Ciri-Ciri Pantun, Unsur, Jenis dan Contohnya
Pijar Belajar
||0 Minute Read|Review
5.0
Isi Artikel
Kalau kamu suka nonton Upin Ipin pasti sudah nggak asing dengan pantun Jarjit yang “Dua tiga bunga raya, kamu bukan kawan saya.” Terlihat lucu banget, ya. Tapi, meskipun terlihat sederhana, tapi tidak semua orang bisa bikin pantun loh. Terdapat ciri-ciri pantun yang harus dipahami dulu.
Biar kamu makin pinter bikin pantun, materi kali ini akan membahas secara lengkap tentang pengertian pantun, ciri pantun dan contohnya, unsur, jenis dan contohnya. Yuk, langsung saja simak pembahasannya!
Baca juga: Cara Membuat Puisi: Apa itu, Fungsi, Unsur, Jenis
Apa itu Pantun?
Sebenarnya pantun bukan hal yang asing dalam kehidupan masyarakat. Pantun sering ditemukan di tayangan film kartun semacam Upin Ipin, acara komedi di televisi, bahkan dalam tradisi pernikahan Betawi. Kalau kamu orang Betawi pasti sudah sangat familiar dengan tradisi berbalas pantun tersebut, deh.
Tapi apa sebenarnya pengertian pantun? Kita mulai dulu dari KBBI ya. Menurut KBBI, pantun merupakan jenis puisi Indonesia atau Melayu. Sementara menurut Sunarti (2005;11) disebutkan bahwa yang dimaksud pantun adalah bentuk puisi lama yang dari segi bahasanya memiliki keindahan tersendiri karena mengandung rima atau sajak a-b-a-b.
Apa Saja Ciri-ciri Pantun?
Sebenarnya jika menyimak tentang pengertian pantun di atas, kamu bisa dengan mudah mengetahui apa saja ciri-ciri dari pantun yang merupakan salah satu dari jenis puisi lama. Tapi harus diingat ya, kalau pantun beda dengan puisi. Agar lebih jelas, kamu bisa simak ciri-cirinya di bawah ini.
1. Setiap Bait Terdiri dari 4 Baris
Ciri pertama bisa dilihat dari setiap bait pantun yang terdiri dari 4 baris. Meskipun pada contoh pantun Jarjit di awal hanya terdiri dari 2 baris, namun dalam aturan bakunya, sebuah pantun harus terdiri dari 4 baris. Tidak lebih dan tidak kurang agar bisa memenuhi struktur pantun.
2. Setiap Baris Terdiri dari 8 - 12 Suku Kata
Selain mengatur jumlah baris dalam bait, jumlah suku kata dalam pantun juga sudah ditentukan, yaitu terdiri dari 8 sampai 12 suku kata. Dengan begitu maka kata-kata di dalam pantun lebih padat dan jelas.
3. Memiliki Sajak a-b-a-b
Ciri-ciri pantun berikutnya adalah memiliki sajak atau rima a-b-a-b. Sajak merupakan kesamaan bunyi yang biasanya ditemukan dalam sebuah puisi. Nah, sajak dalam pantun ini menjadi salah satu ciri khas tersendiri yang membuatnya jadi berbeda.
4. Baris Pertama dan Kedua Berupa Sampiran
Ciri selanjutnya terletak pada baris pertama dan kedua yang berupa pengantar atau sampiran. Biasanya, sampiran ini tidak berkaitan dengan isi pantun dan sering menunjukkan kebiasaan atau peristiwa dan istilah tertentu. Bukan hanya puitis, sampiran juga sering terdengar lucu.
5. Baris Ketiga dan Keempat Berupa Isi
Berbeda dari baris pertama dan kedua yang sifatnya sebagai sampiran, baris ketiga dan keempat pantun merupakan isinya. Isi pantun bisa berbeda-beda sesuai jenisnya, dan isi tersebut merupakan maksud dari pantun yang disampaikan.
6. Anonim
Ciri pantun bersajak berikutnya adalah tidak mencantumkan nama penulis. Hal ini sangat berbeda dengan karya sastra lainnya yang biasanya mencantumkan nama penulis, seperti puisi. Pantun sendiri lebih sering diucapkan dan disebarkan secara lisan.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pantun merupakan salah satu bentuk puisi lama, seperti syair dan juga gurindam. Tapi, apa, ya, yang membedakan ketiganya?
