untuk dijadikan properti yang menguntungkan.


Konflik semacam ini dapat menyebabkan ketegangan dan kebencian antar kelompok, serta dapat mempengaruhi keamanan dan stabilitas desa atau komunitas yang lebih besar. Oleh karena itu, upaya rekonsiliasi dan negosiasi harus dilakukan untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat.


Contoh Konflik Sosial karena Perbedaan Etnis

Salah satu contoh kasus perbedaan etnis yang dapat memunculkan konflik sosial di kehidupan sehari-hari adalah ketika terjadi diskriminasi di tempat kerja.


Misalnya, seorang pekerja dengan latar belakang etnis tertentu mungkin diabaikan untuk dipromosikan atau diberikan tugas penting dalam perusahaan karena perbedaan etnisnya.


Contoh Konflik Sosial karena Perbedaan Ras

Salah satu contoh kasus yang paling terkenal karena perbedaan ras adalah apartheid di Afrika Selatan. Sebagian dari Sobat Pijar pasti sudah pernah mendengar mengenai sejarah ini.


Pada masa tersebut, penduduk kulit putih yang mayoritas adalah keturunan Belanda dan Inggris, menguasai pemerintahan. Mereka pun menerapkan kebijakan diskriminatif terhadap penduduk kulit hitam yang mayoritas, termasuk membatasi hak-hak politik, ekonomi, dan sosial mereka.


Hal ini menyebabkan ketegangan dan konflik yang berkepanjangan antara kedua kelompok ras tersebut dan memuncak pada aksi demonstrasi, perlawanan bersenjata, dan tekanan internasional yang memaksa pemerintah Afrika Selatan mengakhiri apartheid pada tahun 1994.


Contoh Konflik Sosial karena Perbedaan Agama

Salah satu contoh konkret dari konflik sosial yang disebabkan oleh perbedaan agama di skala internasional adalah konflik antara Israel dan Palestina. Konflik ini berakar pada perbedaan agama, di mana mayoritas penduduk Palestina adalah Muslim dan mayoritas penduduk Israel adalah Yahudi.


Konflik ini telah berlangsung selama beberapa dekade dan telah menyebabkan ribuan orang terbunuh dan lebih banyak lagi terpaksa menjadi pengungsi.


Dampak Konflik Sosial

Pembahasan terakhir dalam artikel ini adalah tentang konflik sosial yang dapat memiliki dampak positif maupun negatif pada masyarakat yang terlibat di dalamnya. Penjelasannya adalah sebagai berikut:


Dampak Positif Konflik Sosial

Dampak positif dari konflik sosial bisa berupa penguatan identitas kelompok, peningkatan kesadaran politik, dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi.


Pada beberapa kasus, konflik sosial juga dapat menjadi katalisator untuk perubahan sosial yang positif, seperti penghapusan diskriminasi atau kebijakan yang lebih adil.


Dampak Negatif Konflik Sosial

Dampak negatif dari konflik sosial jauh lebih sering terjadi. Konflik sosial yang berlarut-larut dapat menyebabkan kerusakan fisik dan psikologis pada masyarakat yang terlibat, serta merusak infrastruktur dan kehidupan sosial.


Selain itu, konflik sosial juga dapat menciptakan polarisasi dan memperlebar kesenjangan sosial antara kelompok yang terlibat, serta memperburuk situasi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.


_________________________________________________________________


Baca juga: Gejala Sosial – Pengertian, Faktor Penyebab, Macam-macam, Contoh dan Dampaknya


Dalam rangka mewujudkan perdamaian dan harmoni sosial, kita harus memahami faktor penyebab konflik sosial agar dapat terus berupaya membangun kesadaran, toleransi, dan saling pengertian di antara berbagai kelompok masyarakat. Setuju nggak, Sobat Pijar?


Yuk, pelajari lebih banyak seputar faktor penyebab konflik sosial dan materi Sosiologi lainnya di Pijar Belajar! Aplikasi Pijar Belajar merupakan platform bimbel online terlengkap yang menyediakan berbagai latihan soal lengkap dengan pembahasannya untuk kamu.


Cobain kemudahan belajar bareng dengan download aplikasi Pijar Belajar, yuk!

Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton
logo pijarbelajar

Didukung oleh

logo telkom
logo indihome
Image Maps

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

Image Mail

support@pijarbelajar.id

Image Whatsapp

+62 812-8899-9576 (chat only)

Download Sekarang

playstoreappstore
instagramlinkedIn

© 2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved

Image MapsGedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

Image Mailsupport@pijarbelajar.id

Image Whatsapp+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved