Afiksasi - Penulisan Kata Berimbuhan Prefiks, Sufiks, Infiks, dan Konfiks
Pijar Belajar
||0 Minute Read|Review
5.0
"Ibu sedang memasak makanan", dapatkah Sobat Pijar menemukan kata mana yang merupakan kata berimbuhan dari kalimat tersebut? Yup, kata "memasak" dan "makanan" merupakan contoh kata imbuhan. Proses penyematan imbuhan dalam kata inilah yang disebut dengan afiksasi.
Pemberian imbuhan kepada suatu kata bisa mengubah bentuk dan kelas katanya. Misalnya, kata kerja “minum” apabila diberi imbuhan -an di akhir akan berubah menjadi “minuman” yang merupakan kata benda. Oleh karena itu imbuhan adalah materi bahasa Indonesia yang sangat penting.
Supaya kamu lebih paham, yuk, simak penjelasan tentang afiksasi berikut ini.
Baca juga: Penulisan Singkatan dan Akronim yang Tepat
Apa Itu Afiksasi?
Afiksasi berasal dari kata afiks yang berarti imbuhan ataupun kata baru yang terbentuk karena diberikannya imbuhan terhadap sebuah kata dasar. Pemberian imbuhan pada sebuah kata dasar memiliki fungsi yang sangat luas seperti membentuk kata dasar menjadi kata kerja, kata benda, dan kata sifat.
Oleh karena itu, afiksasi juga diartikan sebagai proses pengimbuhan yakni proses membentuk kata baru dengan memberikan imbuhan atau afiks terhadap kata dasarnya, baik kata dasar tersebut kompleks atau tunggal.
Contoh kata imbuhan yang membentuk kata benda adalah “pelukis” yang berasal dari kata “lukis”. Kata imbuhan juga memiliki fungsi untuk membentuk kata bilangan, yakni kata yang bertugas untuk menyajikan jumlah suatu objek dan urutan objek pada sebuah rangkaian.
Imbuhan yang biasanya digunakan untuk membentuk kata bilangan yaitu ke-, se-, ber- dan lainnya. Sebagai contoh, kata bilangan yang terbentuk dari imbuhan adalah "kedua, ketiga, keempat."
Jenis Kata Berimbuhan
Jenis kata berimbuhan atau afiksasi bisa dibedakan berdasarkan posisi imbuhan tersebut terhadap kata dasar. Jika dilihat dari posisi imbuhan terhadap kata dasar, maka jenis imbuhan bisa dibagi menjadi 5 yakni sufiks (imbuhan di akhir), prefiks (imbuhan di awal), konfiks (imbuhan awal akhir), infiks (sisipan), simulfiks.
1. Prefiks
Jenis kata berimbuhan yang pertama adalah prefiks. Prefiks adalah kata berimbuhan yang imbuhannya diletakkan di depan kata dasar. Jenis kata imbuhan prefiks ada banyak jenisnya dan sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Jenis imbuhan yang ditambahkan pada prefiks ada 5 macam yakni me-, pe-, di-, ke-, ber-, ter-.
a) Imbuhan me-
Untuk awalan me- terdiri dari beberapa macam yakni me-, men-, mem-. meng-, meny-, dan menge-. Akan tetapi, khusus untuk imbuhan meng-, hanya dipakai pada kata dasar yang huruf awalnya k, h, a, dan g. Contoh kata afiksasi ini adalah menghapus, mengasuh, menggambar dan lainnya.
Lalu, untuk imbuhan me- hanya dipakai pada kata dasar yang huruf awalnya ng, m, n, r, l, w, ny dan y. Contoh kata afiksasi dengan awalan me- adalah menyanyi, memakan, meminum, merata(-kan), memaki dan lainnya.
Kemudian, untuk awalan men- hanya dipakai pada kata dasar yang huruf awalnya j, d, t, c, z, dan sy. Contoh kata berimbuhan dengan awalan men- adalah menelpon, mensyukuri, menciduk, mendaki dan lainnya.
Untuk awalan mem- hanya dipakai pada kata dasar yang huruf awalnya b, f dan p. Contoh kata berimbuhan mem- adalah membaca, membawa, memfasilitasi, memukul dan lainnya.
Sedangkan itu, awalan meny- hanya dipakai pada kata dasar yang huruf awalnya s, contoh kata berimbuhan ini adalah menyisir, menyuruh, dan menyusun.
Terakhir, untuk awalan menge- digunakan pada kata dasar yang hanya memiliki satu suku kata saja. Contoh prefiks dengan awalan menge- yaitu mengesah(-kan), mengelem, mengecek dan lainnya.
b) Awalan pe-
Awalan pe- pada kata dasar memiliki manfaat untuk mengubah suatu kata menjadi kata benda. Awalan pe- memiliki banyak variasinya yakni pe-, pem-, pen-, pel-, peny-, peng-, per-.
Untuk awalan pe- dipakai khusus pada kata dasar yang huruf awalnya adalah huruf konsonan atau huruf mati. Contoh awalan pe- adalah pelari, pelantun, pemusik, pesaing dan lainnya.
Untuk awalan per- dipakai khusus pada kata dasar yang huruf awalnya adalah huruf konsonan dan huruf vokal. Contoh kata dengan awalan per- adalah perketat, perhalus dan lainnya.
Awalan pen- dipakai pada huruf awal d, j, c, t. Contoh awalan pen- adalah penari (tari), penakut (takut), pendaki dan lainnya. Awalan pem- dipakai pada huruf awal f, b dan p. Contoh awalan pem- adalah pemakai dan pembeli.
Awalan pel- juga dipakai pada huruf awal konsonan dan huruf vokal. Contoh awalan pel- adalah pelajar. Awalan peny- dipakai pada huruf awal s. Contoh awalan peny- adalah penyihir (sihir) dan penyatu. Awalan peng- dipakai pada huruf awal vokal. Contoh awalan peng- adalah pengiring, pengatur dan pengisi.
c) Awalan di-
Kata dengan imbuhan di- berguna untuk membuat kata kerja yang memiliki makna "perbuatan disengaja". Contoh kata dengan awalan di- adalah didorong yang artinya seseorang sengaja mendorong orang lain.
d) Awalan ke-
Kata berimbuhan dengan awalan ke- berguna untuk mengubah kata dasar menjadi kata benda, kata bilangan dan kata kerja. Awalan ke- yang bermakna "tidak disengaja" biasa digunakan pada percakapan tidak baku sehari-hari misalnya keinjak dan ketendang.
e) Awalan ber-
Awalan ber- fungsinya untuk mengubah sebuah kata dasar menjadi kata bilangan, kata sifat, kata keterangan dan kata kerja. Kata ber- bisa dipakai untuk kata dasar yang huruf awalnya berupa huruf konsonan dan huruf vokal.
Arti dari kata imbuhan dengan awalan ber- bermacam-macam sesuai dengan konteks kata tersebut. Misalnya kata berimbuhan ber- bisa bermakna memiliki untuk kata seperti berduit. Awalan ber- juga bisa berarti sedang mengerjakan, misalnya pada kata berlari, berdiri.
f) Awalan ter-
Kata berimbuhan dengan awalan ter- dapat mengubah kata dasar menjadi kata keterangan, kata kerja dan kata sifat. Awalan ter- bisa dipakai pada kata dengan huruf awal konsonan dan vokal.
Kata dengan awalan ter- bisa bermakna "tidak sengaja" pada kata seperti tertendang dan terinjak. Kata dengan awalan ter- juga bisa bermakna " paling", contoh katanya yakni tercepat, tercantik, terganteng.
2. Sufiks
Jenis kata berimbuhan selanjutnya adalah sufiks. Lantas, apa itu sufiks? Sufiks merupakan kata berimbuhan yang imbuhannya diberikan di akhir dari kata dasar tersebut. Variasi imbuhan yang diletakkan di akhir kata dasar hanya terdiri dari akhiran -an, -nya, -kan, dan -i.