Perbedaan ciri pantun, syair dan gurindam bisa kamu lihat dalam beberapa hal. Pantun dan syair sama-sama terdiri dari 4 baris dalam setiap baitnya, sedangkan gurindam hanya dua baris. Syair terdiri dari 8-14 suku kata dan gurindam terdiri dari 10-14 suku kata.
Selain itu, pola rima pada syair a-a-a-a sedangkan gurindam a-a, b-b, c-c, dan seterusnya. Pada syair, semua merupakan isi dan tidak memiliki sampiran. Pada gurindam, baris pertama berupa soal dan baris kedua berupa jawaban. Syair menggunakan kata kiasan dan gurindam berisi nasehat.
Sebelumnya sudah dijelaskan mengenai ciri-ciri pantun dan perbedaanya dengan syair dan gurindam. Ada lagi nih istilah pantun rumpang. Pantun rumpang merupakan pantun yang belum lengkap. Jadi ciri-ciri pantun rumpang hanya terdiri dari sampiran saja, belum ada isinya.
Biasanya dalam latihan soal pantun rumpang, kamu akan diminta untuk melengkapi dua baris pertama atau sampirannya dengan isi yang tepat. Isinya harus sesuai dengan ketentuan dan ciri pantun yang telah dijelaskan. Seperti menggunakan sajak a-b-a-b, terdiri dari 8 – 12 suku kata dan ciri-ciri lainnya.
Unsur-unsur Pantun
Kalau sebelumnya sudah membahas tentang pengertian dan ciri-ciri pantun, kali ini kita akan membahas apa saja unsur-unsur pantun. Unsur pantun sendiri ada dua, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Berikut ini penjelasannya:
1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik merupakan unsur yang berasal dari dalam pantun. Seperti alur, tempat dan waktu, tema, tokoh dan lain-lain. Yang menjadi ciri khas dalam unsur intrinsik adalah sajak atau rima dengan bunyi akhiran yang sama. Hal ini jadi daya tarik tersendiri dalam sebuah pantun.
2. Unsur Ekstrinsik
Kalau unsur intrinsik berasal dari dalam, maka unsur ekstrinsik merupakan unsur pantun yang berasal dari luar. Unsur ini merupakan latar belakang yang memunculkan pantun sehingga akan berpengaruh pada isi pantun.
Apa Saja Jenis-jenis Pantun?
Selain memahami ciri-ciri pantun dan unsur yang ada pada pantun, kamu juga perlu mengenal apa saja jenis-jenis pantun agar semakin mudah dalam membuat pantun. Pada dasarnya pantun memiliki banyak jenis dan masing-masing punya ciri khas tersendiri. Jenis-jenis pantun antara lain adalah:
1. Pantun Agama
Sesuai dengan namanya, jenis pantun ini secara khusus memberikan nasihat yang berkaitan dengan nilai-nilai agama. Seperti hubungan manusia dengan Sang Pencipta, ibadah dan nilai-nilai keagamaan lainnya yang sifatnya sangat luas.
2. Pantun Pendidikan
Pantun pendidikan merupakan salah satu jenis pantun yang isinya berupa sekolah, kegiatan belajar, sikap siswa kepada guru, cita-cita dan lain sebagainya. Ciri-ciri pantun pendidikan tidak berbeda jauh dengan pantun pada umumnya. Dari jumlah bait, baris, suku kata dan rima.
3. Pantun Nasehat
Ciri pantun nasehat yang mendasar adalah berisi tentang petuah bijak yang sarat akan nilai-nilai moral. Dengan pantun nasehat, diharapkan hal itu bisa menjadi pengingat kepada siapa saja agar menjadi pribadi yang lebih baik dan berbudi pekerti luhur.
4. Pantun Kiasan
Ciri-ciri pantun kiasan biasanya bisa terlihat dari penggunaan kalimat atau kata-kata kiasan di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa kata-kata dalam pantun kiasan memiliki makna yang tersirat sehingga tidak langsung menunjukkan makna yang sebenarnya.
5. Pantun Jenaka
Salah satu ciri pantun jenaka adalah berisi kalimat yang lucu dan menghibur. Meski begitu, banyak juga loh pantun jenaka yang mengandung nasehat. Dengan kata-kata yang lucu, nasehat bisa diberikan dengan lebih santai.
