Aturan Angka Penting dan Notasi Ilmiah, Sudah Tahu?
Pijar Belajar
||0 Minute Read|Review
0
Apakah kamu pernah mendengar istilah angka penting? Dalam matematika, tentunya ada banyak sekali angka yang digunakan. Nah, diantara semua angka itu, nggak semua angka termasuk angka penting, lho. Sebenarnya apa itu angka penting?
Nah, dalam artikel kali ini, Pijar Belajar mau ajak kamu kenalan sama materi dan contoh angka penting matematika kelas 9. Yuk, simak penjelasan tentang definisi, aturan, seperti apa operasional angka penting, sampai contoh soalnya di bawah ini.
Baca juga: Contoh Soal dan Rumus Dilatasi Transformasi Geometri Matematika
Pengertian Angka Penting dan Notasi Ilmiah
Angka penting adalah satuan angka yang menunjukkan ketelitian atau ketidakpastian suatu alat ukur yang digunakan. Ternyata, angka penting nggak cuma dipelajari dalam matematika saja, lho, melainkan ada juga dalam materi fisika. Dalam fisika, angka penting disebut dengan angka berarti atau angka signifikan. Apakah aturan angka penting matematika dan aturan angka penting fisika berbeda? Nanti akan kita bahas di bawah, ya.
Kira-kira apa sih fungsi angka penting itu? Angka penting adalah angka yang didapatkan dari suatu alat ukur. Jadi, perolehannya sangat tergantung dari tingkat ketelitian alat ukur yang digunakan. Misalnya saja menggunakan penggaris, rol meter, timbangan, jangka, mikrometer sekrup, stopwatch, dan lain sebagainya. Nah, fungsi angka penting adalah untuk menunjukkan seberapa akurat dan seberapa telitinya hasil pengukuran kita terhadap suatu besaran tertentu. Hasil perhitungan alat ukur ini juga biasanya berfungsi untuk pembulatan angka penting.
Oleh karena hasil pengukuran sering dibulatkan, makanya kita perlu hasil ukuran yang akurat dan angka penting dinilai sebagai cara yang efisien. Nah, angka penting berhubungan erat dengan notasi ilmiah. Apa itu notasi ilmiah dan apa hubungannya dengan angka penting? Kita akan membahasnya di bawah ini.
Pentingnya Memperhatikan Notasi Ilmiah
Notasi ilmiah bisa didefinisikan sebagai penyajian bilangan bulat antara 1 dan 10 yang dikalikan dengan eksponen 10. Sebagai contoh, misalnya ada bilangan sebesar 7.500.000.000. Penulisan angka nol untuk bilangan ini sangat panjang sehingga terlihat rumit. Oleh karena itu, Sobat Pijar bisa mempersingkatnya dengan cara menulisnya sebagai 75 x 10⁸.
Notasi ilmiah juga berlaku untuk bilangan desimal, lho. Misalnya ada bilangan sebesar 0.000075. Maka cara lain untuk menuliskannya dengan notasi ilmiah adalah 75 x 10⁻⁶. Dengan begitu, angkanya jadi terlihat lebih singkat dan mudah, kan?
Lalu, apa hubungan antara angka penting dan notasi ilmiah? Saat kita menggunakan notasi ilmiah dengan mempersingkat banyaknya angka 0 pada suatu bilangan dengan eksponen 10, maka kita bisa lebih fokus pada bilangan bulatnya saja. Nah, bilangan bulatnya ini bisa disebut sebagai angka penting.
Aturan Angka Penting
Apa yang dimaksud dengan angka penting dan contoh? Seperti semua elemen dalam matematika, pastinya ada aturan pembuatan angka penting dan aturan penulisan angka penting. Dengan begitu, penting banget untuk mempelajari aturan angka penting dan notasi ilmiah supaya nggak salah dalam penggunaannya. Berikut beberapa aturan pembuatan angka penting yang bisa kamu simak.
- Semua angka yang bukan nol dianggap sebagai angka penting. Jadi, misalnya kamu, sebagai Sobat Pijar, mengukur panjang meja dan hasilnya adalah 175 cm. Maka, hasil pengukuran ini memiliki 3 angka penting.
- Angka nol yang berada di antara angka bukan nol dianggap sebagai angka penting. Contohnya, jika kamu, sebagai Sobat Pijar, mengukur berat suatu barang dan mendapatkan angka 2.002 gram. Ini berarti angka tersebut memiliki 4 angka penting. Dua angka nol dalam bilangan 2.002 diapit oleh dua angka bukan nol sehingga angka nol dianggap sebagai angka penting.