Akhiran –nya pada sufiks adalah akhiran yang berguna untuk menyatakan kepemilikan atas suatu benda atau objek. Akhiran -i dan akhiran -kan pada sebuah kata berguna untuk menyatakan kalimat perintah. Sementara akhiran -an berguna untuk membentuk kata benda dari kata dasar lainnya.
Contoh sufiks pada kalimat adalah sebagai berikut:
a) Cepat pindahkan motor yang diparkir di sebelah sana!
b) Bu Dian baru saja membeli kulkas baru. Kulkasnya ada di pojok ruang berwarna merah.
c) Adi sedang membuat minuman lezat dari buah segar
Akhiran -an selain berfungsi untuk mengubah kata dasar menjadi kata benda tapi juga bisa digunakan untuk menyatakan akibat dari suatu perbuatan. Sufiks an pada kalimat berikut yang bermakna menyatakan akibat adalah "Budi selalu membolos sekolah sehingga ia diberi hukuman tidak naik kelas."
3. Infiks
Infiks adalah kata imbuhan yang diletakkan di bagian tengah dari kata dasar. Oleh karena itu infiks sering disebut sebagai kata sisipan dari kata dasar. Sisipan yang dipakai dalam kata berimbuhan infiks seperti -el, -er, -in, -em dan -in.
Kata sisipan dalam bahasa Indonesia ada banyak contohnya dan sering dipakai dalam percakapan sehari-hari. Beberapa orang bahkan tidak sadar kalau kata sisipan tersebut merupakan afiksasi karena sekilas seperti kata dasar.
Ada banyak contoh infiks yang memiliki arti banyak, berulang-ulang, alat untuk, serta pelaku. Berikut contoh kata sisipan tersebut:
a) Burung pelatuk berasal dari kata patuk yang artinya burung yang mematuk (pelaku)
b) Telunjuk berasal dari kata tunjuk yang artinya alat untuk menunjuk
4. Konfiks
Untuk bisa menggunakan konfiks dengan benar, maka pertama-tama Sobat Pijar harus mengetahui apa itu konfiks. Konfiks merupakan imbuhan yang dipasang di bagian awal sebuah kata dasar dan bagian akhir kata tersebut. Oleh karena itu konfiks juga sering disebut sebagai simulfiks.
Ada beberapa jenis imbuhan yang diletakkan di bagian depan maupun akhir kata dasar. Beberapa jenis imbuhan konfiks adalah per-an, ke-an, di-i, ber-an, peng-an, memper-i, me-kan, di-kan dan sebagainya. Fungsi konfiks imbuhan di awal dan akhir kata adalah mengubah sebuah kata dasar menjadi kata benda.
Contoh konfiks yakni kekuatan, perjuangan, permainan, berlarian dan lainnya.
5. Simulfiks
Simulfiks adalah kata imbuhan yang peletakannya ada di awal maupun akhir sebuah kata sehingga disebut sebagai imbuhan gabung. Beberapa imbuhan simulfiks adalah me-kan, ber-an, me-i, memper-, memper-i, di-kan, se-nya, ter-kan, diper-i, pe-an, ke-an dan lainnya.
Simulfiks adalah kata imbuhan yang dileburkan ke kata dasarnya. Contoh simulfiks pada kalimat seperti di bawah ini:
a) Tas baru yang dipakai Dina ke sekolah sangat mengagumkan
b) Banyak turis asing di Bali yang sangat senang berjemur bermandikan cahaya matahari
______________________________________________________________________
Baca juga: Penggunaan Tanda Baca yang Tepat dalam Kalimat
Afiksasi merupakan materi yang penting dalam bahasa Indonesia karena ada banyak kata imbuhan yang digunakan dalam kehidupan. Kata imbuhan bisa diberikan di depan kata dasar, di tengah, di akhir ataupun awal dan akhir. Kata imbuhan bisa membuat kata dasar menjadi kata benda, kata bilangan dan lainnya.
Yuk, belajar lebih banyak tentang afiksasi bareng Pijar Belajar! Bersama bimbel online Pijar Belajar, nggak cuma belajar materi afiksasi aja, kamu juga bisa belajar banyak materi lainnya, lho.
Download Pijar Belajar dan rasakan kemudahan belajar kapan pun dan dimana pun!