Macam-Macam Contoh Pantun Singkat
Kalau sudah memahami seluruh pembahasan di atas, kali ini kita akan pelajari beberapa contoh pantun sesuai dengan jenisnya. Dengan adanya contoh tersebut, tentunya kamu akan lebih mudah untuk membuat pantun sendiri menggunakan kalimat yang tepat. Berikut ini contohnya:
1. Contoh Pantun Agama
Ada banyak tema agama yang bisa dijadikan pantun karena agama sendiri sangat luas cakupannya. Kamu bisa membuat pantun tentang pentingnya sholat, pentingnya belajar agama, bersedekah atau berbagai hal yang erat kaitannya dengan nilai-nilai agama.
Agar lebih paham, kamu bisa simak contohnya di bawah ini:
Burung merpati belajar terbang
Turun menukik jalan di darat
Jika adik rajin sembahyang
Tentu selamat dunia akhirat
Naik delman melewati jembatan
Tampak indah alam di depan mata
Meskipun punya harta dan jabatan
Kalau tidak sholat apa gunanya
Memasak ikan lupa bumbunya
Mau makan tapi masih mentah
Buat apa punya banyak harta
Kalau tidak pernah bersedekah
2. Contoh Pantun Pendidikan
Salah satu ciri-ciri pantun pendidikan yang bisa dijadikan dasar untuk membuat pantun adalah isinya yang berupa nasihat tentang sekolah, kegiatan belajar, pentingnya menuntut ilmu, dan lain sebagainya. Sebagai gambaran, kamu bisa simak beberapa contoh dibawah ini:
Pohon kelapa pohon bambu
Tanpa cabang dan tanpa ranting
Banyak harta tapi miskin ilmu
Ibarat rumah tidak berdinding
Jalan-jalan di Kota Banjar
Tidak lupa membeli petai
Kalau adik rajin belajar
Cita-cita akan tercapai
Buah delima merah warnanya
Buah kedondong berduri kasar
Kalau tidak mau susah hidupnya
Mulai sekarang harus belajar
3. Contoh Pantun Nasehat
Sama seperti pantun agama dan pantun pendidikan yang isinya berupa petuah bijak, baik tentang agama maupun pendidikan. Pantun nasehat juga bisa berisi tentang ajaran kebaikan yang temanya bisa sangat luas.
Seperti nasehat tentang hormat kepada orang tua, tentang kehidupan, dan berbagai macam hal yang akan memberikan motivasi dan inspirasi kepada siapa saja yang mendengarnya. Kamu bisa simak beberapa contohnya di bawah ini.
Mentari senja datang menjelang
Tanda malam sudah mau tiba
Buat apa punya banyak uang
Kalau lupa pada orang tua
Memetik jambu dimasukkan keranjang
Ingin pisang dapatnya pepaya
Tidak mengapa jika terus berjuang
Esok atau lusa pasti berjaya
Makan ikan di tepi pantai
Ditemani angin yang segar
Hidup jangan terlalu santai
Harus berjuang dan tegar
4. Contoh Pantun Jenaka
Nah, kalau pantun jenaka sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya yang biasanya berisi tentang hal-hal atau peristiwa lucu. Meskipun sepertinya gampang dibuat, tapi kamu harus tetap memperhatikan aturan baku dalam membuat pantun agar benar dan tepat. Berikut ini contohnya:
Makan jambu sama bijinya
Makan ikan tersisa tulang
Itu sandal ada yang punya
Kenapa juga kau bawa pulang
Buah rambutan buah pepaya
Dimakan enak buat camilan
Kalau besok aku kaya raya
Minta pesawat aku berikan
Buah mangga di atas nampan
Kalau matang manis rasanya
Sudah tahu aku ini tampan
Kenapa kamu tidak percaya
______________________________________________________________
Baca juga: Struktur Teks Hikayat, Ciri-Ciri, dan Contohnya
Pada dasarnya ciri-ciri pantun ada 5, yaitu setiap baitnya terdiri dari 4 baris dan setiap barisnya terdiri dari 8–12 suku kata. Sedangkan sajaknya adalah a-b-a-b dan terdiri dari dua bagian, yaitu sampiran di baris pertama dan kedua dan bagian isi di baris ketiga dan keempat. Bagaimana, sudah paham kan?
Sekarang coba uji pemahamanmu tentang pantun bareng Pijar Belajar, yuk! Lewat Aplikasi Pijar Belajar, kamu bisa mengakses ribuan latihan soal hingga rangkuman dan video materinya kapan aja dan dimana aja. Jadi, kamu bisa belajar dengan lebih mudah, deh.
Ayo download Pijar Belajar atau klik banner di bawah ini untuk mulai belajar seru sekarang!