- Angka nol yang berada di akhir setelah tanda koma dianggap sebagai angka penting. Sebagai contoh, jika kamu, sebagai Sobat Pijar, melakukan pengukuran luas dan hasilnya adalah 1,70 m². Ini berarti ada 3 angka penting karena angka nol setelah tanda koma masih merupakan bagian dari bilangan. Biasanya, pada pengukuran semacam ini, hasilnya merupakan hasil pembulatan. Misalnya, 1,70 m² merupakan pembulatan dari 1,701 m² atau 1,703 m².
- Angka nol yang digunakan sebagai titik desimal tidak dianggap sebagai angka penting. Setelah mengukur ketebalan kertas, jika hasilnya adalah 0,03 cm, artinya bilangan 0,03 ini hanya memiliki 1 angka penting. Hal ini karena kedua angka nol dalam bilangan tersebut merupakan titik desimal.
- Bilangan puluhan, ratusan, dan ribuan yang dituliskan dalam notasi ilmiah atau diberi garis bawah dianggap sebagai angka penting. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, angka penting dan notasi ilmiah digunakan agar kita lebih fokus pada bilangan bulatnya. Jadi, dalam bilangan 0,03 cm, kita dapat fokus pada angka pentingnya dengan menuliskan 3 x 10⁻² cm. Cara penulisan lainnya adalah dengan menggunakan garis bawah, seperti: 0,03 cm, di mana yang digarisbawahi hanya angka pentingnya saja.
Operasi Angka Penting
Setelah tahu apa saja syarat angka penting, sekarang saatnya mempelajari aturan penjumlahan dan pengurangan angka penting. Berikut ini beberapa cara menghitung angka penting yang perlu dipelajari:
Penjumlahan Angka Penting
Sebelum mengetahui operasional angka penting, kita perlu belajar pembulatan dulu. Angka di belakang koma yang kurang dari 5 dihilangkan, sedangkan yang lebih dari 5 dibulatkan ke atas. Contohnya:
332,64 dibulatkan jadi 332,6
123,79 dibulatkan jadi 123.8
Dalam penjumlahan angka penting, maka hanya boleh ada satu angka tak pasti atau angka taksiran. Apa itu angka taksiran? Angka taksiran adalah angka yang ada di belakang koma. Coba lihat contohnya di bawah ini, yuk!
Contoh:
115.7 + 12.31 + 0.813 = 128,823
Dalam contoh di atas, terlihat bawah angka taksirannya ada tiga yaitu 8, 2, dan 3. Nah, ketiga angka tersebut dibulatkan menjadi 128.8 karena angka 2 dan 3 kurang dari 5.
Pengurangan Angka Penting
Aturan yang sama berlaku di pengurangan, di mana hanya boleh ada satu angka taksiran.
Contoh:
123.456 – 100 = 23.456 = 23.4.
Perkalian Angka Penting
Satu angka taksiran juga berlaku di perkalian.
Contoh:
0.527 x 0.3 = 0.1581 = 0.1
Pembagian Angka Penting
Pada operasi pembagian, aturan yang sama pun berlaku.
Contoh:
72.45 : 10 = 7.245 = 7.2.
Contoh Soal Angka Penting
Berikut ini beberapa contoh soal angka penting:
1. Apakah 3 termasuk angka penting?
Jawaban: Ya, sesuai aturan, semua angka nol termasuk angka penting.
2. Berapa angka penting dari 7.25 + 10.5?
7.25 + 10.5 = 17.75 = 17.75
Hasil 17.75 dibulatkan menjadi 17.8.
________________________________________________________________
Baca juga: Sifat-Sifat Bilangan Berpangkat Positif dan Negatif
Setelah mengetahui aturan angka penting dan contohnya, sudah lebih paham kan tentang apa itu angka penting? Nah, kalau Sobat Pijar ingin mencari tahu lebih lanjut tentang angka penting dan materi matematika lainnya, yuk dapatkan dari situs Pijar Belajar.
Bukan hanya bidang studi matematika saja, lho, yang bisa kamu dapatkan di situs ini. Melainkan ada materi IPA, Bahasa Indonesia, dan masih banyak lagi. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, kunjungi situs Pijar Belajar sekarang juga!